Retno Marsudi - Menteri Luar Negeri
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengusung konsep Indo-Pasifik Indonesia dalam Pertemuan ke-51 Menteri Luar Negeri ASEAN di Singapura, demikian disampaikan dalam keterangan pers Kementerian Luar Negeri yang diterima di Jakarta, Kamis (2/8).
Menlu Retno Marsudi menghadiri rangkaian Pertemuan ke-51 Para Menteri Luar Negeri Negara Anggota ASEAN dan pertemuan terkait lainnya di Singapura pada 1-4 Agustus 2018.
Dalam Forum Menteri Luar Negeri Negara Peserta KTT Asia Timur (East Asia Summit/EAS), Menlu Retno menyuarakan kepentingan Indonesia mengenai penguatan kerja sama di Kawasan Indo-Pasifik.
Isu mengenai Indo-Pasifik merupakan hal yang strategis bagi Indonesia dan ASEAN yang terletak di tengah-tengah atau sebagai poros kedua kawasan, yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
Pemerintah Indonesia menawarkan suatu cara pandang terhadap Kawasan Indo-Pasifik yang diarahkan bagi peningkatan kerja sama di bidang maritim, konektivitas dan agenda pembangunan berkesinambungan.
Konsep Indonesia tentang Indo-Pasifik itu dimaksudkan untuk dapat memberikan nilai tambah bagi mekanisme kerja sama ASEAN yang telah ada saat ini, khususnya untuk memperkuat EAS.
Selain itu, pemerintah Indonesia juga akan memanfaatkan Pertemuan Negara Anggota ASEAN dengan Mitra Wicara untuk menegaskan dan memajukan kepentingan nasional di berbagai isu prioritas.
Rangkaian pertemuan yang diikuti oleh Menlu RI di Singapura diawali dengan Pertemuan Para Menteri Luar Negeri Negara Anggota ASEAN dengan para Wakil Komisi HAM ASEAN, Pertemuan Komisi Kawasan Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara, Sesi Pleno dan Retreat Pertemuan ke-51 Tingkat Menteri Luar Negeri ASEAN, Rangkaian Pertemuan Negara Anggota ASEAN dengan sepuluh Mitra Wicara ASEAN, Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN Plus Three, Pertemuan Menteri Luar Negeri EAS dan Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN Regional Forum.
Di sela-sela rangkaian pertemuan ASEAN itu, Menlu Retno juga akan melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu sejumlah negara sahabat, seperti Kanada, Turki, Vietnam, Kamboja, Timor Leste, Selandia Baru, Jepang, Australia, China, Iran, Uni Eropa dan Korea Utara.
(Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar