Ketika Muhammad bin Salman, putra mahkota Arab Saudi, menegaskan kepada Washington Post bahwa Barat telah mendorong Arab Saudi supaya menebarkan aliran Wahabi ke seluruh dunia, Dunia Barat dan bahkan beberapa negara seperti Mesir dan Indonesia dicekam oleh aksi bungkam.
Dunia yang sedang membaca berita ini berharap supaya Riyadh berani mengeluarkan pecutan keras. Akan tetapi, hal itu tidak terjadi. Tak ada satu pun reaksi berarti ditujukan kepada Bin Salman atau pun kepada Washington Post.
Menurut pengakuan Muhammad bin Salman, ketika meletus perang ideologi melawan Uni Sovyet dan negara-negaga sosialis yang lain, Barat telah menetapkan aliran radikal Wahabi sebagai sekutu untuk merusak seluruh ideologi maju dan anti imperialisme yang berakal dari ajaran Islam di negara-negara berpenduduk muslim.
Menurut laporan Russia Today pada tanggal 8 Maret 2018 lalu, Bin Salman mengaku, penyebaran aliran Wahabi didanai oleh Arab Saudi dan dimulai dari sejak Perang Dingin karena permintaan Barat untuk membantu melawan Uni Sovyet.
Para sekutu Arab Saudi meminta pendanaan Riyadh untuk melakukan investasi di masjid dan sekolah-sekolah asing guna melawan serangan Uni Sovyet terhadap negara-negara muslim.
Akan tetapi, sangat penting dicamkan bersama, dari sejak rencana penyebaran aliran Wahabi dimulai, banyak negara runtuh dan rasa takut telah menyebabkan negara-negara seperti Indonesia setelah tahun 1965 atau Iraq pasca serangan Barat tidak mampu kembali ke era pra campur tangan Barat dan atau melaju ke depan.
Zainuddin Sardar, salah seorang ulama masyhur Pakistan yang sekarang berdomisili di London, menukaskan, tidak syak lagi, wahabisme adalah efek langsung imperialisme dan penjajahan Bara.
(Russia-Today/Information-Clearing-House/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar