Pangeran Muhammad bin Salman bilang investigasi sudah dilakukan sejak 2015.
Putera Mahkota Arab Saudi sekaligus Ketua Pemberantasan Korupsi Pangeran Muhammad bin Salman bilang 95 persen dari ratusan pangeran, konglomerat, pejabat, dan perwira militer ditangkap atas tuduhan korupsi setuju untuk menyerahkan harta mereka sebagai syarat pembebasan.
"Kami menunjukkan kepada mereka semua dokumen kami miliki dan segera setelah mereka melihat itu, sekitar 95 persen sepakat untuk berkompromi (menyerahkan harta mereka)," kata Pangeran Muhammad bin Salman.
Dia menambahkan sebanyak satu persen tersangka mampu membuktikan mereka bersih, sedangkan empat persen lainnya mengklaim mereka tidak terlibat rasuah dan siap bertarung di pengadilan.
Arab Saudi sejak 4 November lalu menangkapi ratusan kaum elite atas tudingan korupsi. Penangkapan besar-besaran ini atas perintah Komisi Pemberantasan Korupsi, baru dibentuk beberapa jam sebelumnya. Mereka ditahan di tiga hotel di Ibu Kota Riyadh, yakni Ritz Carlton, Courtyard, dan Diplomatic Quarter.
Pangeran Muhammad bin Salman meminta hingga 70 persen harta sebagai syarat pembebasan. Sedangkan untuk para pangeran ditambah dengan syarah bersumpah setia kepada anak Raja Salman bin Abdul Aziz tersebut.
Lelaki 32 tahun ini membantah penangkapan besar-besaran itu sebagai upaya pembersihan atas lawan-lawan politiknya. Dia menyebut tuduhan itu menggelikan.
Dia mengklaim banyak pangeran sudah berbaiat kepada dirinya dan mendukung reformasi dia lakoni.
Pangeran Muhammad bin Salman menekankan pemberantasan korupsi kali bisa berhasil karena dilakukan dari level atas ke bawah bukan sebaliknya. Dia menjelaskan wabah korupsi sejak 1980-an telah membuat anggaran negara bocor sepuluh persen saban tahun.
Dia menegaskan penangkapan kali ini bukan tanpa penyelidikan. Investigasi telah dilakukan sejak dua tahun lalu.
Pangeran Muhammad bin Salman mengungkapkan salah satu perintah pertama dikeluarkan Raja Salman bin Abdul Aziz adalah mengumpulkan informasi mengenai rasuah di negara Kabah itu.
"Tim ini bekerja dua tahun hingga memperoleh informasi paling akurat dan mendapatkan sekitar 200 nama (tersangka korupsi)," ujar Pangeran Muhammad bin Salman.
(Al-Arabiya/Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Putera Mahkota Arab Saudi Pangeran Muhammad bin Salman. (Foto: Arab News)
Putera Mahkota Arab Saudi sekaligus Ketua Pemberantasan Korupsi Pangeran Muhammad bin Salman bilang 95 persen dari ratusan pangeran, konglomerat, pejabat, dan perwira militer ditangkap atas tuduhan korupsi setuju untuk menyerahkan harta mereka sebagai syarat pembebasan.
"Kami menunjukkan kepada mereka semua dokumen kami miliki dan segera setelah mereka melihat itu, sekitar 95 persen sepakat untuk berkompromi (menyerahkan harta mereka)," kata Pangeran Muhammad bin Salman.
Dia menambahkan sebanyak satu persen tersangka mampu membuktikan mereka bersih, sedangkan empat persen lainnya mengklaim mereka tidak terlibat rasuah dan siap bertarung di pengadilan.
Arab Saudi sejak 4 November lalu menangkapi ratusan kaum elite atas tudingan korupsi. Penangkapan besar-besaran ini atas perintah Komisi Pemberantasan Korupsi, baru dibentuk beberapa jam sebelumnya. Mereka ditahan di tiga hotel di Ibu Kota Riyadh, yakni Ritz Carlton, Courtyard, dan Diplomatic Quarter.
Pangeran Muhammad bin Salman meminta hingga 70 persen harta sebagai syarat pembebasan. Sedangkan untuk para pangeran ditambah dengan syarah bersumpah setia kepada anak Raja Salman bin Abdul Aziz tersebut.
Lelaki 32 tahun ini membantah penangkapan besar-besaran itu sebagai upaya pembersihan atas lawan-lawan politiknya. Dia menyebut tuduhan itu menggelikan.
Dia mengklaim banyak pangeran sudah berbaiat kepada dirinya dan mendukung reformasi dia lakoni.
Pangeran Muhammad bin Salman menekankan pemberantasan korupsi kali bisa berhasil karena dilakukan dari level atas ke bawah bukan sebaliknya. Dia menjelaskan wabah korupsi sejak 1980-an telah membuat anggaran negara bocor sepuluh persen saban tahun.
Dia menegaskan penangkapan kali ini bukan tanpa penyelidikan. Investigasi telah dilakukan sejak dua tahun lalu.
Pangeran Muhammad bin Salman mengungkapkan salah satu perintah pertama dikeluarkan Raja Salman bin Abdul Aziz adalah mengumpulkan informasi mengenai rasuah di negara Kabah itu.
"Tim ini bekerja dua tahun hingga memperoleh informasi paling akurat dan mendapatkan sekitar 200 nama (tersangka korupsi)," ujar Pangeran Muhammad bin Salman.
(Al-Arabiya/Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar