Takfiri terrorist belonging to al-Qaeda-linked Hayat Tahrir al-Sham (HTS) group.
Teroris Takfiri Al-Qaeda mengatakan mereka menolak untuk meninggalkan zona penyangga yang direncanakan di provinsi barat laut Suriah Idlib atau menyerahkan senjata mereka.
"Kami belum meninggalkan pilihan kami ... berjuang untuk melaksanakan revolusi kami yang diberkati," kata Hayat Tahrir al-Sham (HTS), aliansi yang dipimpin oleh teroris Takfiri milik Front al-Nusra atau Jabhat Fateh al-Sham, Al-Qaeda Suriah, AFP melaporkan.
Rusia, sekutu Suriah, dan Turki, yang berpihak pada militan anti-Damaskus, telah merencanakan zona de-eskalasi.
Negara-negara telah menetapkan batas waktu 10 Oktober bagi kelompok Takfiri dan teroris di sana untuk menyerahkan senjata mereka dan juga menyebut Minggu (14/10) tengah malam terakhir kali dengan mana kelompok-kelompok itu diharapkan meninggalkan daerah itu.
Karena tenggat waktu kedua berakhir, HTS juga mengatakan tidak akan meletakkan lengannya juga. "Kami tidak akan meninggalkan mereka atau menyerahkannya," kata mereka.
"Kami menghargai upaya semua orang yang berusaha di dalam dan di luar negeri untuk melindungi daerah dibebaskan dan melarang penghancuran atau pembantaian yang dilakukan di dalamnya," kata HTS, sementara itu, mengatakan. AFP menafsirkan pernyataan itu ditujukan pada Turki.
"Tetapi pada saat yang sama, kami memperingatkan tentang tipu daya penjajah Rusia dan terhadap kepercayaan apa pun dalam niatnya," tambah kelompok itu.
Kesepakatan Ankara dengan Moskow mencegah serangan yang akan segera terjadi untuk membebaskan Idlib, yang merupakan konsentrasi terbesar teroris Takfiri yang tersisa di Suriah, tetapi juga sedang dikepung oleh beberapa kelompok teroris yang didukung Turki.
(AFP/Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar