Juru bicara Kemlu Iran Behram Qassemi menyatakan bahwa apa yang dilakukan oleh Arab Saudi di kawasan Timteng dalam beberapa tahun terakhir telah menimbulkan banyak kehancuran dan sama sekali tidak pernah memperlihatkan aspek positif.
Menanggapi pernyataan Menlu Saudi Adel Al-Jubeir, Qassemi, Jumat (17/11/2017), mengatakan, “Negara-negara kawasan dalam beberapa tahun ini tidak pernah melihat langkah positif dari pemerintah Saudi, yang ada hanyalah pelanggaran HAM, penebaran perpecahan dalam negara-negara Arab dan Islam, penyebaran kembali anggapan-anggapan absurd, blokade ekonomi terhadap negara-negara jiran, ancaman terhadap negara-negara lain untuk memindah konflik ke sana, penebaran fitnah sektarian, tekanan terhadap pejabat politik negara-negara lain agar mundur, penistaan kehormatan, campurtangan terhadap urusan internal negara-negara lain untuk menggoyang stabilitas, dan keberadaan di balik gangguan terhadap perjanjian-perjanjian internasional.”
Qassemi melanjutkan bahwa aksi-aksi demikian merupakan peringatan serius bagi seluruh masyarakat kawasan dan dunia agar bertindak untuk menghentikannya sesegera mungkin.
“Tuduhan Menlu Saudi jelas tidak akan meringankan tanggungjawabnya dalam mengacaukan stabilitas dan keamanan di kawasan,” tegas Qassemi.
Sebelumnya di hari yang sama Menlu Saudi Adel Al-Jubeir mengatakan bahwa semua pihak di Lebanon akan berubah menjadi “sandera” di tangah Hizbullah sebelum kemudian Iran jika Hizbullah tidak dilucuti senjatanya dan berubah menjadi partai politik semata.
“Kami percaya bahwa Hizbullah merupakan organisasi teroris, harus dilucuti senjatanya sesuai Perjanjian Thaif, sebab tidak boleh ada milisi bersenjata yang bekerja di luar undang-undang,” katanya.
Dia menambahkan, “Jika Hizbullah tidak meletakkan senjata dan menjadi partai politik maka semua pihak akan menjadi sandera di tangannya, yakni di tangan Iran, dan ini tidak bisa diterima bagi kami atau orang-orang Lebanon.”
(Liputan-Islam/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar