Oleh: Iyyas Subiakto
Dua hari yang lalu saya melihat di medsos Bachtiar Nasir mendeklarasikan diri kembali mendukung Pancasila yang sudah lama dimusuhinya, dan bahkan akan mereka ganti. Kelompok murtad ideologi ini tentunya bukan anak ingusan, mereka lama bergerilya mempelajari apa yang akan mereka bawa untuk mengganti pancasila, dan yang kelihatan adalah konsep khilafah yang menggegerkan itu. HTI harus menerima konsekwensi sebagai ormas yang harus ditumpas, FPI masih bisa meringis dan menunggu gilirannya. Orang-orang yang memakai kenderaan mereka berang sampai PERPPU pun dimusuhi, ada partai yang menolak, dan berlagak masih Pancasila, entah logika apa yang ada dikepalanya, ormas anti pancasila dan mau membubarkannya dibela, kok bisa mereka pancasila.
Bachtiar Nasir termasuk dedengkot huru hara, demo bertujuan menentang pemerintahan yang syah, diperalat atau tidak dia bukan anak-anak, dia cukup cerdas kalau hanya ikut-ikutan, dia adalah pemikir dari orang-orang yang menyebut anti kafir, dia tidak bisa kita lihat sekilas pandang, dia pemain yang luar biasa serba bisa, dia play maker, bukan hakim garis atau pemain cadangan. Sehingga saat dia mendadak pancalisa saya patut curiga, ada apa?, yang pasti, maaf saya harus curiga dan tak percaya. Bergelut tahunan dalam mendesign negara dengan konsep asal bukan pancasila dan jelas-jelas menentang pancasila, kok tiba-tiba tobat nasuha, ah ada apa..ibarat sekumpulan manusia yang sudah terbentuk tabiatnya manalah mungkin tiba-tiba dia menjadi kemayu dan malu-malu aku arak melu awakmu yo mbak yu. Dia pasti ada maunya karena sejak lama pancasila musuhnya.
Nelungsumi adalah istilah kata pada ular yang ganti kulit, karena kulit lamanya usang untuk diganti yang lebih terang. Kulit cuma bungkus, tubuhnya tetap ular, kalau dia berbisa tetaplah berbisa, mana mungkin kulit bisa merubah gigitan dan menghilangkan bisa. Kalaupun gigitannya tak berbisa, lilitannya pasti digunakan utk meremukkan tulang lawan. Jadi dia tetap lawan yang RAWAN dijadikan kawan.
Masa-masa puncak menuju 2019, begitu banyak manuver manusia-manusia mendadak Pancasila padahal sudah lama mereka mengkhianatinya, mereka kenal burung garuda tapi mereka melupakan sayapnya, dan malah mematahkannya untuk merampok Indonesia dengan jalan apa saja. Jangan kita diperdaya, jangan kita lupa bagaimana mereka merampok Jakarta dengan cara luar biasa, cara ini pastilah akan digunakannya untuk merampok Indonesia.
Kita bukan bermusuhan sesama warga, yang kita tidak suka cara mereka mengurus negara, puluhan tahun mereka merajalela menghisap seluruh sungsum negeri untuk kepentingan sendiri dan para kroni, kita nyaris tak diberi sisa hanya sekedar untuk hidup bersama anak-anak secara layak, sekarang mereka ingin kembali berkuasa dengan cara-cara lama, sedangkan kondisi negeri sedang dibenahi Jokowi ditengah caci maki namun dia tetap jalan tanpa lelah karena dia adalah pengabdi negeri dan pelindung rakyat yang berdaulat. Dia bukan bangsat berulat pelumat kekayaan negara dengan cara pura-pura pancasila, padahal bicara nawa cita tak pernah dilakukan apalagi dikerjakan.
Mari jaga negeri ini, mari JAGA INDONESIA. Hidup tidak surut kebelakang dan bukan tertambat dimasa lalu. Jangan serahkan negerimu kepada orang yang tak punya rasa malu. Jangankan memakmurkan, menjaga yang ada saja mereka tak bisa, karena sejatinya mereka cuma ingin berkuasa dan foya-foya diatas kekuasaan yang mereka dapatkan dengan cara tak sopan.
Jaga Indonesia, Jokowi Harga Mati bersama NKRI
(suaraislam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar