Perdana Menteri rezim Zionis Israel Benjamin Netanyahu.
Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kembali diwarnai dengan adegan dan pertunjukkan Perdana Menteri rezim Zionis Israel Benjamin Netanyahu. Dia menuduh Republik Islam Iran tidak dapat dipercaya dan menimbulkan ancaman besar terhadap keamanan internasional.
Tuduhan tersebut dilontarkan Netanyahu ketika rezim Zionis sendiri merupakan satu-satunya rezim di kawasan Timur Tengah yang memiliki ratusan hulu ledak nuklir, di mana senjata pemusnah massal ini adalah ancaman nyata terhadap keamanan dunia. Namun karena dukungan Amerika Serikat, tidak ada lembaga yang berani mengusik kepemilikan senjata nuklir Israel.
Netanyahu dalam pidatonya di sidang tahunan Majelis Umum PBB pada hari Kamis, 27 September 2018 memamerkan sebuah peta dan foto dan mengklaim bahwa Iran melanjutkan aktivitas nuklir rahasianya di selatan Tehran. PM rezim penjajah al-Quds ini juga mengkritik upaya Uni Eropa untuk melanjutkan kerja sama perdagangan dengan Iran.
Ini adalah yang sekian kalinya Netanyahu memamerkan gambar dan foto di Majelis Umum PBB dan mengeluarkan klaim-klaim anti-Iran, terutama mengenai aktivitas damai nuklir negara ini. Pada 2012, PM Israel juga menunjukan peraga foto sebuah bom kartun di Majelis Umum PBB dan memamerkan papan poster sebuah bom kartun ketika berpidato tentang program nuklir Iran.
Pada tanggal 30 April 2018, PM rezim Zionis menunjukan sejumlah foto dan CD di depan kamera dan mengklaim bahwa Iran memiliki program nuklir rahasia untuk memproduksi bom atom. Setelah adegan konyol ini, Netanyahu mendesak Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk keluar dari perjanjian nuklir JCPOA (Rencana Aksi Bersama Komprehensif).
Kini setelah 4,5 bulan dari keluarnya AS dari JCPOA, perjanjian nuklir ini tetap di dukung oleh masyarakat internasional dan mereka mengakui bahwa Iran komitmen dengan kewajiban-kewajibannya dalam kesepakatan tersebut. Hal ini menujukkn keterkucilan AS di kancah internasional. Referensi dan rujukan pengujian atas program nuklir Iran adalah Badan Energi Atom Internasional (IAEA), bukan negara atau entitas tertentu, bahkan lembaga nuklir dunia tersebut juga telah 12 kali menegaskan komitmen Tehran terhadap JCPOA.
Sebenarnya, ada tujuan bersama yang dikejar dari keributan yang dibuat Trump dan pertunjukan konyol Netanyahu di forum-forum internasional. Tujuan itu tidak lain adalah untuk mengucilkan Iran di arena internasional. Namun tampaknya upaya itu gagal. Pidato Trump tentang Iran dan klaim prestasi pemerintahannya di Majelis Umum PBB pada 25 September 2018 justru membuat para pemimpin dunia dan peserta delegasi tertawa. Mereka menertawakan klaim-klaim Trump.
Setelah kejadian tersebut, Trump di pertemuan Dewan Keamanan PBB juga berusaha untuk mendesak Eropa dengan disertai ancaman agar mengisolasi Iran, namun 14 anggota dari 15 anggota tetap dan tidak tetap Dewan Keamanan PBB bersikukuh mendukung perjanjian nuklir JCPOA. Hal ini kembali membuktikan bahwa Amerika lah yang kini justru terkucilkan di mata dunia.
Majalah Times menulis, upaya pemerintahan Trump untuk mengisolasi Iran di PBB justri menghasilkan sebaliknya. Majalah Amerika ini menyebut penyelenggaraan pertemuan Dewan Keamanan PBB yang diketuai Trump dan pidato keras dan anti-Iran presiden AS ini sebagai tidak efektif, bahkan usai pidato Trump, banyak negara yang mengkritik keluarnya Amerika dari JCPOA.
Pada hari Rabu dan usai pertemuan Dewan Keamanan PBB, 120 negara anggota Gerakan Non-Blok (GNB) dalam sebuah dokumen menyatakan dukungan kepada JCPOA dan mengecam senjata nuklir Israel. Mereka juga menuntut bergabungnya Israel dalam Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT), sebab, senjata senjata pembunuh massal rezim Zionis adalah ancaman terhadap kawasan Timur Tengah dan bahkan dunia.
Kegaduhan yang dibuat Trump dan pertunjukan konyol Netanyahu di Majelis Umum PBB tidak akan mampu menipu masyarakat dunia, bahkan hanya delegasi Amerika dan Israel yang terlihat mengapresiasi lelucon Netanyahu. Sebab, semua tahu bahwa senjata nuklir Israel adalah ancaman nyata bagi dunia dan bualan Netanyahu dan Trump tidak akan bisa menutup fakta ini.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif dalam cuitan pada Kamis malam, 27 September 2018 mereaksi klaim baru PM rezim Zionis. Di akut Twitternya dia menulis, tidak akan pernah ada pertunjukan yang bisa mengaburkan bahwa Israel adalah satu-satunya rezim di kawasan yang memiliki program senjata nuklir rahasia dan belum diumumkan, termasuk arsenal senjata atom. Dan ini adalah saatnya bagi Israel untuk mengakui dan membuka program senjata nuklir ilegalnya kepada para inspektur internasional.
(Parstoday/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar