Oleh: Pewe
Saat sedang hangat-hangatnya berita tentang Setya Novanto yang kabur tidak tahu dimana, Gubernur Jakarta, Anies Baswedan tetap memberikan lelucon segar dan stand up comedy dalam tingkah laku kepemimpinannya sebagai Gubernur. Dibandingkan Panji, Gubernur Anies sangat bagus stand up comedynya. Sangat alamiah.
Tetapi jangan suruh dia stand up comedy betulan, diyakini tidak akan lucu. Karena sesuatu yang dibuat-buat dari Gubernur Anies tidak pernah lucu, tetapi yang natural dan alamiah dilakukannya akan menimbulkan kelucuan. Lihat saja bagaimana dia punya konsep dan gagasan rumah lapis yang akhirnya jadi tertawaan orang, parahnya ternyata konsepnya sama saja dengan rumah susun, cuma beda tingkat.
Dan percaya atau tidak, tidak peduli namanya menggelikan atau tidak dan benar atau tidak sudah ada rancangan dan blue printnya, warga daerah rawan gusur sudah meminta untuk dibuatkan rumah lapis. Pertanyaannya, apakah Gubernur Anies berani melanggar Undang-undang membangun di atas lahan negara dan daerah bantaran sungai??
Dan tidak berhenti di rumah susun menjadi rumah lapis, kini Gubernur Anies menginginkan adanya proses penataan sungai yang natural. Dan proses demikian disebutnya naturalisasi. Tetapi itu akan dilakukan dalam jangka panjang. Gubernur Anies menyebut proses natural itu bukan sekadar mempercepat aliran air, tetapi ada penataan ekosistem di dalamnya melalui naturalisasi sungai.
Ok, saya berhenti dulu. Ada yang mau buka kamus apa artinya natural? Jangan bawa-bawa naturalisasi pemain bola yah. Yup, menurut KBBI, natural: 1 bersifat alam; alamiah; 2 bebas dari pengaruh; bukan buatan; asli;. Jadi, yang dimaksudkan Gubernur Anies, suatu saat sungai Jakarta akan normal lagi seperti jaman penciptaan Adam.
Ok, sekarang kalau kita orang waras dan normal, berapa tahun kira-kira butuh sungai Jakarta jadi natural?? 2 tahun?? 20?? 200?? Atau tidak akan pernah?? Apapun pilihan anda, pada prinsipnya, proses natural tidak mungkin lagi terjadi pada sungai di Jakarta. Apalagi kalau melihat konsep Gubernur Anies yang tidak mau menggusur. Itu namanya khayalan tingkat dewa.
Maaf kata, Tuhan saja tidak bakal sanggup menaturalkan sungai kalau manusianya tidak natural. Apalagi Gubernurnya tidak natural begini. Semua serba tidak jelas, palsu, pencitraan, dan buatan. Kenaturalan ekosistem di mana saja hanya mungkin dilakukan atas peran manusia yang sikapnya natural. Tidak buang sampah di sungai, tidak buat rumah di daerah bantaran sungai, tidak mencuci di sungai. Apa Gubernur Anies sanggup??
Bagaimana sanggup, kampung akuarium saja dia sudah janji mati tidak akan menggusur, padahal itu jelas adalah daerah bantaran sungai. Naturalkan sungainya dengan lebar seperti sediakala harus melakukan penggusuran. Tanpa itu, sekali lagi ini hanyalah khayalan tingkat dewa, tidak nyata dan mengawang-awang.
Dalam sebuah ilmu ekosistem, ekosistem dan ekologi yang rusak tidak bisa dikembalikan lagi seperti sediakala, meski itu terjadi natural. Tidak akan pernah bisa 100 persen. Bahkan 80-90 persen saja sudah tinggi tingkat kemustahilannya. Apalagi ini dengan seorang Gubernur yang tidak punya ketegasan dan konsep jelas.
Beginilah orang terlalu lama hidup dalam dunia mimpi. Berkelana dalam dunia filsafat tanpa pernah mendarat ke bumi. Berpujangga dan merangkai kata menjadi sebuah kalimat pidato yang indah, tetapi tanpa maknsa an kerja yang nyata. Entah darimana pikirannya menaturalkan sungai Jakarta yang merupakan kota bisnis dan industri.
Tetapi jujur saja, inilah yang membuat Gubernur Anies jadi istimewa dan antitesis semua Gubernur yang ada di dunia dan bahkan kepala daerah lainnya. Tidak akan ada yang bisa menyamai kehebatan berpikirnya yang menginginkan naturalisasi sungai. Mungkin bisa jadi dia adalah satu-satunya kepala daerah yang berpikir seperti itu.
Jakarta boleh bangga, boleh juga tidak. Bangga kalau memang mau Jakarta ini jadi tertawaan dan lelucon setiap hari, malu karena seharusnya Jakarta dipimpin oleh orang yang jago berkerja, bukan berkata-kata. Jangan heran kalau nantinya, Jakarta yang dulu jadi kebanggaan di tingkat dunia kini malah memalukan.
Sekali lagi, ini semua karena salah memilih pemimpin. Dan siap-siaplah karena tahun 2018 dan 2019, ada rencana juga menggantikan Presiden Jokowi dengan Presiden lelucon dan tidak jelas seperti Anies ini. Skenario sudah mereka mainkan, kini tinggal kita yang harus rapatkan barisan, klarifikasi para penghasut Presiden Jokowi di daerah-daerah.
Untuk hadapi Saracen dan lawan politik Jokowi di media, kami Indovoices sudah mempersiapkan diri. Dan peperangan itu, sudah sedang, dan akan terus terjadi. Mau Indonesia punya pemimpin seperti Anies?? Kalau tidak mari bergeraklah.
Salam Naturalisasi
(Indo-Voices/suaraislam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar