Pesan Rahbar

Sekilas Doa Arafah Imam Husain as dan Doa Arafah Imam Husain as

Doa Arafah (Bahasa Arab: دعاء العرفة ) adalah diantara doa-doa Syiah yang menurut riwayat dibaca oleh Imam Husain as pada hari ke-9 Dzul...

Home » » Anies Menyalahkan Konsultan Yang Tidak Dengar Aspirasi Warga Soal Penataan Kawasan

Anies Menyalahkan Konsultan Yang Tidak Dengar Aspirasi Warga Soal Penataan Kawasan

Written By Unknown on Sabtu, 08 September 2018 | September 08, 2018

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberi keterangan kepada wartawan di Ancol, Kamis (6/9/2018).(Foto: KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D)

Sejumlah isu seputar Jabodetabek mewarnai pemberitaan sepanjang Kamis (6/9/2018). Salah satu yang ramai dibaca pembaca yakni mengenai ungkapan kekecewaan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Hal tersebut terkait dengan masalah penataan di kawasan Bukit Duri, Jakarta Selatan. Anies kecewa karena konsultan yang mengerjakan penataan di sana tidak mendengar aspirasi warga.

Anies mengaku, telah mengevaluasi proses penataan di Bukit Duri dan akan berkoordinasi dengan warga terkait rencana penataan.


1. Anies: Saya Juga Kecewa sama Aparat yang Jalannya Enggak Benar

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengakui ada masalah dalam penataan kawasan Bukit Duri, yang disebut tidak melibatkan warga setempat.

Anies mengaku, dirinya memiliki kekecewaan yang sama seperti warga Bukit Duri, karena konsultan yang mengerjakan penataan itu tidak mendengar aspirasi warga.

“Sama, saya juga kecewa sama aparat yang jalannya enggak benar. Semua bakal dapat teguran. Konsultannya tidak menjalankan tugas dengan benar, konsultannya lebih banyak ngobrol sama sudin, dari pada sama warga,” kata Anies, di Ancol, Kamis (6/9/2018).

Anies mengaku, telah mengevaluasi proses penataan di Bukit Duri dan akan segera kembali berkoordinasi dengan warga terkait rencana penataan.

Sebelumnya, Ketua Komunitas Ciliwung Merdeka Sandyawan Sumardi menyebut, penataan Bukit Duri lewat program CAP oleh Pemprov DKI Jakarta tak melibatkan warga. Sandyawan menyebut, penataan itu ternyata hanya mempercantik lingkungan.


2. Anggota OK OCE Mulai Mundur Saat Memasuki Tahap Perizinan

Kepala Suku Dinas Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Jakarta Timur, Rizal Khadafi, mengungkapkan, para peserta OK OCE umumya berhenti atau mengundurkan diri saat memasuki tahap perizinan (4P) dari tujuh tahap (7P) yang mesti dilalui.

Pasalnya, perizinan berhubungan dengan tempat usaha atau zonasi. Tempat usaha yang masuk dalam zona hijau dipastikan tak akan diizinkan untuk tempat usaha. “Menyangkut 7 pass ini.

Biasanya suka banyak yang terhenti diperizinan karena menyangkut zonasi. Terutama kalau di zona hijau kan enggak bisa. Makanya, di tengah jalan banyak yang mundur,” kata Rizal di Kantor Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, Kamis (6/9/2018).

Selain terganjal perizinan, banyak peserta mundur saat sudah memasuki tahap pemasaran (P5), pelaporan keuangan (P6), dan permodalan (P7).

3. Gubernur DKI Minta Atlet Asian Para Games Tidak Utamakan Bonus Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengharapkan atlet-atlet Asian Para Games 2018 asal DKI Jakarta tidak mengutamakan bonus ketika berlaga dalam pesta olahraga difabel se-Asia pada Oktober mendatang.

Menurut Anies, prioritas utama para atlet adalah mengharumkan nama Indonesia dengan meraih medali emas. Adapun bonus berbentuk uang merupakan apresiasi tambahan. “Kita semua semangat karena tergetar saat mendengar Indonesia Raya digaungkan saat emas diraih. Menurut saya itu penghargaan tertinggi kita dan penghargaan itu tentu ditambah dengan apresiasi dalam bentuk rupiah,” kata Anies di Ancol, Jakarta Utara, Kamis (6/9/2018).

Pernyataan tersebut disampaikan Anies ketika menjawab pertanyaan wartawan terkait kemungkinan peraih medali emas Asian Para Games 2018 memperoleh bonus dari Pemprov DKI. Anies menuturkan, medali emas yang diraih para atlet seharusnya menjadi penghargaan tertinggi dan simbol kebanggan atlet.

(Fokus-Today/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Share this post :

Posting Komentar

ABNS Video You Tube

Terkait Berita: