Nikki Haley, US Ambassador to the United Nations
Pemerintah AS dilaporkan mundur dari rencana yang baru-baru ini diresmikan oleh Duta Besar PBB, Nikki Haley, untuk memojok Iran pada pertemuan Dewan Keamanan PBB yang akan datang, takut akan reaksi dari sekutunya sendiri atas keluarnya Washington dari kesepakatan nuklir 2015.
Haley, menggunakan kekuatannya sebagai presiden rotasi Dewan, mengumumkan pada 4 September bahwa pertemuan akan dipimpin oleh Presiden Donald Trump dan akan "membahas pelanggaran hukum internasional Iran."
Hanya beberapa hari kemudian, bagaimanapun, misi AS ke PBB mengatakan pertemuan itu akan fokus pada "berbagai isu yang lebih luas" di samping Iran.
Mengutip para diplomat yang akrab dengan perencanaan itu, The Washington Post melaporkan pada hari Senin (17/9) bahwa administrasi Trump "tidak mengakui" rencana yang diajukan oleh Duta Besar Haley.
Rencana itu mendorong kekhawatiran dari sekutu Washington, yang percaya bahwa topik Iran akan mengungkap perselisihan tajam di antara Amerika Serikat, Perancis dan Inggris atas kesepakatan 2015, yang ditinggalkan AS meskipun ada keberatan kuat dari penandatangan lainnya.
Washington sekarang telah memilih untuk membahas topik yang lebih umum untuk menghindari konfrontasi Inggris dan Perancis atas kesepakatan itu, kata sumber-sumber.
"Trump mempertaruhkan bentrokkan dengan Inggris dan Prancis atas Iran di PBB," kata Richard Gowan, seorang rekan senior di Universitas Perserikatan Bangsa-Bangsa, lembaga think tank urusan global, kepada koran itu.
Perdana Menteri Inggris Theresa May dan Presiden Prancis Emmanuel Macron "tidak akan punya pilihan selain membela kesepakatan nuklir di Dewan," tambahnya.
(The-Washington-Post/Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar