Kiai Haji Ma'ruf Amin (Ketua MUI) bersama Kiai Haji Mustofa Said Aqil Siradj (Ketua Majelis Hubbul Wathon), Kiai Haji Maimun Zubair (sesepuh NU), dan Kiai Haji Kafabih Mahrus Ali (dari Pesantren Lirboyo Kediri) di acara Zikir Kebangsaan di Istana Presiden,1 Agustus 2018.
Sepanjang 70 tahun lebih, baru sekarang ada dzikir bersama di Istana Negara untuk menyambut kemerdekaan Republik Indonesia. Ini adalah wujud komitmen Presiden Jokowi, pemerintah dan semua rakyat untuk meraih berkah.
Demikian ditegaskan Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin dalam acara Dzikir dan Doa untuk Bangsa yang digelar Majlis Dzikir Hubbul Wathon (MDHW) di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (01/08).
“Belum pernah ada zikir dan doa bersama menyambut kemerdekaan selama lebih dari 70 tahun Indonesia merdeka. Tapi sekarang ada karena keinginan Bapak Presiden. Kita semua berharap acara zikir dan doa bersama ini bisa memberi keberkahan bagi bangsa dan negara,” tegas Kiai Ma’ruf yang juga Ketua Umum MUI Pusat.
KH Ma’ruf juga menegaskan bahwa Indonesia adalah negara kesepakatan. Untuk itu, negara Indonesia disebut sebagai darul mitsaq, negara kesepakatan.
“Kita semua harus bersyukur atas kesepakatan beruapa Pancasial dan UUD 1945,” tegas Kiai Ma’ruf yang juga cucu Syeikh Nawawi Banten.
Harapan yang sama juga disampaikan Ketua Umum Majelis Dzikir Hubbul Wathon, KH Musthofa Aqil Sirodj dalam sambutannya. “Zikir dan doa dapat menjadi muhasabah. Melalui zikir dan doa semoga Indonesia bisa menjadi bangsa yang aman dan damai,” katanya.
Presiden Jokowi tiba di halaman depan Istana Merdeka sekira pukul 19.39 WIB. Dirinya tampak mengenakan baju koko dibalut jas hitam, sarung, dan peci hitam.
“Semoga dengan zikir dan doa yang kita lakukan pada malam hari ini dan ini menjadi tradisi. Setiap 1 Agustus setiap tahun akan terus dilakukan zikir dan doa untuk mengucapkan syukur atas rahmat yang diberikan Allah pada bangsa kita Indonesia yaitu kemerdekaan,” ujar Presiden saat memberikan sambutannya.
Tampak hadir mendampingi Presiden dan Wapres dalam zikir kebangsaan ini, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Jaksa Agung Muhammad Prasetyo, dan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar.
Kegiatan dzikir dan doa ini diisi dengan pembacaan tahlil dan kalimat-kalimat tayyibah yang dipimpin Rais Syuriyah PBNU, KH Abdullah Kafabih Mahrus Ali. Selain itu, kegiatan yang dihadiri oleh ulama dan umat Islam dari berbagai daerah itu juga diisi dengan pembacaan shalawat bersama yang dipimpin oleh Habib Ahmad al-Habsyi. Adapun doa penutup dipimpin KH Maemun Zubair.
(Bangkit-Media/Suara-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar