Daftar Isi Internasional Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Pesan Rahbar

Sekilas Doa Arafah Imam Husain as dan Doa Arafah Imam Husain as

Doa Arafah (Bahasa Arab: دعاء العرفة ) adalah diantara doa-doa Syiah yang menurut riwayat dibaca oleh Imam Husain as pada hari ke-9 Dzul...

Tampilkan postingan dengan label ABNS DOA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ABNS DOA. Tampilkan semua postingan

Doa Malam Kedua Puluh Tiga Ramadhan (III)


الدعاء الثالث لظهوره أرواحنا فداه

في الليلة الثالثة والعشرين من شهر رمضان

قال الشيخ الأجلّ الكفعمي ‏رحمه الله: وعنهم‏ عليهم السلام:

كرّر في ليلة ثلاث وعشرين من شهر رمضان، هذا الدعاء ساجداً وقائماً وقاعداً وعلى كلّ حال، وفي الشهر كلّه، وكيف أمكنك، ومتى حضرك من دهرك، تقول بعد تمجيده تعالى والصلاة على نبيّه ‏صلى الله عليه وآله وسلم:

أَللَّهُمَّ كُنْ لِوَلِيِّكَ الْحُجَّةِ بْنِ الْحَسَنِ، (صَلَواتُكَ عَلَيْهِ وَعَلى آبائِهِ)، في هذِهِ السَّاعَةِ وَفي كُلِّ ساعَةٍ، وَلِيّاً وَحافِظاً، وَقائِداً وَناصِراً، وَدَليلاً وَعَيْناً، حَتَّى تُسْكِنَهُ أَرْضَكَ طَوْعاً، وَتُمَتِّعَهُ‏ فيها طَويلاً.(1)

ــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــ

1) المصباح: 779، مصباح المتهجّد: 630
.

Syekh Kaf’ami ra. menuturkan bahwa salah satu dari para Maksumin as. beliau bersabda:

Bacalah do’a berikut dan ulangilah pada malam ke dua puluh tiga bulan Ramadhan dalam keadaan berdiri, duduk dan dalam keadaan apapun, selama bulan ramadhan atau kapan saja apabila memungkinkan sepanjang masih hidup.

Setelah memuji Tuhan dan bershalawat kepada nabi Muhammad saw, bacalah:

Ya Allah! Jadikanlah Engkau penjaga, pemelihara, pelindung, penolong, petunjuk dan penuntun disaat ini, bagi wali-Mu Al-Hujah putra Al-Hasan, sehingga Engkau serahkan kepadanya bumi-Mu dengan ridha dan Kau berikan kebahagiaan kepada ia selamanya “.[1]


____________________________________

[1] Misbah Al-Mutahajjid hal. 630 dan al-Misbah hal. 779.

(Dokumentasi/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Mutiara Berlian Dari Munajat dan Doa Ahlul Bait


Bersyukur bagi siapapun yang telah menemukan ajaran Islam versi Ahlul bayt, didalamnya kandungan kandungan Mutiara Berlian dan Intan tak terhingga, sepanjang umur yang telah memasuki setengah abad, rasanya tak diketemukan Muatan Muatan Cinta dalam Munajat dan Doa Ahlul Bayt dalam seluruh dimensi kehidupan, belum lagi apa jadinya Imam Syafe'i, Imam Maliki, Imam Hanafi dan Imam Hanbali bila mereka tak bersentuhan dari sumber ilmu kenabian melalui Madrasah Imam jakfar Shadiq, semua ilmuwan, ulama mengakui keilmuwan dari pintu masuk ajaran Nubuwwah melalui Madrasah Imam Jakfar Shadiq.

Karenanya pantas bila madrasah Ahlul bayt terinspirasi dari Tiga Julukan dan Gelar yang diberikan Haidariyyuun, Jakfariyyuun, Mahdawiyyuun.....

Coba Perhatikan bayt bayt Doa dari Madrasah Ahlul bayt khusus tentang Jamuan Ramadhan :

Amalan umum ini terbagi dalam empat bagian:

Amalan yang Dilakukan pada Siang dan Malam Ramadhan

Sayid Ibnu Thawus ra meriwayatkan dari Imam Muhammad Baqir dan Imam Ja’far Shadiq as, “Bacalah (doa ini) setelah melaksanakan shalat wajib dari awal hingga akhir Ramadhan.”

اللَّهُمَّ ارْزُقْنِي حَجَّ بَيْتِكَ الْحَرَامِ فِي عَامِي هَذَا وَ فِي كُلِّ عَامٍ مَا أَبْقَيْتَنِي فِي يُسْرٍ مِنْكَ وَ عَافِيَةٍ وَ سَعَةِ رِزْقٍ وَ لا تُخْلِنِي مِنْ تِلْكَ الْمَوَاقِفِ الْكَرِيمَةِ وَ الْمَشَاهِدِ الشَّرِيفَةِ وَ زِيَارَةِ قَبْرِ نَبِيِّكَ صَلَوَاتُكَ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ فِي جَمِيعِ حَوَائِجِ الدُّنْيَا وَ الْآخِرَةِ فَكُنْ لِي اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ فِيمَا تَقْضِي وَ تُقَدِّرُ مِنَ الْأَمْرِ الْمَحْتُومِ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ مِنَ الْقَضَاءِ الَّذِي لا يُرَدُّ وَ لا يُبَدَّلُ أَنْ تَكْتُبَنِي مِنْ حُجَّاجِ بَيْتِكَ الْحَرَامِ الْمَبْرُورِ حَجُّهُمْ الْمَشْكُورِ سَعْيُهُمْ الْمَغْفُورِ ذُنُوبُهُمْ الْمُكَفَّرِ عَنْهُمْ سَيِّئَاتُهُمْ وَ اجْعَلْ فِيمَا تَقْضِي وَ تُقَدِّرُ أَنْ تُطِيلَ عُمُرِي [فِي طَاعَتِكَ‏] وَ تُوَسِّعَ عَلَيَّ رِزْقِي وَ تُؤَدِّيَ عَنِّي أَمَانَتِي وَ دَيْنِي آمِينَ رَبَّ الْعَالَمِينَ .

Ya Allah, anugerahkanlah kepadaku kemampuan untuk melaksanakan haji ke rumah mulia-Mu di tahun ini, di setiap tahun selama Engkau memberi kemudahan, kesehatan dan kelapangan rezeki dalam hidupku! Jangan Engkau halangi aku untuk menziarahi kubur Nabi-Mu, tempat-tempat dan makam-makam mulia di sana! Semoga shalawat-Mu selalu terlimpahkan kepada dia (Muhammad) dan keluarganya! Bantulah aku agar bisa memenuhi kebutuhan dunia dan akhirat! Ya Allah, aku memohon ketentuan pasti-Mu di malam lailatul qadar, qadha yang tidak dapat ditolak dan diubah! Catatlah aku sebagai bagian dari para peziarah rumah suci-Mu dengan haji yang rnakbur, dengan sa’i yang masykur, dan dosa-dosa yang terampuni! Catatlah itu sebagai ketentuan dan kepastian-Mu! Panjangkanlah umurku (untuk menaati-Mu)! Lapangkanlah rezekiku! Tunaikanlah amanah dan utang-utangku! Amin, Rabbal Alamin.

Bacalah (doa berikut ini) setelah menunaikan shalat wajib:

يَا عَلِيُّ يَا عَظِيمُ يَا غَفُورُ يَا رَحِيمُ أَنْتَ الرَّبُّ الْعَظِيمُ الَّذِي لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْ‏ءٌ وَ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ وَ هَذَا شَهْرٌ عَظَّمْتَهُ وَ كَرَّمْتَهُ وَ شَرَّفْتَهُ وَ فَضَّلْتَهُ عَلَى الشُّهُورِ وَ هُوَ الشَّهْرُ الَّذِي فَرَضْتَ صِيَامَهُ عَلَيَّ وَ هُوَ شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أَنْزَلْتَ فِيهِ الْقُرْآنَ هُدًى لِلنَّاسِ وَ بَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَ الْفُرْقَانِ وَ جَعَلْتَ فِيهِ لَيْلَةَ الْقَدْرِ وَ جَعَلْتَهَا خَيْرا مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ فَيَا ذَا الْمَنِّ وَ لا يُمَنُّ عَلَيْكَ مُنَّ عَلَيَّ بِفَكَاكِ رَقَبَتِي مِنَ النَّارِ فِيمَنْ تَمُنُّ عَلَيْهِ وَ أَدْخِلْنِي الْجَنَّةَ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ

Wahai yang Mahatinggi! Wahai yang Mahaagung! Wahai Maha Pengampun! Wahai Maha Pengasih! Engkaulah Tuhan Mahaagung! Tak sesuatu pun serupa dengan-Mu! Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengetahui! Bulan ini adalah bulan yang Engkau agungkan, Engkau muliakan, dan Engkau utamakan melebihi bulan-bulan yang lain! Engkau wajibkan kami berpuasa di bulan ini! Bulan ini adalah bulan Ramadhan, Engkau turunkan al-Quran di dalamnya sebagai petunjuk bagi umat manusia dan penjelas siapa yang memberi petunjuk, pemisah (hak dan batil)! Engkau tentukan malam al-Qadar di bulan ini, kemudian Engkau jadikan ia lebih baik dari seribu bulan! Wahai Pemilik anugerah yang tak pernah diberi anugerah! Selamatkan aku dari api neraka bersama orang-orang yang Engkau selamatkan! Masukkanlah aku ke surga demi rahmat-Mu! Wahai yang Lebih Pengasih dari para pengasih!

Syekh Kafami dalam kitab al-Mishbah dan al-Balad al-Amin, serta Syekh Syahid dalam kumpulan doanya meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Sesiapa membaca doa ini di bulan Ramadhan setiap setelah melaksanakan shalat wajib, Allah Ta’ala akan mengampuni dosa-dosanya hingga hari Kiamat.” Doa itu adalah sebagai berikut:

اللَّهُمَّ أَدْخِلْ عَلَى أَهْلِ الْقُبُورِ السُّرُورَ اللَّهُمَّ أَغْنِ كُلَّ فَقِيرٍ اللَّهُمَّ أَشْبِعْ كُلَّ جَائِعٍ اللَّهُمَّ اكْسُ كُلَّ عُرْيَانٍ اللَّهُمَّ اقْضِ دَيْنَ كُلِّ مَدِينٍ اللَّهُمَّ فَرِّجْ عَنْ كُلِّ مَكْرُوبٍ اللَّهُمَّ رُدَّ كُلَّ غَرِيبٍ اللَّهُمَّ فُكَّ كُلَّ أَسِيرٍ اللَّهُمَّ أَصْلِحْ كُلَّ فَاسِدٍ مِنْ أُمُورِ الْمُسْلِمِينَ اللَّهُمَّ اشْفِ كُلَّ مَرِيضٍ اللَّهُمَّ سُدَّ فَقْرَنَا بِغِنَاكَ اللَّهُمَّ غَيِّرْ سُوءَ حَالِنَا بِحُسْنِ حَالِكَ اللَّهُمَّ اقْضِ عَنَّا الدَّيْنَ وَ أَغْنِنَا مِنَ الْفَقْرِ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْ‏ءٍ قَدِيرٌ .

Ya Allah, bahagiakanlah para penghuni kubur! Ya Allah, penuhilah kebutuhan setiap orang fakir! Ya Allah, kenyangkanlah orang-orang yang kelaparan! Ya Allah, berilah pakaian orang-orang yang telanjang! Ya Allah, lunasilah utang orang-orang yang berutang! Ya Allah. bahagiakanlah orang-orang yang susah! Ya Allah. kembalikanlah orang-orang orang yang diasingkan! Ya Allah. bebaskanlah orang-orang yang ditawan! Ya Allah, perbaikilah setiap urusan Muslimin yang rusak! Ya Allah. sembuhkanlah orang-orang yang sakit. Ya Allah, tutupilah kefakiran kami dengan kekayaan-Mu! Ya Allah. ubahlah kondisi buruk kami dengan kebaikan-Mu! Ya Allah. lunasi lah utang kami dan cukupkanlah kefakiran kami! Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu!

Syekh Kulaini meriwayatkan dari Abu Bashir bahwa Imam Ja’far Shadiq as selalu membaca doa (berikut) ini pada bulan Ramadhan.

اللَّهُمَّ إِنِّي بِكَ وَ مِنْكَ أَطْلُبُ حَاجَتِي وَ مَنْ طَلَبَ حَاجَةً إِلَى النَّاسِ فَإِنِّي لا أَطْلُبُ حَاجَتِي إِلا مِنْكَ وَحْدَكَ لا شَرِيكَ لَكَ وَ أَسْأَلُكَ بِفَضْلِكَ وَ رِضْوَانِكَ أَنْ تُصَلِّيَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ أَهْلِ بَيْتِهِ وَ أَنْ تَجْعَلَ لِي فِي عَامِي هَذَا إِلَى بَيْتِكَ الْحَرَامِ سَبِيلا حِجَّةً مَبْرُورَةً مُتَقَبَّلَةً زَاكِيَةً خَالِصَةً لَكَ تَقَرُّ بِهَا عَيْنِي وَ تَرْفَعُ بِهَا دَرَجَتِي وَ تَرْزُقَنِي أَنْ أَغُضَّ بَصَرِي وَ أَنْ أَحْفَظَ فَرْجِي وَ أَنْ أَكُفَّ بِهَا عَنْ جَمِيعِ مَحَارِمِكَ حَتَّى لا يَكُونَ شَيْ‏ءٌ آثَرَ عِنْدِي مِنْ طَاعَتِكَ وَ خَشْيَتِكَ وَ الْعَمَلِ بِمَا أَحْبَبْتَ وَ التَّرْكِ لِمَا كَرِهْتَ وَ نَهَيْتَ عَنْهُ وَ اجْعَلْ ذَلِكَ فِي يُسْرٍ وَ يَسَارٍ وَ عَافِيَةٍ وَ مَا أَنْعَمْتَ بِهِ عَلَيَّ وَ أَسْأَلُكَ أَنْ تَجْعَلَ وَفَاتِي قَتْلا فِي سَبِيلِكَ تَحْتَ رَايَةِ نَبِيِّكَ مَعَ أَوْلِيَائِكَ وَ أَسْأَلُكَ أَنْ تَقْتُلَ بِي أَعْدَاءَكَ وَ أَعْدَاءَ رَسُولِكَ وَ أَسْأَلُكَ أَنْ تُكْرِمَنِي بِهَوَانِ مَنْ شِئْتَ مِنْ خَلْقِكَ وَ لا تُهِنِّي بِكَرَامَةِ أَحَدٍ مِنْ أَوْلِيَائِكَ اللَّهُمَّ اجْعَلْ لِي مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلا حَسْبِيَ اللَّهُ مَا شَاءَ اللَّهُ

Ya Allah. melalui diri-Mu dan kepada-Mu aku memohon kebutuhanku! Aku tidak meminta keperluanku kecuali kepada-Mu! Tiada sekutu bagi-Mu! Aku memohon-Mu melalui karunia dan rida-Mu! Anugerahkanlah shalawat ke-pada Muhammad dan keluarganya! Lapangkanlah jalanku menuju rumah suci-Mu sebagai haji yang mabrur, diterima, suci dan murni hanya untuk-Mu di tahun ini! Karenanya aku bahagia! Karenanya Engkau angkat derajatku! Berilah aku kemampuan untuk menutup mataku, menjaga kemaluanku! Cegahlah aku dari segala yang Engkau haramkan, sehingga kepentinganku hanyalah taat kepada-Mu, takut kepada-Mu, mengamalkan segala yang Engkau senangi, meninggalkan segala yang Engkau benci dan larang! Permudah dan selamatkan-lah semua itu dan segala yang Engkau berikan kepadaku! Aku memohon-Mu agar kematianku terbunuh di jalan-Mu, di bawah panji Nabi-Mu, bersama kekasih-kekasih-Mu! Aku memohon-Mu agar memusnahkan musuh-musuh-Mu dan musuh-musuh Rasul-Mu! Aku memohon-Mu agar memuliakan aku! Hinakanlah makhluk yang Engkau kehendaki! Jangan Engkau hinakan aku karena tidak memiliki kemuliaan salah seorang kekasih-Mu. Ya Allah,anugerahkan kepadaku jalan bersama Rasul! Cukuplah Allah, bagiku adalah apa yang menjadi kehendak Allah!


Amalan yang dilakukan pada malam Ramadhan:

Pertama, berbuka puasa. Disunahkan berbuka puasa setelah melaksanakan shalat magrib dan isya kecuali badan kita sangat lemah atau ada orang yang sedang menunggu (untuk berbuka puasa bersama).

Kedua, berbuka puasa dengan makanan yang bersih dari barang haram dan syubhat. Yang lebih baik adalah berbuka puasa dengan kurma yang halal sehingga pahala shalatnya menjadi empat ratus kali lipat. Jika kita berbuka puasa dgn kurma dan air putih, kurma ruthab, susu, manisan, atau air hangat, hal itu juga sangat baik.

Ketiga, membaca doa sebelum berbuka puasa sehingga Allah menganugerahkan kepada kita pahala (sebanyak) orang yang berpuasa pada hari itu, seperti:

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَ عَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ وَ عَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ

Ya Allah, hanya untuk-Mu aku berpuasa, hanya dengan rezeki-Mu aku berbuka puasa, dan hanya kepada-Mu aku bertawakal.
Jika kita membaca doa Allahumma Rabbannuril Adzim yang diriwayatkan oleh Sayid Ibnu Thawus dan Syekh Kaf’ami, kita akan mendapatkan keutamaan yang tak terhingga.

Diriwayatkan bahwa ketika Amirul Mukminin as ingin berbuka puasa, beliau selalu membaca,

بِسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ لَكَ صُمْنَا وَ عَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْنَا فَتَقَبَّلْ [فَتَقَبَّلْهُ‏] مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Dengan nama Allah. Ya Allah, hanya untuk-Mu kami berpuasa dan hanya dengan rezeki-Mu kami berbuka puasa. Maka, terimalah dari kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

Keempat, membaca doa (berikut) ini pada suapan pertama.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ يَا وَاسِعَ الْمَغْفِرَةِ اغْفِرْ لِي

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Wahai Yang luas ampunan-Nya, ampunilah daku.

Kelima, membaca surah al-Qadr ketika sedang berbuka puasa. Keenam, bersedekah dan memberi makan kepada orang-orang yang berpuasa ketika waktu berbuka puasa tiba meskipun dengan beberapa butir kurma atau seteguk air. Rasulullah saw bersabda, “Sesiapa memberikan makanan kepada orang yang berpuasa, ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang berpuasa itu tanpa pahalanya dikurangi sedikit pun dan juga akan memperoleh seperti pahala kebajikan yang dilakukannya karena energi yang diperolehnya dari makanan itu.”

Ayatullah Allamah Hilli ra dalam buku ar-Risalah os-So’divob meriwayatkan bahwa Imam Ja’far Shadiq as berkata, “Seorang mukmin yang memberikan sesuap makanan kepada mukmin (yang lain) pada bulan puasa, Allah Ta’ala akan menulis baginya pahala orang yang telah membebaskan tiga puluh budak mukmin dan ia akan memiliki satu doa yang pasti dikabulkan di sisi-Nya.”

Ketujuh, membaca surah al-Qadr seribu kali setiap malam seperti disebutkan dalam sebuah riwayat.
Kedelapan, membaca surah ad-Dukhan seratus kali setiap malam jika mampu.

Kesembilan, Sayid Ibnu Thawus meriwayatkan bahwa sesiapa membaca doa (berikut) ini di setiap malam bulan Ramadhan, dosa-dosanya selama empat puluh tahun akan diampuni.

اللَّهُمَّ رَبَّ شَهْرِ رَمَضَانَ الَّذِي أَنْزَلْتَ فِيهِ الْقُرْآنَ وَ افْتَرَضْتَ عَلَى عِبَادِكَ فِيهِ الصِّيَامَ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ وَ ارْزُقْنِي حَجَّ بَيْتِكَ الْحَرَامِ فِي عَامِي هَذَا وَ فِي كُلِّ عَامٍ وَ اغْفِرْ لِي تِلْكَ الذُّنُوبَ الْعِظَامَ فَإِنَّهُ لا يَغْفِرُهَا غَيْرُكَ يَا رَحْمَانُ يَا عَلامُ

Ya Allah, Tuhan bulan Ramadhan yang Engkau telah menurunkan al-Quran di dalamnya dan Engkau telah mewajibkan puasa atas ham-ba-hamba-Mu di bulan tersebut, curahkanlah shalawat atas Muhammad dan keluarga Muhammad, anugerahkan padaku haji ke Rumah-Mu yang mulia di tahun ini dan di setiap tahun, dan ampunilah dosa-dosaku yang besar itu, karena tiada yang dapat mengampuninya selain-Mu, wahai yang Maha Pengasih, wahai yang Maha Mengetahui.

Kedua belas, membaca doa berikut ini setiap malam.

اللَّهُمَّ بِرَحْمَتِكَ فِي الصَّالِحِينَ فَأَدْخِلْنَا وَ فِي عِلِّيِّينَ فَارْفَعْنَا وَ بِكَأْسٍ مِنْ مَعِينٍ مِنْ عَيْنٍ سَلْسَبِيلٍ فَاسْقِنَا وَ مِنَ الْحُورِ الْعِينِ بِرَحْمَتِكَ فَزَوِّجْنَا وَ مِنَ الْوِلْدَانِ الْمُخَلَّدِينَ كَأَنَّهُمْ لُؤْلُؤٌ مَكْنُونٌ فَأَخْدِمْنَا وَ مِنْ ثِمَارِ الْجَنَّةِ وَ لُحُومِ الطَّيْرِ فَأَطْعِمْنَا وَ مِنْ ثِيَابِ السُّنْدُسِ وَ الْحَرِيرِ وَ الْإِسْتَبْرَقِ فَأَلْبِسْنَا وَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ وَ حَجَّ بَيْتِكَ الْحَرَامِ وَ قَتْلا فِي سَبِيلِكَ فَوَفِّقْ لَنَا وَ صَالِحَ الدُّعَاءِ وَ الْمَسْأَلَةِ فَاسْتَجِبْ لَنَا [يَا خَالِقَنَا اسْمَعْ وَ اسْتَجِبْ لَنَا] وَ إِذَا جَمَعْتَ الْأَوَّلِينَ وَ الْآخِرِينَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَارْحَمْنَا وَ بَرَاءَةً مِنَ النَّارِ فَاكْتُبْ لَنَا وَ فِي جَهَنَّمَ فَلا تَغُلَّنَا وَ فِي عَذَابِكَ وَ هَوَانِكَ فَلا تَبْتَلِنَا وَ مِنَ الزَّقُّومِ وَ الضَّرِيعِ فَلا تُطْعِمْنَا وَ مَعَ الشَّيَاطِينِ فَلا تَجْعَلْنَا وَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِنَا فَلا تَكْبُبْنَا [تَكُبَّنَا] وَ مِنْ ثِيَابِ النَّارِ وَ سَرَابِيلِ الْقَطِرَانِ فَلا تُلْبِسْنَا وَ مِنْ كُلِّ سُوءٍ يَا لا إِلَهَ إِلا أَنْتَ بِحَقِّ لا إِلَهَ إِلا أَنْتَ فَنَجِّنَا .

Ya Allah, demi rahmat-Mu ke dalam golongan orang-orang saleh masukkanlah kami, di dalam surga ‘illiyyin angkatlah (derajat) kami, dari mata air Salsabil berikanlah kami minum, dengan Hurul ‘Ain-dengan rahmat-Mu nikahkanlah kami, dari budak-budak abadi (surga) yang (gemerlapan) bak mutiara tersimpan berikanlah kami pembantu, dari buah-buahan surga dan daging-daging burung berilah makan kami, dari kain-kain sutra berilah kami pakaian, lailatul qadar, haji ke Rumah-Mu yang suci, dan terbunuh di jalan-Mu berikan kami taufik (untuk menggapainya), dan kabulkanlah doa dan permohonan (kami) yang layak, (wahai Pencipta kami, dengarkanlah dan kabulkanlah), jika Engkau mengumpulkan seluruh umat manusia dari awal hingga akhir pada hari Kiamat, kasihanilah kami, kebebasan dari api neraka tuliskanlah untuk kami, di dalam (jeratan) jahanam jangan Kaubelenggu kami, ke dalam siksa dan penghinaan-Mu jangan Kaujerumuskan kami, dari buah Zaqqum dan buah-buahan pahit jangan Kauberi kami makan, bersama setan jangan Kaujadikan kami, ke dalam neraka jangan sungkurkan kami, dari pakaian-pakaian neraka dan baju-baju lusuh berdaki (penduduk neraka) jangan Kaupakaikan kepada kami, dan dari segala keburukan wahai Yang tiada tuhan selain Engkau demi laa ilaaha illallah selamatkanlah kami.

Ketiga belas, diriwayatkan dari Imam Ja’far Shadiq as, “Bacalah setiap malam bulan Ramadhan,

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ أَنْ تَجْعَلَ فِيمَا تَقْضِي وَ تُقَدِّرُ مِنَ الْأَمْرِ الْمَحْتُومِ فِي الْأَمْرِ الْحَكِيمِ مِنَ الْقَضَاءِ الَّذِي لا يُرَدُّ وَ لا يُبَدَّلُ أَنْ تَكْتُبَنِي مِنْ حُجَّاجِ بَيْتِكَ الْحَرَامِ الْمَبْرُورِ حَجُّهُمْ الْمَشْكُورِ سَعْيُهُمْ الْمَغْفُورِ ذُنُوبُهُمْ الْمُكَفَّرِ عَنْ سَيِّئَاتِهِمْ [عَنْهُمْ سَيِّئَاتُهُمْ‏] وَ أَنْ تَجْعَلَ فِيمَا تَقْضِي وَ تُقَدِّرُ أَنْ تُطِيلَ عُمُرِي فِي خَيْرٍ وَ عَافِيَةٍ وَ تُوَسِّعَ فِي رِزْقِي وَ تَجْعَلَنِي مِمَّنْ تَنْتَصِرُ بِهِ لِدِينِكَ وَ لا تَسْتَبْدِلْ بِي غَيْرِي .

Ya Allah, aku memohon kepada-Mu, di dalam ketentuan dan kepastian yang akan Kautentukan dalam qadha dan qadar yang bijaksana dan tidak akan dapat diganti dan diubah tuliskanlah aku di antara para peziarah rumah suci-Mu yang mabrur haji mereka, yang disyukuri usaha mereka, yang diampuni dosa-dosa mereka, dan yang tertebus kejelekan-kejelekan mereka, dan di dalam qadha dan qadar yang akan Kautentukan panjangkanlah umurku dalam kebajikan dan afiat, lapangkanlah rezekiku, dan jadikan aku di antara orang-orang Kaumenangkan agama-Mu dengan (perantara) mereka, serta jangan Kauganti aku dengan orang selainku.

Keempat belas, dalam kitab Anis ash-Shalihin disebutkan membaca doa ini setiap malam bulan Ramadhan.

أَعُوذُ بِجَلالِ وَجْهِكَ الْكَرِيمِ أَنْ يَنْقَضِيَ عَنِّي شَهْرُ رَمَضَانَ أَوْ يَطْلُعَ الْفَجْرُ مِنْ لَيْلَتِي هَذِهِ وَ لَكَ قِبَلِي ذَنْبٌ أَوْ تَبِعَةٌ تُعَذِّبُنِي عَلَيْهِ . إِلهِي وَقَفَ السَّائِلُونَ بِبابِكَ، وَلاذَ الفُقَراءُ بِجَنابِكَ وَوَقَفَتْ سَفِينَةُ المَساكِينِ عَلى ساحِلِ بَحْرِ جُودِكَ وَكَرَمِكَ يَرْجُونَ الجَوازَ إِلى ساحَةِ رَحْمَتِكَ وَنِعْمَتِكَ. إِلهِي إِنْ كُنْتَ لاتَرْحَمُ فِي هذا الشَّهْرِ الشَّرِيفِ إِلاّ مَنْ أَخْلَصَ لَكَ فِي صِيامِهِ وَقِيامِهِ فَمَنْ لِلْمُذْنِبِ المُقَصِّرِ إِذا غَرِقَ فِي بَحْرِ ذُنُوبِهِ وَآثامِهِ إِلهِي إِنْ كُنْتَ لاتَرْحَمُ إِلاّ المُطِيعِينَ فَمَنْ لِلْعاصِينَ وَإِنْ كُنْتَ لاتَقْبَلُ إِلاّ مِنَ العامِلِينَ فَمَنْ لِلْمُقَصِّرِينَ إِلهِي رَبِحَ الصَّائِمُونَ، وَفازَ القَائِمُونَ، وَنَجا المُخْلِصُونَ، وَنَحْنُ عَبِيدُكَ المُذْنِبُونَ. فَارْحَمْنا بِرَحْمَتِكَ، وَاعْتِقْنا مِنَ النَّارِ بِعَفْوِكَ، وَاغْفِرْ لَنا ذُنُوبَنا بِرَحْمَتِكَ. يا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ.

Aku berlindung kepada keagungan “wajah”-Mu yang mulia hendaknya jangan sampai bulan Ramadhan berlalu atau fajar malamku ini terbit sedangkan Engkau masih memiliki tagihan atasku atau (aku masih berlumuran) dosa yang karenanya Engkau akan menyiksaku. Wahai Sembahanku! Para peminta berdiri di depan pintu-Mu, para fakir berlindung di sisi-Mu, bahtera orang-orang miskin berlabuh di tepi pantai laut kemurahan dan kedermawanan-Mu mengharap untuk bisa melintasi kawasan rahmat dan nikmat-Mu. Wahai Sembahanku! Jika di bulan Ramadhan yang mulia ini Engkau tidak menyayangi kecuali hamba-hamba yang dengan ikhlas berpuasa dan shalat maka bagaimanakah dengan hamba-hamba yang berdosa yang tenggelam dalam lautan dosa dan kesalahannya? Wahai sembahanku jika Engkau tidak menyayangi kecuali orang-orang yang taat maka bagaimanakah dengan pemaksiat? Jika Engkau tidak mengabulkan kecuali orang-orang yang beramal bagaimana dengan yang tidak beramal? Wahai Sembahanku! Beruntunglah orang-orang yang berpuasa, menanglah orang-orang yang shalat, selamatlah orang-orang yang ikhlas, kami adalah hamba-Mu yang berdosa maka sayangilah kami dengan rahmat-Mu, bebaskan kami dari siksa neraka dengan maaf-Mu, dan ampunilah segala dosa kami dengan rahmat-Mu wahai Zat yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.


Doa saat sahur

Ketujuh, membaca doa berikut ini. Doa ini disebutkan dalam kitab Iqbal al-Amal dan termasuk doa-doa sahar yang terpendek.

يَا مَفْزَعِي عِنْدَ كُرْبَتِي وَ يَا غَوْثِي عِنْدَ شِدَّتِي إِلَيْكَ فَزِعْتُ وَ بِكَ اسْتَغَثْتُ وَ بِكَ لُذْتُ لا أَلُوذُ بِسِوَاكَ وَ لا أَطْلُبُ الْفَرَجَ إِلا مِنْكَ فَأَغِثْنِي وَ فَرِّجْ عَنِّي يَا مَنْ يَقْبَلُ الْيَسِيرَ وَ يَعْفُو عَنِ الْكَثِيرِ اقْبَلْ مِنِّي الْيَسِيرَ وَ اعْفُ عَنِّي الْكَثِيرَ إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ إِيمَانا تُبَاشِرُ بِهِ قَلْبِي وَ يَقِينا حَتَّى أَعْلَمَ أَنَّهُ لَنْ يُصِيبَنِي إِلا مَا كَتَبْتَ لِي وَ رَضِّنِي مِنَ الْعَيْشِ بِمَا قَسَمْتَ لِي يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ يَا عُدَّتِي فِي كُرْبَتِي وَ يَا صَاحِبِي فِي شِدَّتِي وَ يَا وَلِيِّي فِي نِعْمَتِي وَ يَا غَايَتِي فِي رَغْبَتِي أَنْتَ السَّاتِرُ عَوْرَتِي وَ الْآمِنُ رَوْعَتِي وَ الْمُقِيلُ عَثْرَتِي فَاغْفِرْ لِي خَطِيئَتِي يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ.

Wahai tempat Pelarianku di saat kesedihanku. wahai Penolongku di saat kesulitanku, hanya kepada-Mu aku berlindung, meminta pertolongan, dan bernaung, aku tidak akan bernaung kepada selain-Mu dan tidak akan mencari kelapangan kecuali dari-Mu. Berikanlah pertolongan kepadaku dan lapangkanlah (kesulitan) ku. Wahai yang Menerima yang sedikit dan Memaafkan (dosa) yang banyak, terimalah (amal)ku yang sedikit dan maafkanlah (dosa) ku yang banyak. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, Maha Penyayang. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu iman yang dengannya Kauawasi kalbuku dan keyakinan sehingga aku mengetahui bahwa tidak akan menimpaku kecuali apa yang telah Kautulis bagiku dalam kehidupan ini, ridakanlah aku dengan apa yang telah Kaubagikan untukku, wahai yang Lebih Pengasih dari para pengasih. Wahai Persiapanku di saat kesedihanku, wahai Sahabatku di saat kesulitanku, wahai Pemberi karunia ku, wahai Puncak keinginanku, Engkaulah penutup celaku, Pengaman ketakutanku, dan Pengampun ketergelinciranku, ampunilah kesalahanku, wahai yang Lebih Pengasih dari para pengasih.

Kedelapan, membaca tasbih berikut ini. Tasbih ini disebutkan di dalam kitab al-Iqbal.

سُبْحَانَ مَنْ يَعْلَمُ جَوَارِحَ الْقُلُوبِ سُبْحَانَ مَنْ يُحْصِي عَدَدَ الذُّنُوبِ سُبْحَانَ مَنْ لا يَخْفَى عَلَيْهِ خَافِيَةٌ فِي السَّمَاوَاتِ وَ الْأَرَضِينَ سُبْحَانَ الرَّبِّ الْوَدُودِ سُبْحَانَ الْفَرْدِ الْوِتْرِ سُبْحَانَ الْعَظِيمِ الْأَعْظَمِ سُبْحَانَ مَنْ لا يَعْتَدِي عَلَى أَهْلِ مَمْلَكَتِهِ سُبْحَانَ مَنْ لا يُؤَاخِذُ أَهْلَ الْأَرْضِ بِأَلْوَانِ الْعَذَابِ سُبْحَانَ الْحَنَّانِ الْمَنَّانِ سُبْحَانَ الرَّءُوفِ الرَّحِيمِ سُبْحَانَ الْجَبَّارِ الْجَوَادِ سُبْحَانَ الْكَرِيمِ الْحَلِيمِ سُبْحَانَ الْبَصِيرِ الْعَلِيمِ سُبْحَانَ الْبَصِيرِ الْوَاسِعِ سُبْحَانَ اللَّهِ عَلَى إِقْبَالِ النَّهَارِ سُبْحَانَ اللَّهِ عَلَى إِدْبَارِ النَّهَارِ سُبْحَانَ اللَّهِ عَلَى إِدْبَارِ اللَّيْلِ وَ إِقْبَالِ النَّهَارِ [سُبْحَانَ اللَّهِ عَلَى إِقْبَالِ النَّهَارِ وَ إِدْبَارِ اللَّيْلِ سُبْحَانَ اللَّهِ عَلَى إِقْبَالِ النَّهَارِ وَ إِقْبَالِ اللَّيْلِ‏] وَ لَهُ الْحَمْدُ وَ الْمَجْدُ وَ الْعَظَمَةُ وَ الْكِبْرِيَاءُ مَعَ كُلِّ نَفَسٍ وَ كُلِّ طَرْفَةِ عَيْنٍ وَ كُلِّ لَمْحَةٍ سَبَقَ فِي عِلْمِهِ سُبْحَانَكَ مِلْأَ مَا أَحْصَى كِتَابُكَ سُبْحَانَكَ زِنَةَ عَرْشِكَ سُبْحَانَكَ سُبْحَانَكَ سُبْحَانَكَ .

Mahasuci Zat yang Mengetahui malapetaka-malapetaka hati. Mahasuci Zat yang Menghitung jumlah dosa. Mahasuci Zat yang tidak tersembunyi bagi-Nya segala yang tersembunyi di langit dan di bumi. Mahasuci Tuhan yang Maha Pengasih. Mahasuci Zat yang Maha Esa nan Tunggal. Mahasuci Zat yang Mahaagung nan Teragung. Mahasuci Zat yang tidak pernah berbuat zalim terhadap penduduk kerajaan-Nya. Mahasuci Zat yang tidak menyiksa penduduk bumi dengan aneka ragam siksa. Mahasuci Zat yang Mahakasih nan Penganugerah. Mahasuci Zat yang Mahabelas kasih nan Penyayang. Mahasuci Zat yang Mahaperkasa dan Dermawan. Mahasuci Zat yang Maha Pemurah dan Penyabar. Mahasuci Zat yang Maha Melihat dan Mengetahui. Mahasuci Zat yang Maha Melihat dan Mahaluas, Mahasuci Allah atas kedatangan siang. Mahasuci Allah atas kepergian siang. Mahasuci Allah atas kepergian malam dan kedatangan siang. (Mahasuci Allah atas kedatangan siang dan kepergian malam. Mahasuci Allah atas kedatangan siang dan malam). Hanya bagi-Nya segala pujian, kemuliaan, keagungan, dan kebesaran disertai dengan setiap hembusan napas, kedipan mata, dan setiap isyarat yang telah termaktub dalam ilmu-Nya. Mahasuci Engkau sebanyak yang dapat dihitung oleh kitab-Mu. Mahasuci Engkau sebanyak timbangan Arsy-Mu. Mahasuci Engkau, Mahasuci Engkau, Mahasuci Engkau.

Ketahuilah, para ulama menganjurkan, jika kita berniat puasa setelah memakan sahur, hal itu adalah lebih baik. Akan tetapi, kita memiliki kesempatan untuk berniat puasa dari awal malam hingga akhir malam. Niat adalah kita mengetahui dan bermaksud untuk melakukan puasa esok hari dan meninggalkan segala yang dapat membatalkannya. Selayaknya kita melakukan shalat malam (tahajjud) di waktu-waktu sahar ini.

(Rina-Arifah-3/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Doa Al Baha


Diriwayatkan dari Imam Ali Ridha s.a. berkata, “Ini adalah do’a yg selalu dibaca oleh Imam ‎Muhammad al Baqir s.a. pada wkt sahar di bulan Ramadhan.”‎ adapun doanya sebagai berikut:

اللّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ بَهائِكَ بِأَبْهاهُ، وَكُلُّ بَهائِكَ بَهِيُّ، اللّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِبَهائِكَ كُلِّهِ

Ya Allah, aku memohon kemegahan-Mu semegah-megahnya, dan seluruh kemegahan-Mu adalah ‎megah. Ya Allah, aku memohon kpd-Mu demi seluruh kemegahan-Mu.‎


اللّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ جَمالِكَ بِأَجْمَلِهِ، وَكُلُّ جَمالِكَ جَمِيلٌ، اللّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِجَمالِكَ كُلِّهِ

Ya Allah, aku memohon keindahan-Mu seindah-indahnya, dan seluruh keindahan-Mu adalah indah. Ya ‎Allah, aku memohon kpd-Mu demi seluruh keindahan-Mu.‎


اللّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ جَلالِكَ بِأَجَلِّهِ، وَكُلُّ جَلالِكَ جَلِيلٌ، اللّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِجَلالِكَ كُلِّهِ

Ya Allah, aku memohon kebesaran-Mu sebesar-besarnya, dan seluruh kebesaran-Mu adalah besar. Ya ‎Allah, aku memohon kpd-Mu demi seluruh kebesaran-Mu.‎


، اللّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ عَظَمَتِكَ بِأَعْظَمِها، وَكُلُّ عَظَمَتِكَ عَظِيمَةٌ، اللّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِعَظَمِتِكَ كُلِّها،

Ya Allah, aku memohon keagungan-Mu seagung-agungnya, dan seluruh keagungan-Mu adalah agung. ‎Ya Allah, aku memohon kpd-Mu demi seluruh keagungan-Mu.‎


اللّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ نُورِكَ بِأَنْوَرِهِ، وَكُلُّ نُورِكَ نَيِّرٌ، اللّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِنُورِكَ كُلِّهِ،

‎Ya Allah, aku memohon cahaya-Mu yang seagungnya cahaya, dan seluruh cahaya-Mu ‎adalah bersinar terang. ‎Ya Allah, aku memohon kpd-Mu demi seluruh cahaya-Mu.‎


اللّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ رَحْمَتِكَ بِأَوْسَعِها، وَكُلُّ رَحْمَتِكَ وَاسِعِةٌ، اللّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِرَحْمَتِكَ كُلِّها،

Ya Allah, aku memohon rahmat-Mu seluas-luasnya, dan seluruh rahmat-Mu adalah luas. Ya Allah, aku ‎memohon kpd-Mu demi seluruh rahmat-Mu.‎


اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ كَلِماتِكَ بِأَتَمِّها، وَكُلُّ كَلِماتِكَ تامَّةٌ، اللّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِكَلِماتِكَ كُلِّها

Ya Allah, aku memohon kalimat-Mu yg tersempurna, dan seluruh kalimat-Mu adalah sempurna. Ya ‎Allah, aku memohon kpd-Mu demi seluruh kalimat-Mu.‎


اللّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ كَمالِكَ بِأَكْمَلِهِ، وَكُلُّ كَمالِكَ كامِلٌ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِكَمالِكَ كُلُّهِ،

Ya Allah, aku memohon kpd-Mu kesempurnaan-Mu, dan ‎seluruh kesempurnaan-Mu adalah ‎sempurna. Ya Allah, aku ‎memohon kpd-Mu demi seluruh kesempurnaan-Mu.‎


اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ أَسْمائِكَ بِأَكْبَرِها، وَكُلُّ أَسْمائِكَ كَبِيرَةٌ، اللّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَسْمائِكَ كُلِّها

Ya Allah, aku memohon asma-Mu yg terbesar, dan seluruh asma-Mu adalah besar. Ya Allah, aku ‎memohon kpd-Mu demi seluruh asma-Mu.‎


، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ عِزَّتِكَ بِأَعَزِّها، وَكُلُّ عِزَّتكَ عَزِيزَةٌ، اللّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِعِزَّتِكَ كُلِّها،

Ya Allah, aku memohon kemuliaan-Mu semulia-mulianya, dan seluruh keuliaan-Mu adalah mulia. Ya ‎Allah, aku memohon kpd-Mu demi seluruh kemuliaan-Mu.‎


اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ مَشِيَّتِكَ بِأَمْضاها، وَكُلٌ مَشِيَّتِكَ ماضِيَةٌ، اللّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِمَشِيَّتِكَ كُلِّها،

Ya Allah, aku memohon kehendak-Mu seterlaksana-terlaksananya, dan seluruh kehendak-Mu pasti ‎terlaksana. Ya Allah, aku memohon kpd-Mu demi seluruh kehendak-Mu.‎


اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ قُدْرَتِكَ بِالقُدْرَةِ الَّتِي اسْتَطَلْتَ بِها عَلى كُلِّ شَيْء، وَكُلُّ قُدْرَتِكَ مُسْتَطِيلَةٌ، اللّهم إِنّي أسألُك بقدرتِك كلِّها،

Ya Allah, aku memohon kekuatan-Mu yg dengannya Engkau kuasai segala sesuatu, dan seluruh ‎kekuatan-Mu menguasai. Ya Allah, aku memohon kpd-Mu demi seluruh kekuatan-Mu.‎


اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ عِلْمِكَ بِأَنْفَذِهِ، وَكُلُّ عِلْمِكَ نافِذٌ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِعِلْمِكَ كُلِّهِ

Ya Allah, aku memohon ilmu-Mu yg paling berpengaruh, dan seluruh ilmu-Mu adalah berpengaruh. Ya ‎Allah, aku memohon kpd-Mu demi seluruh ilmu-Mu.‎


، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ قَوْلِكَ بِأَرْضاهُ، وَكُلُّ قَوْلِكَ رَضِيُّ، اللّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِقَوْلِكَ كُلِّهِ،

Ya Allah, aku memohon firman-Mu yg paling diridhai, dan ‎seluruh firman-Mu adalah diridhai. Ya Allah, ‎aku memohon ‎kpd-Mu demi seluruh firman-Mu.‎


اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ مَسائِلِكَ بِأَحَبِّها إِلَيْكَ، وَكُلُّها إِلَيْكَ حَبِيبَةٌ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِمَسائِلِكَ كُلِّ

Ya Allah, aku memohon kpd-Mu dari permohonan-Mu yg paling Kau cintai, dan seluruh permohonan-‎Mu Kau cintai. Ya Allah, aku memohon kpd-Mu demi seluruh permohonan-Mu.‎


ها، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ شَرَفِكَ بِأَشْرَفِهِ، وَكُلُّ شَرَفِكَ شَرِيفٌ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِشَرَفِكَ كُلِّهِ

Ya Allah, aku memohon kemuliaan-Mu semulia-mulianya, dan seluruh kemuliaan-Mu adalah mulia. Ya ‎Allah, aku memohon kpd-Mu demi seluruh kemuliaan-Mu.‎


، اللّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ سُلْطانِكَ بِأَدْوَمِهِ، وَكُلُّ سُلْطانِكَ دائِمٌ، اللّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِسُلْطانِكَ كُلِّهِ

Ya Allah, aku memohon kekuasaan-Mu seabadi-abadinya kekuasaan, dan seluruh kekuasaan-Mu ‎adalah abadi. Ya Allah, aku memohon kpd-Mu demi seluruh kekuasaan-Mu.‎


، اللّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ مُلْكِكَ بِأَفْخَرِهِ، وَكُلُّ مُلْكِكَ فاخِرٌ، اللّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِمُلْكِكَ كُلِّهِ،

Ya Allah, aku memohon semegah-megahnya kerajaan-Mu, dan seluruh kerajaan-Mu adalah megah. Ya ‎Allah, aku memohon kpd-Mu demi seluruh kerajaan-Mu.‎


اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ عُلُوِّكَ بِأَعْلاهُ، وَكُلُّ عُلُوِّكَ عالٍ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِعُلُوِّكَ كُلِّهِ،

Ya Allah, aku memohon ketinggian derajat-Mu setinggi-tingginya, dan seluruh derajat-Mu adalah ‎tinggi. Ya Allah, aku memohon kpd-Mu demi seluruh ketinggian derajat-Mu.‎


اللّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ مَنِّكَ بِأَقْدَمِهِ، وَكُلُّ مَنِّكَ قَدِيمٌ، اللّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِمَنِّكَ كُلِّهِ،

Ya Allah, aku memohon karunia-Mu seqadim-qadimnya, dan seluruh karunia-Mu adalah qadim. Ya ‎Allah, aku memohon kpd-Mu demi seluruh karunia-Mu.‎


اللّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ آياتِكَ بِأَكْرَمِها، وَكُلُّ آياتِكَ كَرِيمَةٌ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِآياتِكَ كُلِّها،

Ya Allah, aku memohon semulia-mulianya ayat-ayatMu, dan seluruh ayat-ayatMu adalah mulia. Ya ‎Allah, aku memohon kpd-Mu demi seluruh ayat-Mu.‎


اللّهُمَّ إِنِّي‌أَسْأَلُكَ بِما أَنْتَ فِيهِ مِنَ الشَّأْنِ وَالجَبَرُوتِ، وَأَسْأَلُكَ بِكُلِّ شَأْنٍ وَحْدَهُ وجَبَرُوتٍ وَحْدَها

Ya Allah, aku memohon kedudukan dan kekuasaan yg Kau miliki dan aku memohon kpd-Mu setiap ‎kedudukan yg utuh dan demi setiap kekuasaan-Mu yg utuh.‎


، اللّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِما تُجِيبُنِي حِينَ أَسْأَلُكَ، فَأَجِبْنِي يااَللهُ.

Ya Allah, aku memohon demi apa yg Engkau menjawabku ketika aku memohon kpd-Mu. Maka, jawablah aku, Ya Allah….


** 

Setelah itu, mintalah setiap keperluan yg Anda miliki, dan keperluan itu akan Dia kabulkan

**

(Al-Hassanain/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Membimbing Umat Dengan Jalan Doa Dan Munajat


Setelah Imam Sajjad As menetap di Madinah, beliau secara ketat diawasi oleh orang-orang Yazid, yang ingin mencari tahu kalau-kalau Imam Sajjad As memulai kegiatan yang merongrong pemerintahan Yazid.

Imam Ali Zainal Abidin As bertugas untuk mengajarkan dan membimbing kaum Muslimin, dan ia melakukannya dengan berbagai cara.

Imam Sajjad As dikenal oleh para ulama sebagai seorang yang ahli dalam bidang hadits Nabi Muhamamd Saw. Banyak ulama datang ke hadiratnya untuk menuntut ilmu darinya.

Salah satu jalan yang ditempuh oleh Imam untuk membimbing umat adalah melalui jalan doa dan munajat kepada Allah Swt. Ia membaca doa dan umat akan ikut serta bersamanya berdoa. Pada saat yang sama umat dapat belajar banyak tentang Islam berkat doa-doa yang memuat banyak pesan dan ajaran itu.

Sebagai hasilnya, hari ini kita memiliki kumpulan doa dalam sebuah buku yang disebut sebagai, “as-Sahifah al-Kamilah al-Sajjadiyah.” Imam Ali Zainal Abidin As dikenal sebagai as-Sajjad.

Kitab doa ini juga dikenal sebagai Zabur Ahlul Bait As.”

Salah satu doa yang terkenal dari kitab doa ini adalah Makarimul Akhlaq.

Dalam satu bait doanya, Imam Sajjad As bersenandung:

Allahummah (Ya Allah)!

Sampaikan salawat dan salam ke atas Muhamamad dan keluarganya yang kudus,

Janganlah Engkau angkat aku satu derajat pun di hadapan manusia,

Tanpa Engkau turunkan aku juga semisal dengan itu dalam diriku,

Dan jangan Engkau datangkan kepadaku kemegahan lahir

Tanpa Engkau berikan kerendahan batin dalam diriku

Demikianlah doa yang dilantunkan oleh Imam kita yang mulia.

(Sahifah as-Sajjadiyah, Doa No. 20, Makarimul Akhlaq)

(ICC-Jakarta/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Doa Untuk Ibu Hamil (Teks Lengkap dan Terjemahannya)


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرّحِيْمِ

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang


اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ

Ya Allah, curahkanlah Shalawat kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad


اللَّهُمَّ سَهِّلْ حَمْلَهُ وَسَهِّلْ وِلاَدَتَهُ وَيَسِّرْ سَبِيْلَهُ.

Ya Allah, mudahkan kehamilan dan kelahirannya, serta mudahkanlah perjalanan (kehidupan)nya.


أَنْتَ الَّذِيْ خَلَقْتَهُ وَأَنْتَ الَّذِيْ أَنْشَأْتَهُ وَسَوَّيْتَهُ،

Engkau Yang menciptakannya, menumbuhkannya dan menyempurnakannya.


إِبْرَاءً إِلَيْكَ مِنْ حَوْلِيْ وَقُوَّتِيْ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ.

Tiada daya dan kekuatan bagiku, sungguh tidak ada Tuhan kecuali Engkau.


اللَّهُمَّ احْفَظْهُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ وَعَنْ يَمِيْنِهِ وَعَنْ شِمَالِهِ.

Ya Allah, jagalah ia dari arah depannya, dari arah belakangnya, dari sebelah kanan dan kirinya.


اللَّهُمَّ اجْعَلْهُ مُؤْمِناً مُسْلِماً.

Ya Allah, jadikanlah dia seorang yang mukmin dan muslim.


اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ أَنْ تَجْعَلَهُ مِنَ الَعُلَمَاءِ الْعَامِلِيْنَ وَمِنَ الدُّعَاةِ الْمُخْلِصِيْنَ.

Ya Allah, aku memohon kepada-Mu untuk menjadikannya seorang ulama yang mengamalkan ilmunya, dan menjadikannya seorang penyeru yang ikhlash (kepada agama-Mu).


اللَّهُمَّ بَارِكْ فِيْهِ وَلاَ تَضُرَّهُ، اللَّهُمَّ اجْعَلْهُ قُرَّةَ عَيْنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ وَلِوَالِدَيْهِ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ.

Ya Allah, berkatilah dia, jangan celakakan dia, dan jadikanlah ia buah hati Nabi saww, kedua orangtuanya dan kaum muslimin.


اللَّهُمَّ أَعِنَّي عَلَى حُسْنِ تَرْبِيَّتِهِ، يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

Ya Allah, bantulah aku untuk memberinya pendidikan yang terbaik. Wahai Yang Maha Pengasih di antara para pengasih.


وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِهِ الطَاهِرِيْنَ

Shalawat dari Allah Semoga selalu tercurah kepada Muhammad dan keluarga Muhammad


والحمد لله رب العالمين.

Dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.


Keterangan:

Dibaca sambil ibu atau ayahnya mengusap-usap perut ibu. diamalkan sesering mungkin, terutama setiap kali seusai shalat.

(All-About-Ahlulbait/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Doa Dalam Mazhab Ahlul Bait


Disebuah forum diskusi yang konon diadministratori oleh seorang habib, lagi-lagi mazhab ahlulbait menjadi sasaran empuk. Penanya mengatakan bahwa Doa Kumail berisi laknat terhadap sahabat. Mungkin member di forum itu belum pernah melihat apalagi membaca Doa Kumail, jadi bicaranya salah. Atau mungkin ada Kumail yang lain?

Hadis-hadis yang diriwayatkan oleh ahlulbait as. mengenai doa dan keutamaannya sangat banyak. “Doa merupakan senjata kaum Mukmin”, “Ibadah paling utama adalah berdoa”, “Perbuatan yang paling dicintai Allah di bumi ini adalah berdoa”, “Sesungguhnya doa adalah obat bagi segala penyakit”.

Di antara ciri dari doa yang diajarkan Ahlulbait adalah pengakuan. Segala keburukan yang dilakukan manusia bersumber dari nafsu yang ada dalam diri manusia. Maka pengakuan atas dosa dan menyadarinya untuk kemudian berserah diri dan memohon ampunan dan taubat dari Allah.

Dalam Doa Abu Hamzah ats-Tsumali dapat dibaca:

ويحملني ويجرئني على معصيتك
حلمك عني ويدعوني الى قلة الحياء سترك علي
ويسرعني الى التوثب على محارمك
معرفتي بسعة رحمتك وعظيم عفوك

Sikap lembut-Mu padaku telah membuatku berani melakukan maksiat.
Tirai-Mu atas dosaku membawaku memiliki sedikit rasa malu.
Pengetahuanku akan luasnya rahmat-Mu serta besarnya ampunan-Mu,
Mempercepat diriku untuk melanggar banyak larangan-Mu.

Ciri lain dari doa yang diajarkan ahlulbait adalah metode “argumentasi” kepada Allah untuk meminta maaf dan memohon ampun kepada-Nya.

وَليت شِعري يَا سيِّدي وإلهِي ومَولايَ
اَتُسَلِّطُ النَّار على وُجُوه خَرَّتْ لِعظمتِكَ سَاجِدَة
و على اَلْسُن نَطَقَت بِتَوحِيدِكَ صادِقَة
وبِشُكرِكَ مَادِحَة
وَعلى جَوَارِح سَعَتْ اِلَى اَوْطَانِ تَعَبُّدِكَ طَائِعَة
واشَارَتْ بِاسْتِغفَارِكَ مُذْعِنَة
مَا هَكذا الظُّنُّ بِكَ
وَلاُخبَرْنا بِفَضْلِكَ عَنْكَ

Aduhai diriku, wahai Junjunganku, Tuhanku, Pelindungku.
Apakah Engkau akan melemparkan ke neraka,
Wajah-wajah yang bersujud atas keagungan-Mu,
Lidah-lidah yang dengan jujur menyebut keesaan-Mu,
Dan selalu memuji-Mu dengan bersyukur kepada-Mu,

Organ-organ tubuh yang selalu menghamba kepada-Mu,
Dan dengan rendah hati selalu memohon ampunan dari-Mu?
Sungguh bukan demikian sangkaan kami tentang-Mu,
Sementara kami telah tahu akan keutamaan-Mu. 


Doa Kumail

Nama lain dari doa ini adalah Doa Nabi Khidir as. Nama Kumail diambil dari Kumail bin Ziad, salah seorang sahabat Imam Ali bin Abi Thalib kw. Ketika sedang berkumpul bersama sahabatnya, Imam Ali ditanya tentang tafsir ayat: “Pada malam itu dijelaskan segala yang penuh hikmah (QS. Ad-Dukhân : 4).

Imam Ali menjawab, “Ayat ini turun mengenai Nisfu Syakban. Orang harus memohon kepada Allah pada malam itu. Ia harus membaca Doa Khidir.” Diskusi itu berakhir dan Imam kembali ke rumah. Di tengah malam, Kumail pergi menuju rumah Imam Ali untuk meminta diajarkan Doa Khidir. Imam Ali pun mengajarinya dan menasehati untuk dibaca setiap malam Jumat.

Entah informasi dari mana bahwa dalam Doa Kumail ada cacian terhadap syaikhain.

Padahal Doa Kumail mengandung berbagai macam makrifat tentang Allah dan nasihat keagamaan, selain memiliki tata bahasa Arab yang tinggi.

Kita bisa lihat dalam kutipan doa tersebut yang bernada “dialog argumentatif”:

فَهَبنِي يَاالَهِي وسَيِّدِي ومَولاي ورَبِّي
صَبَرْتُ عَلى عَذَابِك
فَكَيفَ اصْبِرُ عَلى فِرَاقِكَ
وهَبنِي صَبَرتُ عَلى حَرِّ نَارِك
فَكَيْفَ اصْبِر عَنِ النَّظَر اِلَى كَرَامَتِك

Oh… seandainya aku, wahai Tuhanku, Junjunganku, Tuanku, Pemeliharku!
Sekiranya aku dapat sabar menerima siksa-Mu,
Mana mungkin aku mampu sabar untuk berpisah dari-Mu?
Dan seandainya aku bisa sabar menahan panasnya api neraka,
Bagaimana mungkin aku bisa sabar untuk tidak menyaksikan keagungan-Mu?

Sebagaimana yang kita pahami dari baris doa di atas, kecintaan dan kenikmatan dekat dengan Allah lebih baik di sisi Allah daripada syafaat yang diterima oleh seorang pendosa.

Selain dari doa-doa di atas (yang termaktub di dalam Mafâtîh Al-Jinân), juga terdapat buku doa yang berisi kalimat-kalimat suci nan agung yang dimunajatkan oleh Imam Ali Zainal Abidin, Shahîfah Sajjadiah.

Di antara nilai-nilai penting yang terdapat dalam untaian doa Imam Ali Zainal Abidin adalah:
1. Pengenalan kepada Allah Swt. tentang keagungan, kesucian, keesaan dan kemampuan-Nya.
2. Merenungkan keutamaan Allah Swt. atas para hamba-Nya dan ketidakmampuan hamba dalam menjalankan seluruh kewajibannya.
3. Pengenalan tentang pahala, siksa, surga, neraka, dan bahwa semua pahala Allah adalah keutamaan, dan juga seorang hamba berhak menerima siksa-Nya, sekecil apapun maksiat yang dilakukannya.
4. Mengajak pendoa dengan doa-doa tersebut agar dapat meninggalkan perbuatan dan sifat buruk, sehingga hati dan jiwa menjadi bersih dan suci.
5. Memotivasi agar menjadi manusia yang mulia di hadapan yang lain dan tidak hina dihadapan mereka, tidak menggantungkan hajatnya kepada siapapun selain Allah.
6. Mengajarkan kepada manusia agar memperhatikan hak-hak orang lain serta saling menolong, berbuat baik antar sesama, mendahulukan orang lain di atas kepentingannya sebagai eksistensi makna ukhuwah islâmiah.

Wallâhua’lâm.

Sumber: Disarikan dari ‘Aqâ’id al-Imâmiah karya Syekh Ridha Al-Muzhaffar

(Eja-Jufri/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Doa Malam Kedua Puluh Tiga Ramadhan (II)


دعاء آخر لظهوره أرواحنا فداه

في الليلة الثالثة والعشرين من شهر رمضان

قال العلّامة المجلسي: عن محمّد بن عيسى بن عبيد بإسناده عن الصالحين‏ عليهم السلام‏ قال:

وكرّر في ليلة ثلاث وعشرين من شهر رمضان قائماً وقاعداً، وعلى كلّ حال، والشهر كلّه، وكيف أمكنك، ومتى حضرك في دهرك، تقول بعد تمجيد اللَّه‏تعالى والصلاة على النبيّ وآله:

أَللَّهُمَّ كُنْ لِوَلِيِّكَ الْقائِمِ بِأَمْرِكَ، مُحَمَّدِ بْنِ الْحَسَنِ الْمَهْدِيِّ، عَلَيْهِ وَعَلى آبائِهِ أَفْضَلُ الصَّلاةِ وَالسَّلامِ، في هذِهِ السَّاعَةِ وَفي كُلِّ ساعَةٍ، وَلِيّاً وَحافِظاً وَقائِداً وَناصِراً وَدَليلاً وَمُؤَيِّداً، حَتَّى تُسْكِنَهُ أَرْضَكَ طَوْعاً، وَتُمَتِّعَهُ فيها طُولاً وَعَرْضاً، وَتَجْعَلَهُ وَذُرِّيَّتَهُ مِنَ الْأَئِمَّةِ الْوارِثينَ.

أَللَّهُمَّ انْصُرْهُ وَانْتَصِرْ بِهِ، وَاجْعَلِ النَّصْرَ مِنْكَ عَلى يَدِهِ، وَاجْعَلِ النَّصْرَ لَهُ وَالْفَتْحَ عَلى وَجْهِهِ، وَلا تُوَجِّهِ الْأَمْرَ إِلى غَيْرِهِ. أَللَّهُمَّ أَظْهِرْ بِهِ دينَكَ وَسُنَّةَ نَبِيِّكَ، حَتَّى لايَسْتَخْفِيَ ‏بِشَيْ‏ءٍ مِنَ الْحَقِّ مَخافَةَ أَحَدٍ مِنَ الْخَلْقِ.

أَللَّهُمَّ إِنّي أَرْغَبُ إِلَيْكَ في دَوْلَةٍ كَريمَةٍ تُعِزُّ بِهَا الْإِسْلامَ وَأَهْلَهُ، وَتُذِلُّ بِهَا النِّفاقَ وَأَهْلَهُ، وَتَجْعَلُنا فيها مِنَ الدُّعاةِ إِلى طاعَتِكَ، وَالْقادَةِ إِلى سَبيلِكَ، وَآتِنا فِي الدُّنْيا حَسَنَةً وَفِي‏ الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنا عَذابَ النَّارِ، وَاجْمَعْ لَنا خَيْرَ الدَّارَيْنِ، وَاقْضِ عَنَّا جَميعَ ما تُحِبُّ فيهِما، وَاجْعَلْ لَنا في ذلِكَ الْخِيَرَةَ بِرَحْمَتِكَ وَمَنِّكَ في عافِيَةٍ، آمينَ رَبَّ الْعالَمينَ، وَزِدْنا مِنْ ‏فَضْلِكَ وَيَدُكَ الْمَلَأُ، فَإِنَّ كُلَّ مُعْطٍ يَنْقُصُ مِنْ مُلْكِهِ، وَعَطاؤُكَ ‏يَزيدُ في مُلْكِكَ.(1)

ــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــ

1) بحار الأنوار: 349/97، إقبال الأعمال: 357.

Allamah Majlisi ra. menukil dari Muhammad bin Isa bin Ubaid, menisbatkan do’a ini kepada salah satu dari Maksumin as. beliau bersabda:

Bacalah do’a berikut dan ulangilah pada malam ke dua puluh tiga bulan Ramadhan dalam keadaan berdiri, duduk dan dalam keadaan apapun, selama bulan ramadhan atau kapan saja apabila memungkinkan sepanjang masih hidup.

Setelah memuji Tuhan dan bershalawat kepada nabi Muhammad saw, bacalah:

Ya Allah! Jadilah Engkau sebagai penjaga, pemelihara, pelindung, penolong, petunjuk serta penguat di saat ini, bagi wali-Mu yang menjalankan aturan-Mu, Muhammad putra Hasan Al-Mahdi, semoga sebaik-baiknya shalawat dan salam tercurah kepadanya dan para datuknya, sehingga Engkau serahkan kepadanya bumi-Mu dengan ridha dan Kau berikan kebahagiaan di mana pun ia berada dan Engkau jadikan ia serta keturunannya sebagai Imam yang menjadi pewaris (kenabian).

Ya Allah! Tolonglah ia dan dengannya tolonglah kami, berikan kemenangan dari sisi-Mu kepadanya, tampakkanlah kemenanga nsempurna di wajahnya dan jangan Kau serahkan urusan (pemerintahan) kepada selainnya.

Ya Allah! Tanpakkan dengannya agama-Mu dan sunah nabi-Mu, sehingga tidak tersembunyi sedikitpun dari kebenaran, karena takut kepada salah seorang dari makhluk-Mu. Ya Allah! Sesungguhnya aku merindukan kepada-Mu dalam negeri yang mulia, disana Islam dan pengikutnya dimuliakan, sedang orang munafik serta pengikutnya dihinakan, jadikan kami disana sebagai penyeru kepada ketaatan kepada-Mu dan pemimpin menuju jalan-Mu, berilah kebaikan kepada kami di dunia dan akherat, jagalah kami dari api neraka, berikan kepada kami apa yang baik di dunia dan di akherat, limpahkan kepada kami semua yang Engkau cintai di sana, jadikan kami di sana sebagai orang yang terpilih dengan rahmat-Mu dalam keselamatan, amiin rabb al‘alamin.

Tambahkan kepada kami karunia dari tangan-Mu yang penuh kebaikan, sementara setiap yang memberi berkurang dari apa yang dimilikinya, tetapi pemberian-Mu menjadikan apa yang Engkau miliki melimpah “.[1]


__________________________________

[1] Bihar al-Anwar jilid 97 hal.349 dan Iqbal al-A’mal hal.357.

(Dokumentasi/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Doa Malam Kedua Puluh Tiga Ramadhan (I)


الدعاء لظهوره أرواحنا فداه

في الليلة الثالثة والعشرين من شهر رمضان

ورد هذا الدعاء في الليلة الثالثة والعشرين من شهر رمضان في بعض النسخ:

أَللَّهُمَّ يا ذَا الْمَجْدِ الشَّامِخِ وَالسُّلْطانِ الْباذِخِ، صَلِّ عَلى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ، وَكُنْ لِوَلِيِّكَ وَابْنِ وَلِيِّكَ مُحَمَّدِ بْنِ الْحَسَنِ‏ الْمَهْدِيِّ، في هذِهِ السَّاعَةِ وَلِيّاً وَحافِظاً، وَقائِداً وَناصِراً، وَدَليلاً وَعَوْناً، وَعَيْناً وَمُعيناً، حَتَّى تُسْكِنَهُ أَرْضَكَ طَوْعاً، وَتُمَتِّعَهُ فيها طَويلاً.

يا مُدَبِّرَ الْاُمُورِ، يا باعِثَ مَنْ فِي الْقُبُورِ، يا مُجْرِيَ الْبُحُورِ، يا مُلَيِّنَ الْحَديدِ لِداوُودَ عَلَيْهِ السَّلامُ، صَلِّ عَلى مُحَمَّدٍ وَآلِ ‏مُحَمَّدٍ، وَافْعَلْ بي كَذا وَكَذا، أي اُطلب حاجتك.(1)

ـــــــــــــــــــــــــــــــــــــ

1) منهاج العارفين: 274.

Pada sebagian kitab, do’a untuk Imam Zaman as. ini termasuk bagian dari amalan malam dua puluh tiga bulan Ramadhan. Do’a tersebut sebagai berikut:

Ya Allah! Wahai pemilik keagungan yang tinggi dan kekuasaan yang menjulang, curahkanlah shalawat dan salam kepada Muhammad dan keluarganya, jadilah Engkau pengasuh, penjaga, pemimpin, penolong, petunjuk, pemelihara dan pengawas bagi wali-Mu Muhammad putra Al-Hasan Al-Mahdi di saat ini, sehingga Engkau serahkan kepadanya bumi-Mu dengan ridha dan Kau bahagiakan ia dalam jangka waktu yang panjang.

Wahai sang pengatur segala urusan, wahai yang membangkitkan ahli kubur, wahai yang mengalirkan lautan, wahai yang melenturkan besi untuk Daud as. curahkanlah shalawat dan salam kepada Muhammad dan keluarganya dan lakukanlah untukku ini, ini…

Sampaikanlah permohonan kepada Allah swt. ![1]


_____________________________

[1] Minhaj al-‘Arifiin hal. 274.

(Dokumentasi/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Doa Hari Ketiga Belas Ramadhan


الدعاء لظهوره أرواحنا فداه

في اليوم الثالث عشر من شهر رمضان

نقل السيّد الأجلّ عليّ بن طاووس ‏رحمه الله هذا الدعاء لهذا اليوم:

أَللَّهُمَّ إِنّي أَدينُكَ بِطاعَتِكَ وَوِلايَتِكَ، وَوِلايَةِ مُحَمَّدٍ نَبِيِّكَ، وَوِلايَةِ أَميرِالْمُؤْمِنينَ حَبيبِ نَبِيِّكَ، وَوِلايَةِ الْحَسَنِ وَالْحُسَيْنِ، سِبْطَيْ نَبِيِّكَ وَسَيِّدَيْ شَبابِ أَهْلِ جَنَّتِكَ.

وَأَدينُكَ يا رَبِّ بِوِلايَةِ عَلِيِّ بْنِ الْحُسَيْنِ وَمُحَمَّدِ بْنِ عَلِيّ‏ وَجَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ وَمُوسَى بْنِ جَعْفَرٍ وَعَلِيِّ بْنِ مُوسى وَمُحَمَّدِ بْنِ عَلِيٍّ وَعَلِيِّ بْنِ مُحَمَّدٍ وَالْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ، وَسَيِّدي وَمَوْلايَ ‏صاحِبِ الزَّمانِ.

أَدينُكَ يا رَبِّ بِطاعَتِهِمْ وَوِلايَتِهِمْ، وَبِالتَّسْليمِ بِما فَضَّلْتَهُمْ، راضِياً غَيْرَ مُنْكِرٍ وَلا مُسْتَكْبِرٍ، عَلى ما أَنْزَلْتَ في كِتابِكَ.

أَللَّهُمَّ صَلِّ عَلى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ، وَادْفَعْ عَنْ وَلِيِّكَ وَخَليفَتِكَ ‏وَلِسانِكَ وَالْقائِمِ بِقِسْطِكَ، وَالْمُعَظِّمِ لِحُرْمَتِكَ، وَالْمُعَبِّرِ عَنْكَ، وَالنَّاطِقِ بِحُكْمِكَ، وَعَيْنِكَ النَّاظِرَةِ، وَاُذُنِكَ السَّامِعَةِ، وَشاهِدِ عِبادِكَ، وَحُجَّتِكَ عَلى خَلْقِكَ، وَالْمُجاهِدِ في سَبيلِكَ، وَالْمُجْتَهِدِ في طاعَتِكَ.

وَاجْعَلْهُ في وَديعَتِكَ الَّتي لاتَضيعُ، وَأَيِّدْهُ بِجُنْدِكَ الْغالِبِ، وَأَعِنْهُ وَأَعِنْ عَنْهُ، وَاجْعَلْني وَوالِدَيَّ وَما وَلَدا وَوُلْدي مِنَ‏الَّذينَ يَنْصُرُونَهُ، وَيَنْتَصِرُونَ بِهِ فِي الدُّنْيا وَالْآخِرَةِ، إِشْعَبْ بِهِ ‏صَدْعَنا، وَارْتُقْ بِهِ فَتْقَنا.

أَللَّهُمَّ أَمِتْ بِهِ الْجَوْرَ، وَدَمْدِمْ بِمَنْ نَصَبَ لَهُ، وَاقْصِمْ رُؤُوسَ ‏الضَّلالَةِ حَتَّى لاتَدَعَ عَلَى الْأَرْضِ مِنْهُمْ دَيَّاراً.(1)

ـــــــــــــــــــــــــــــــــــــــ

1) إقبال الأعمال: 426، البحار: 37/98، باب السعادة: 85.


Sayyid Ali bin Thawus ra. menukil do’a untuk kemunculan imam Zaman as yang dibaca pada hari ke tiga belas bulan Ramadhan.

Ya Allah! Sesungguhnya aku merendah kepada-Mu dengan ketaatan dan wilayah(kekuasaan)-Mu, wilayah Muhammad nabi-Mu, wilayah Amirul Mukminin kekasih nabi-Mu, wilayah Al-Hasan dan Al-Husein cucu nabi-Mu dan penghulu para pemuda penduduk surga. Aku merendah kepada-Mu wahai Tuhanku dengan wilayah Ali putra Al-Husein, Muhammad putra Ali, Ja’far putra Muhammad, Musa putra Ja’far, Ali putra Musa, Muhammad putra Ali, Ali putra Muhammad, Hasan putra Ali dan tuan pemimpinku Shahib Zaman as, aku merendah wahai Tuhanku dengan ketaatan dan wilayah mereka, dengan pengakuan bahwa mereka adalah orang-orang yang telah Engkau muliakan, dengan ridha dan ikhlas, tidak dengan pengingkaran dan kesombongan, atas apa yang telah Engkau turunkan dalam kitab-Mu.

Ya Allah! Curahkanlah shalawat dan salam kepada Muhammad dan keluarganya, jagalah wali-Mu, khalifah serta lisan-Mu dan Al-Qaim dengan keadilan-Mu, orang yang mengagungkan kemuliaan-Mu, yang menceritakan tentang Engkau, yang berbicara dengan hikmah-Mu, ia adalah mata-Mu yang melihat, telinga-Mu yang mendengar, sebagai saksi bagi hamba-hamba-Mu, hujah-Mu atas makhluk-Mu, yang berjihad di jalan-Mu dan yang sungguh-sungguh dalam mentaati-Mu.

Jadikan ia sebagai amanat-Mu yang tak pernah musnah, kuatkan ia dengan tentara-Mu yang pasti menang, tolonglah ia dan jangan tolong musuh-musuhnya, jadikan aku, orang tuaku, putra-putra orang tuaku dan putra-putraku sebagai orang-orang yang menolongnya, berikanlah keberhasilan kepada kami dengannya di dunia dan di akhirat, satukanlah cerai berai kami dan sembuhkan semua penyakit kami.

Ya Allah! Matikanlah dengannya segala kejahatan, jadikan kemarahan-Mu atas musuh-musuhnya dan hancurkanlah pemimpin-pemimpin kezaliman sehingga tidak tersisa dari mereka seorang pun di muka bumi ini “.[1]


___________________________________

[1] Iqbal al-A’mal hal. 426, Bihar al-Anwar jilid 98 hal.37 dan Bab as-Sa’adah hal. 85.

(Dokumentasi/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Ada Apa Dengan Doa Arafah Sayidina Husain?

Doa Arafah

Oleh: Muhammad Shahifi

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ لَيْسَ لِقَضَائِهِ دَافِعٌ، وَ لاَ لِعَطَائِهِ مَانِعٌ، وَ لاَ كَصُنْعِهِ صُنْعُ صَانِعٍ، وَ هُوَ الْجَوَادُ الْوَاسِعُ فَطَرَ

Segala puji bagi Allah yang tiada seorangpun dapat menolak ketentuan-Nya, mencegah pemberian-Nya, dan tak ada seorangpun dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya. Dialah Allah yang maha pemurah menciptakan


أَجْنَاسَ الْبَدَائِعِ وَ أَتْقَنَ بِحِكْمَتِهِ الصَّنَائِعَ، لاَ تَخْفَى عَلَيْهِ الطَّلاَئِعُ، وَ لاَ تَضِيْعُ عِنْدَهُ الْوَدَائِعُ، (أََتَى بِالْكِتَابِ

segala jenis ciptaan dengan hikmah-Nya secara sempurna,tidak akan samar kepada-Nya setiap yang rahasia, tidak akan disia-siakan setiap titipan yang dititipkan kepada-Nya, (Datang dengan kitab


الْجَامِعِ، وَ بِشَرْعِ الْإِسْلاَمِ النُّوْرِ السَّاطِعِ، وَ لِلْخَلِيْقَةِ صَانِعٌ، وَ هُوَ الْمُسْتَعَانُ عَلَى الْفَجَائِعٌ)، جَازِيْ كُلِّ صَانِعٍ،

yang menyeluruh dan dengan syariat islam yang terang benderang dan yang menciptakan makhluk dan Dialah penolong pada setiap kesusahan] membalas setiap yang berbuat,


وَ رَائِشُ كُلِّ قَانِعٍ، وَ رَاحِمُ كُلِّ ضَارِعٍ، وَ مُنْزِلُ الْمَنَافِعِ وَ الْكِتَابِ الْجَامِعِ بِالنُّورِ السَّاطِعِ، وَ هُوَ لِلدَّعَوَاتِ

mecukupkan setiap yang qona’ah(merasa cukup) menyayangi setiap yang merendah (hati), menurunkan setipa yang bermanfa’at dan kitab yang terkumpul ( didalamnya segala urusan) dengan cahaya yang terang benderang. Dialah Allah yang mendengar setiap do’a,


سَامِعٌ، وَ لِلْكُرُبَاتِ دَافِعٌ، وَ لِلدَّرَجَاتِ رَافِعٌ، وَ لِلْجَبَابِرَةِ قَامِعٌ، فَلاَ إِلَهَ غَيْرُهُ وَ لاَ شَيْئَ يَعْدِلُهُ وَ لَيْسَ كَمِثْلِهِ

menolak setiap bencana, mengangkat setiap derajat, menghempaskan setiap yang sombong. Tidak ada tuhan selain Dia, tiada sesuatupun menyamai-Nya, tiada sesuatupun menyerupai-Nya,


شَيْئٌ وَ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ اللَّطِيْفُ الْخَبِيْرُ وَ هُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَرْغَبُ إِلَيْكَ وَ أَشْهَدُ

Dialah yang maha mendengar, maha melihat, maha halus , maha mengetahui dan maha berkuasa atas segala sesuatu. Ya Allah sungguh aku mencintai-Mu, aku bersaksi

بِالرُّبُوْبِيَّةِ لَكَ مُقِرًّا (مُقِرٌّ) بِأَنَّكَ رَبِّيْ وَ أَنَّ إِلَيْكَ مَرَدِّيْ، ابْتَدَأْتَنِيْ بِنِعْمَتِكَ قَبْلَ أَنْ أَكُوْنَ شَيْئًا مَذْكُوْرًا وَ

dengan rububiyah-Mu, kuakui bahwa Engkau adalah tuhanku,kepada-Mu pengembalianku, Engkau ciptakan aku dengan limpahan nikmat-Mu, sedang aku ketika itu belum berupa apapun yang dapat disebut,


Siapa yang tidak mengenal doa Arafah, warisan agung ahlul bait Radulullah saw. Doa Arafah begitu istimewa dan menarik. Betapa tidak, doa ini dapat dibagi dalam dua bagian: Bagian umum dan bagian khusus. Permulaan doa ini bisa dikunsumsi dan dipahami oleh masyarakat umum, namun semakin maju (bagian kedua), doa ini menyampaikan pemahaman-pemahaman yang khusus yang bisa dinikmati oleh kalangan khusus (khawas) dan sangat khusus (khawas al-khawas). Dan tentu syarah masing-masing dari bagian doa ini memerlukan penulisan artikel tersendiri.

Doa Arafah Sayidina Husain termasuk doa yang mengandung pesan sufistik yang tinggi dan membahas makrifatullah (pengenalan terhadap Tuhan) serta munajat dan ekspresi penghamaan pada Allah Swt. Dalam doa ini, Sayidina Husain memperkenalkan–dengan pandangan yang mendalam–sifat-sifat Allah, tajdid ‘ahd (pembaharuan janji) dengan-Nya, perjalanan pada diri manusia serta mengingatkan pelbagai nikmat tak terhingga Ilahi serta syukur atasnya. Di samping itu, doa agung ini juga mengisyaratkan kehinaan di hadapan Allah, pengakuan akan kefakiran dan kekecilan diri, taubat dan permohonan ampunan serta keberhasilan dalam beramal.

Basyar dan Basyir mengatakan: Di akhir doa ini, Imam Husain mengangkat suaranya tinggi-tinggi sembari berkata, Ya Rabb ya Rabb, sehingga semua orang yang ada di sekitar beliau yang tidak berdoa tertarik untuk mendengarkan doa beliau dan mengamininya.Lalu semua orang hanyut dalam tangisan bersama Imam Husain sehingga matahari tenggelam dan kemudian jamaah haji bergerak menuju Masy’ar bersama beliau.

Sayed al Habib ad-Dai Ilallah al-‘Arif billah Imam Khamene’i berkata: “Pribadi cemerlang Imam Husain memiliki dua aspek: aspek pertama adalah aspek jihad dan syahadah (kesyahidan). Beliau begitu menonjol dalam sejarah pada aspek ini dan perjuangannya begitu berkah dan tetap abadi sampai hari ini.

Dan rata-rata kalian mengenali aspek perjuangan dan jihad beliau. Aspek lain adalah dimensi spiritual dan ‘irfani/sufistik beliau, khususnya pada doa Arafah yang aspek ‘irfani ini muncul secara meknakjubkan. Sangat jarang kita memiliki doa selevel doa Arafah

Doa Arafah begitu menyentuh dan memiliki keteraturan yang luar biasa. Dan di doa Arafah ini terdapat tawasul kepada Allah Swt yang mengajarkan kepada pendoanya supaya ia mengalami kefaaan dan ketiadaan di hadapan Zat Ilahi. Tentu doa yang seperti ini sangat menakjubkan sekali.

Doa lain yang terkait dengan doa Arafah adalah doa yang terdapat dalam Shahifah as-Sajjadiyyah. Dan doa Sayidil Imam Ali Zainal Abidin dalam Shahifah Sajjadiyyah seperti syarah bagi doa Arafah.Do Arafah adalah matn (teksnya) sedangkan doa Arafah Imam Zainal Abidin adalah syarahnya. Doa Arafah Imam Husain adalah pangkal (ashl) sedangkan doa Arafah Imam Husain adalah far’ (cabang).

Meskipun seluruh para Imam ahlul bait masing-masing mereka mempunyai doa ma’tsur (yang diriwayatkan dari Nabi saw) yang sampai kepada kita namun doa terbanyak dan paling terkenal hanya dinisbahkan kepada tiga imam: Imam Ali, Imam Husain dan Imam Ali Zainal Abidin. Dan menariknya, ketiga imam tersebut adalah pejuang dan mujahid di jalan Allah. Imam Ali yang merupakan mujahid sejati memiliki doa yang terkenal dengan sebutan doa Kumail. Imam Husain pejuang dan syahid di padang tandus Karbala mempunyai doa yang terkenal dengan doa Arafah. Dan Imam Ali Zainal Abidin yang merupakan pembawa pesan perjuangan ayahnya di Nainawa memiliki kumpulan doa yang dibukukan dalam kitab Shahifah Sajjadiyyah.

(Ikmal-Online/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Bagaimana Agar Doa Bisa Menjadi Sebuah Solusi


Oleh: Suparno


Do’a keselamatan dari Imam Mahdi afj

Allahumma shalli ala Muhammad wa ali Muhammad

Allahummarzuqna taufiqattha’ah

“Ya Allah karuniakan bagi kami taufik ketaatan”

Doa ini diawali dengan permohonan agar kita dikaruniai taufik, tidak sembarang taufik tapi taufik ketataan kepada Allah swt.

Semua orang dituntut untuk memiliki tujuan. Semua orang hidup dan dari hasil interaksi dengan orang lain, dengan lingkungan sekitar, dengan lingkup sosial tertentu dari sini muncullah berbagai permasalahan. Dari permasalahan tadi manusia menjadi stress dan tertekan, dan dia tidak bisa hidup dengan nyaman di muka bumi ini.

Sebagai contoh ketika seorang ayah pulang dari pekerjaan dengan membawa stress, stress dari tempat kerja maupun stress selama perjalanan pulang. Sang ibu dengan semangat emansipasi juga meniti karier di dunia kerja, ia pun pulang kerumah dengan membawa stress, stress persis seperti suaminya. Rumah pun menjadi tempat bertemunya dua stress dari dua orang terpenting dalam rumah tangga.

Tuntutan kerja mengharuskan si ayah dan ibu bangun pagi-pagi dan bersiap untuk memulai kerja, juga karena tuntutan tempat kerja, si ayah dan ibu harus pulang terlambat, belum lagi kadang harus kerja lembur karena sudah mendekati deadline, karena konsumen meminta proyek dipercepat, klient menuntut ada perubahan sementara waktu sudah mepet, demi mempertahankan konsumen dan klient karyawan diharuskan kerja lembur.

Kita bisa bayangkan bagaimana kenyamanan dan ketentraman dari keluarga diatas. Ketika kehidupan didasarkan tidak pada ketaatan kepada Allah swt maka itu sama dengan permasalahan yang akan melahirkan permasalahan-permasalahan yang lain.

Kita kembalikan pada masalah bahwa ketaatan adalah sebuah taufik yang semestinya kita utamakan dalam deret doa kita. Dapat dipahami disini bahwa ketaatan adalah sebuah target, dan dalam menggapai target kita butuh perencanaan, diluar perencanaan bagian yang sangat penting adalah pengenalan pihak yang akan diupgrade ketahap ketaatan, yakni diri kita sendiri. Bagaimana kondisi kita, seberapa jauh kita dari level yang ingin kita raih, berapa tahapan yang harus kita lalui agar kita bisa sampai pada level yang kita harapkan. Apa saja yang kita butuhkan, apa saja kondisi pribadi kita yang menjadi penghalang, sifat apa saja yang kita miliki dan itu menghalangi perjalanan kita, dari perbuatan dan sifat buruk yang kita miliki mana yang lebih berat ditinggalkan, dan mana yang lebih mudah kita tinggalkan, berapa waktu yang dibutuhkan untuk mencapai level itu, apakah egoisme sedang mengungguli nalar normal kita, apakah sifat tidak mau mengalah sedang mengalahkan kita dalam menentukan pilihan kita.dll. Kita berikan skala prioritas.

Doa yang kita panjatkan adalah pengingat kita untuk senantiasa berada dalam satu garis, berada dalam koridor sehingga kita bisa tetap berada dalam zona aman, berada dalam zona perjalanan yang tidak menyalahi tujuan yang akan kita raih.

Demikian juga baris pertama doa keselamatan dari Imam Mahdi afj ini.

Allahummarzuqna taufiqattha’ah

“Ya Allah karuniakan bagi kami taufik ketaatan”

Doa ini mengingatkan kita untuk ingat dan senantiasa melihat tujuan tertinggi kemanusiaan yakni menjadi manusia taat. Dan dalam al Qur’an Allah swt berfirman

“Katakanlah: Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada rasul…… Dan jika kamu taat kepadaNya, niscaya kamu mendapat petunjuk….” (Qs An Nur:54)

Kita diperintahkan untuk menjadi manusia taat, taat kepada Allah swt dan kepada rasulNya. Kita diberitahu melalui ayat ini bahwa seharusnya taat dijadikan tujuan, sebuah tujuan yang akan menghantarkan manusia menjadi makhluk yang berada dalam hidayah Allah swt, “…niscaya kamu mendapat petunjuk…”

“…Alangkah baiknya, andaikata kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul.” (Qs : Al Ahzab: 66)

Dalam ayat ini digambarkan para ahli neraka menyesali penyebab keberadaan mereka disana, mereka menyesal mengapa selama didunia tidak taat kepada Allah swt dan RasulNya. Tidak menjadikan ketaatan kepada Allah dan rasulNya sebagai parameter dalam menentukan cara hidup di alam dunia. Kebalikan dari kondisi diatas, mereka yang taat kepada Allah dan RasulNya, mereka akan mendapat kebahagiaan SurgaNya Allah swt.

“…Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya; niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dan barang siapa yang berpaling niscaya akan diazab-Nya dengan azab yang pedih. (Qs : Al Fath: 17)

“Dan barang siapa diantara kamu sekalian (isteri-isteri nabi) tetap taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan mengerjakan amal yang saleh, niscata Kami memberikan kepadanya pahala dua kali lipat dan Kami sediakan baginya rezki yang mulia.” (Qs Al Ahzab: 31)

Dalam ayat ini ketaatan kepada Allah swt dan Rasulnya disebut sebagai amalan yang menjadikan hamba mendapatkan pahala berlipat ganda, dan akan mendapatkan rizki yang mulia.

Doa juga mengingatkan terus-menerus bahwa tujuan dari penciptaan manusia adalah pengghambaan dan penyembahan mutlak kepada Allah swt.

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. “ (Qs Al dzariyaat: 56)

“Janganlah kamu menyembah selain Allah…” (Qs Al Ahqaaf:21)

“Katakanlah: “Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama.” (Qs Al Zumar:11)

Doa ini juga menjadi parameter untuk melihat apakah pilihan kita dalam menjalani hidup sudah sinkron dengan doa ini apa malah bertolak belakang. Apakah pilihan hidup ini kita berlandaskan konsep ketaatan pada Allah swt atau tidak. Ketika semua tahapan ini kita lalui, kita singkronkan dengan koridor ketaatan pada Allah swt maka kita akan hidup dengan tenang, kita akan aman dari berbagai permasalahan, hal-hal yang awalnya bermasalah dimata kita menjadi bukan suatu masalah. Adanya ujian menjadi sumber penyemangat bahwa kita dipersilahkan untuk naik level bukan malah membuat kita mundur dan putus asa. Adanya permasalahan kita hadapi dengan lebih tenang, permasalahan ketika dihadapi dengan sikap tenang, akan lebih mudah dipecahkan dibandingkan jika dihadapi dengan emosi.

Ketaatan berasal dari kata taat, dan dalam bahasa arab memiliki padanan dengan Tha’ah. Ketaatan adalah sebuah kemestian yang muncul dari rasa percaya sepenuh hati kepada Allah swt. Ketika kita melihat anak-anak muda kita bermasalah, bukannya tidak mungkin kalau sebenarnya mereka belum memiliki pemahaman akidah yang runut. Mereka hanya tahu bahwa Allah itu ada dan esa, belum sampai tahap yakin bahwa Allah itu memang harus ada dan tidak mungkin tidak esa. Masih banyak permasalahan akidah yang mereka simpan dan mereka tidak tahu kepada siapa hal itu bisa dipecahkan, karena kalau mereka bertanya tentang Allah bisa jadi beberapa orang langsung dicap kafir atau murtad karena dianggap sedang tidak mengimani Allah swt.

وبعد المعصية

Wa bu’dal ma’siah

“Dan jauhkan (kami) dari maksiat”


Senada dengan doa keselamatan diatas Allah berfirman:

ولا تقربوا الزنى انه كان فحشة وساء سبيلا

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (Qs Al Isra: 32)


Baris kedua dari doa keselamatan Imam Zaman ini berupa permintaan kepada Allah swt agar kita dijauhkan dari maksiat.

Sebenarnya tidak bermaksiat adalah salah satu tanda dari orang yang taat kepada Allah swt. Orang taat kepada Allah swt itu mentaati sepenuh hati dengan meninggalkan yang dilarang dan menjalankan yang diperintahkan. Dan disini ditekankan pada menjauhi, jadi tidak hanya tidak menjalani perbuatan maksiat bahkan menjauhi berbagai hal yang berbau maksiat. Ketika jadi dua tahap, pertama dengan menjauhi tempat maksiat kemungkinan kita untuk melakukan masksiat jauh lebih sedikit. Dibanding ketika kita berada didalam lingkungan tempat orang-orang biasa bermaksiat.

Lingkungan disini tidak selalu bermakna tempat tapi lebih luas, yakni lingkungan berupa sistem maupun lingkungan sosial media yang kita pilih.

Tidak berbeda dengan tempat-tempat bermaksiat ketika kita memilih lingkup sosial media yang salah, kelompok dimana mereka selalu menggunjing, memfitnah, menyebarkan hoaks, dll maka kita disebut juga sebagai orang yang tidak menjauhi tempat maksiat.

Bisa menjauhkan diri dari maksiat adalah sebuah nilai dan hasil dari perjuangan. Pihak yang lebih berwenang seperti pemimpin masyarakat, pemimpin institusi dll, seyogyanya memberikan apresiasi kepada bawahan ketika mereka berusaha menjauhkan diri dari maksiat. Terlebih dalam lingkup keluarga, ketika orang tua mengapresiasi anak-anaknya yang sudah mampu menjauhkan diri dari maksiat pastinya itu akan memberi kekuatan, karena kenyataanya manusia sendiri sebenarnya ada kecenderungan untuk terus menerus berbuat maksiat.


بل يريد الإنسان ليفجرأمامه

“Bahkan manusia itu hendak membuat maksiat terus menerus.” (Al Qiyaamah : 5)


Jadi manusia butuh penyemangat agar tetap teguh dalam menjalani kehidupan yang jauh dari hiruk pikuk kemaksiatan.

Media bermaksiat seiring berkembangnya peradaban juga semakin luas. Dengan media sosial berupa gadget, laman-laman internet, serta program untuk smartphone kekinian seperti tiktok, smule yang menawarkan program live yang tidak mungkin difilter, masyarakat semakin mudah untuk bermaksiat dikamar-kamar tertutup mereka.

Keinginan untuk banyak yang folow, banyak yang subscribs, banyak yang like, tapi tidak mengetahui cara bagaimana memviralkan video dan foto mereka, ada remaja-remaja masih berbaju sekolah yang melakukan perbuatan tidak senonoh live dengan mobile phone mereka. Perbuatan tidak senonoh tanpa dibayar ini dilakukan hanya agar bisa menaikan rating video yang di uploud. Cukup miris karena disaat yang sama orang tua mereka sedang membanting tulang untuk mencari biaya sekolah, sehingga mereka tetap bisa bersekolah.


Menjauhkan dari maksiat

Salah satu pelajaran dari baris doa diatas adalah agar kita menjauhkan diri kita dari maksiat. Dan dalam Al Qur’an kita diajari

يَأَيهَا الّذِينَ ءَامَنُوا قُوا أَنفُسكمْ وَ أَهْلِيكمْ نَاراً وَقُودُهَا النّاس وَ الحِجَارَةُ عَلَيهَا مَلَئكَةٌ غِلاظٌ شِدَادٌ لا يَعْصونَ اللّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَ يَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

Dalam tahapan menjauhi dan tidak mengerjakan maksiat sesuai ayat ini semestinya dimulai dari diri kita (قُوا أَنفُسكمْ) setelah kita sudah mengerjakan baru kita disuruh menyampaikan dan menyuruh keluarga kita (وَ أَهْلِيكمْ نَاراً).


وبعد المعصية

Wa bu’dal ma’siah

“Dan jauhkan (kami) dari maksiat”


Doa ini jelas sangat tepat disegala zaman, termasuk dijaman kekikinian. Kita memohon kemudahan untuk menjauhi maksiat, dan ini adalah modal untuk kemudian bisa mengajak keluarga kita dan orang lain menjauhi maksiat.

Dalam kehidupan rumah tangga banyak hal sederhana yang bisa kita lihat dari anak-anak kita, betapa mudahnya anak-anak menirukan kebiasaan “buruk” sang ayah yang terbiasa meletakkan sepatu tidak di rak sepatu, sementara sang ibu bukan hanya meletakkan sepatu pada tempatnya bahkan seisi rumah ia tata sedemikian rupa, namun yang ditiru bukan sang ibu tapi dari ayah.

Kalau kita telisik perbuatan sang ayah dilakukan setulus hati tanpa sedikitpun pengharapan untuk ditiru dan semacamnya, sementara sang ibu bisa jadi ia melakukan berbagai disiplin tersebut dengan pengharapan seisi rumah juga melakukan hal serupa, jadi dilakukan tidak dengan ikhlas. Walau memang ada kenyataan lain yakni adanya kecenderungan manusia untuk bermaksiat.


بل يريد الإنسان ليفجرأمامه

“Bahkan manusia itu hendak membuat maksiat terus menerus.”

(Al Qiyaamah: 5)

Disini terlihat betapa besar peran seorang kepala rumah tangga. Ketika kepala rumah tangga sudah menjadi yang paling menjauhkan diri dari maksiat kemungkinan untuk membenahi anggota keluarga yang lain akan lebih mudah. Dan selanjutnya bisa memperbaiki masyarakat dengan contoh amalan baik yang dilakukan. Dan dari sini menjauhkan dari maksiat diawali dari pribadi seorang ayah, keluarga dan akhirnya meluas kepada masyarakat.

Untuk menjauhkan seseorang dari maksiat tentu tidak semudah membalikkan tangan. Perlu penelitian latar belakang mengapa pelaku melakukan maksiat, pendekatan psikologis, penanganan sebab-sebab yang menjadikan orang atau masyarakat terjerumus kedalam maksiat.


Menjauhkan masyarakat dari maksiat

Menjauhkan masyarakat dari maksiat tentu tidak serta merta dengan berceramah dan mengungkapkan ribuan dalil dari Al Quran dan sunah. Ketika masyarakat itu lapar maka semestinya mereka dicarikan pekerjaan, dibukakan lapangan kerja terlebih dahulu, didekati dulu dan kita harus bisa menjadi pendengar yang baik. Pendengar yang baik akan lebih didengarkan omongannya dibandingkan para penasihat dan penceramah.

Menjauhkan masyarakat dari maksiat tidak bisa dilakukan orang perorang, perlu bergerak bersama-sama mencari jalan keluar. Butuh perencanaan matang dan semangat membangun masyarakat dalam kebersamaan.

(Ikmal-Online/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Ziarah Untuk Para Wakil Imam Zaman af


زيارة أبواب الإمام الحجّة أرواحنا فداه

قد ذكر الشيخ في «التهذيب» وابن طاووس في «مصباح الزائر» : أنّه ‏يستحبّ زيارتهم بالزيارة المنسوبة إلى الشيخ أبي القاسم الحسين بن روح رضى الله عنه ، فتقف على قبر عثمان بن سعيد رضى الله عنه وتقول :

اَلسَّلامُ عَلى رَسُولِ اللَّهِ ، اَلسَّلامُ عَلى أَميرِالْمُؤْمِنينَ‏ عَلِيِّ بْنِ أَبي طالِبٍ ، اَلسَّلامُ عَلى خَديجَةَ الْكُبْرى ، اَلسَّلامُ‏عَلى فاطِمَةَ الزَّهْراءِ ، اَلسَّلامُ عَلَى الْحَسَنِ ابْنِ عَلِيٍّ ، اَلسَّلامُ ‏عَلَى الْحُسَيْنِ بْنِ عَلِيٍّ ، اَلسَّلامُ عَلى عَلِيِّ بْنِ الْحُسَيْنِ ، اَلسَّلامُ عَلى مُحَمَّدِ بْنِ عَلِيٍّ ، اَلسَّلامُ عَلى جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ .

اَلسَّلامُ عَلى مُوسَى بْنِ جَعْفَرٍ ، اَلسَّلامُ عَلى عَلِيِّ بْنِ ‏مُوسى ، اَلسَّلامُ عَلى مُحَمَّدِ بْنِ عَلِيٍّ ، اَلسَّلامُ عَلى عَلِيِّ بْنِ ‏مُحَمَّدٍ ، اَلسَّلامُ عَلَى الْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ ، اَلسَّلامُ عَلى مُحَمَّدِ بْنِ الْحَسَنِ الْمَهْدِيِّ صاحِبِ الزَّمانِ .

اَلسَّلامُ عَلَيْكَ يا عُثْمانَ بْنَ سَعيدٍ ، أَشْهَدُ أَنَّكَ بابُ ‏الْمَوْلى ، أَدَّيْتَ عَنْهُ وَأَدَّيْتَ إِلَيْهِ ، ما خالَفْتَهُ وَلا خالَفْتَ عَلَيْهِ، قُمْتَ خاصّاً ، وَانْصَرَفْتَ سابِقاً ، جِئْتُكَ عارِفاً بِالْحَقِّ الَّذي ‏أَنْتَ عَلَيْهِ ، وَأَنَّكَ ما خُنْتَ فِي التَّأْدِيَةِ وَالسِّفارَةِ .

اَلسَّلامُ عَلَيْكَ مِنْ بابٍ ما أَوْسَعَكَ ، وَمِنْ سَفيرٍ ماآمَنَكَ ، وَمِنْ ثِقَةٍ ما أَمْكَنَكَ ، أَشْهَدُ أَنَّ اللَّهَ اخْتَصَّكَ بِنُورِهِ ‏حَتَّى عايَنْتَ الشَّخْصَ ، فَأَدَّيْتَ عَنْهُ وَأَدَّيْتَ إِلَيْهِ .

ثمّ ترجع ، تسلم أيضاً على النبيّ والأئمّة صلّى اللَّه عليه وعليهم إلى ‏صاحب الزمان صلوات اللَّه عليه وتقول :

جِئْتُكَ مُخْلِصاً بِتَوْحيدِ اللَّهِ وَمُوالاةِ أَوْلِيائِهِ ، وَالْبَراءَةِ مِنْ أَعْدائِهِمْ وَمِنَ الَّذينَ خالَفُوكَ ، يا حُجَّةَ الْمَوْلى ، وَبِكَ‏اللَّهُمَّ تَوَجُّهي ، وَبِهِمْ إِلَيْكَ تَوَسُّلي .

ثمّ تدعو وتطلب حاجتك من اللَّه تعالى ، ثمّ تزور الباقين بمثل ‏هذه الزيارة وتذكر بدل «يا عثمان بن سعيد» اسم المزور .(1)

ـــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــ

1) مفتاح الجنّات : 462/1 ، عن مصباح الزائر : 514 .

Ziarah Untuk Para Wakil Imam Zaman af

Syaikh Thusi ra. di dalam buku Tahdzibul Ahkam, dan Sayyid bin Thawus ra. di dalam buku Mishbah az-Zair menuturkan bahwa:

Disunahkan menziarahi para wakil khusus Imam Mahdi af. dengan ziarah yang dinisbatkan kepada yang mulia Husain bin Ruh ra. Setelah sampai di dekat makam Ustman bin Said ra. dan berdiri di dekatnya, ucapkanlah:

Salam sejahtera untuk Rasulullah, salam sejahtera untuk Amirul Mukminin Ali bin Abi thalib. Salam sejahtera untuk Khadijah Kubra, salam sejahtera untuk Fathimah Az-Zahra’, salam sejahtera untuk Al-Hasan bin Ali, salam sejahtera untuk Al-Husain bin Ali, salam sejahtera untuk Ali bin Al-Husain, salam sejahtera untuk Muhammad bin Ali, salam sejahtera untuk Ja’far bin Muhammad.

Salam sejahtera untuk Musa bin Ja’far, salam sejahtera untuk Ali bin Musa, salam sejahtera untuk Muhammad bin Ali (Al-Jawad), salam sejahtera untuk Ali bin Muhammad, salam sejahtera untuk Hasan bin Ali (Al-Askari), salam sejahtera untuk Muhammad bin Hasan Al-Mahdi sang pemilik zaman.

Salam sejahtera untukmu wahai Usman bin Said, aku bersaksi bahwa sesungguhnya engkau adalah pintu Junjunganku Imam Mahdi, engkau telah menyampaikan dan menerima sesuatu dari beliau, tidak mengurangi dan menambahinya, engkau telah menjadi wakil khusus pertama beliau, dan engkau telah meninggal dunia terlebih dahulu.

Kini aku datang menziarahimu dalam keadaan mengenal hak yang ada padamu, dan sesungguhnya engkau sama sekali tidak pernah berkhianat di dalam menyampaikan amanat semenjak engkau menjadi duta beliau. Salam sejahtera untukmu wahai pintu dan perantara yang senantiasa terbuka tangannya, wahai duta yang sangat amanah, wahai yang sangat dipercaya betapa tinggi kedudukanmu.

Aku bersaksi bahwa sesungguhnya Allah telah memilihmu dengan cahaya-Nya, sehingga pribadi yang mulia dan penuh berkah (Imam Zaman) dapat engkau saksikan dengan mata kepala sendiri, dan dengan ini maka engkau telah menjalankan amanah dari beliau (kepada umatnya) dan menyampaikan amanah (dari umat) kepada beliau.

Kemudian kembali mengucapkan salam kepada para Nabi dan para Imam hingga kepada Imam Zaman af. dan mengucapkan:

Aku datang menziarahimu dengan ikhlas mengesakan Allah, berwilayah kepada para kekasih-Nya, berlepas tangan dari musuh-musuh mereka dan dari orang-orang yang menentangnya, wahai hujahnya Imam Zaman, hanya kepada-Mu ya Allah aku menghadap, dan melalui mereka aku bertawassul kepada-Mu.

Setelah itu memintalah kepada Allah pada setiap hajat dan permintaan yang engkau inginkan. Kemudian setelah itu berziarahlah ke kubur-kubur wakil khusus Imam Mahdi af. yang lain dengan cara yang sama, hanya dengan mengganti nama “Usman bin Said” dengan nama wakil imam yang bersangkutan yang sedang engkau ziarahi [1].


___________________________________

[1] Miftah al-Jannah jilid 1 hal. 462 dengan menukil dari buku Mishbah az –Zair hal. 514.

(Dokumentasi/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

ABNS Video You Tube

Terkait Berita: