AS, Inggris dan Perancis menyerang Suriah dengan rudal Tomahawk.
Juru bicara pemerintah Jerman, Steffen Seibert mengatakan Jerman telah berdiskusi dengan Amerika Serikat dan sekutu Eropa tentang keterlibatan militernya dalam serangan potensial ke Suriah.
Seibert, seperti dilansir Reuters, Senin (10/9/2018) menambahkan Jerman akan bergabung dalam tindakan militer terhadap Suriah jika terjadi penggunaan senjata kimia di Provinsi Idlib.
"Belum muncul kondisi di mana keputusan harus dibuat. Keputusan apapun yang diambil pemerintah pertama-tama harus disetujui oleh parlemen," ujarnya.
Sebelumnya, surat kabar Bild melaporkan bahwa Kementerian Pertahanan Jerman sedang membahas kemungkinan untuk bergabung dengan pasukan AS, Inggris dan Perancis dalam aksi militer di Suriah jika terjadi penggunaan senjata kimia.
Tentara Jerman.
Namun, Partai Sosial Demokrat (SPD) mengecam keras rencana itu dan menentang keterlibatan Jerman dalam perang Suriah.
Pemerintah dan media-media Barat sedang mencari justifikasi untuk melancarkan serangan ke Suriah. AS dan sekutunya mengancam akan menyerang Suriah jika pemerintah Damaskus menggunakan senjata kimia.
AS, Inggris dan Perancis sekitar enam bulan lalu melakukan serangan rudal ke Suriah dengan klaim keterlibatan Damaskus dalam serangan kimia di kota Douma.
Padahal, pemerintah Suriah dalam sebuah kesepakatan telah menyerahkan semua senjata kimia kepada perwakilan PBB dan Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW). Sejauh ini juga tidak ada bukti yang mengindikasikan pelanggaran kesepakatan oleh Damaskus.
(Reuters/Bild/Parstoday/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar