Sejumlah masjid di Jepang tidak hanya sekedar menjadi tempat menunaikan salat semata, bahkan sebuah ruang untuk menelaah dan studi, khususnya bagi para mualaf dan generasi baru.
Menurut laporan IQNA, Maryam Sedehi, pakar komunikasi kebudayaan organisasi kebudayaan dan komunikasi Islam dalam sebuah laporan khusus untuk IQNA dengan tema sejarah masjid di Jepang, dengan menilik sejarah masuknya Islam ke negara ini dan populasi muslim ini dari Asia menuturkan, sejarah masuknya Islam ke Jepang kembali pada akhir-akhir abad 19 dan awal abad ke-20 M. dalam kurun waktu ini, sebagian muslim keturunan Rusia, yang mayoritas mereka adalah Tatar memasuki Jepang dan menetap di situ.
Setelah itu, umat muslim dari Cina, Turki, Pakistan, India, Bangladesh, Malaysia dan Indonesia lambat laun memasuki Jepang dan populasi muslim menyebar di negara ini.
Populasi Muslim
Kawakami Yasunori, penulis surat kabar Asahi Shimbun, menyebutkan populasi muslim pada tahun 2007 antara 70.000 sampai seratus ribu orang; angka ini diumumkan oleh Himpunan Muslim Jepang (JMA) dan dari angka yang disebutkan 7-10 ribu orang adalah muslim. Penulis lain bernama Sami Siddiqui pada tahun 2014, mengumumkan populasi muslim sekitar 70.000 – 120.000 orang, dimana 7 - 12 ribu orang adalah masyarakat muslim Jepang.
Mayoritas muslim Jepang adalah warga Indonesia, Pakistan, Bangladesh, dan Iran.
Pembangunan Masjid Pertama
Masjid Jepang tidak hanya sekedar tempat untuk menunaikan salat semata, bahkan sebuah ruang untuk studi dan riset khususnya bagi para mualaf dan generasi baru. Sampai tahun 2006, dibangun sekitar 39 masjid, sementara sampai tahun 2014, jumlah masjid dan sekolah-sekolah agama negara ini bertambah menjadi 200.
Masjid pertama Jepang dibangun oleh para tawanan Rusia pada tahun 1905, yang ditawan dari perang Rusia dengan Jepang, di kawasan Izumiotsu, yang sekarang ini tidak tersisa lagi.
Masjid Tertua
Masjid kedua bernama masjid Kobe, yang dibangun pada tahun 1914 oleh para saudagar India dan keturunan Arab dan direnovasi kembali pada tahun 1935. Sekarang ini termasuk masjid tertua yang tersisa di Jepang.
Nagoya dan Kerusakan dalam Perang Dunia Kedua Setelah itu masjid Nagoya dibangun pada tahun 1931, namun rusak karena Perang Dunia kedua. Pada tahun 1980, jumlah muslim di Nagoya meningkat dan merasakan perlu adanya sebuah tempat ibadah. Menindaklanjuti hal tersebut, para sukarelawan menyewa sebuah tempat sehingga mereka dapat melaksanakan salat Jum’at dan jamaah di situ. Setelah berlalunya lebih dari 55 tahun masjid, kembali ke Nagoya. Acara pembukaan masjid Nagoya yang direnovasi diselenggarakan pada tahun 1998.
Pada tahun 2002, setelah masjid Kobe dan Tokyo, masjid Nagoya adalah masjid ketiga yang dibangun di Jepang. Diantara aktivitas masjid ini adalah pelaksanaan salat harian, salat Jum’at, musyawarah Islam, pembagian brosur pendidikan, penyelenggaraan munasabah religi, melaksanakan acara-acara pernikahan, penyelenggaraan pertemuan pendidikan, pengumpulan sedekah, zakat dll.
Sebuah Masjid yang Dibangun dengan Pengawasan Imam Jamaah
Masjid Camii di Tokyo, yang dikenal sebagai masjid Tokyo dibangun pada thaun 1938 M, oleh para imigran Tatar, yang datang dari Rusia ke Jepang, di kawasan Oyama-cho. Bangunan ini dibangun dengan pengawasan Abdurresid Ibrahim, imam jamaah pertama masjid. Acara pembukaan masjid diselenggarakan dengan dihadiri sejumlah tokoh terkemuka Mesir, Yaman, dan Arab Saudi.
Masjid Tokyo
Masjid Tokyo adalah masjid terkemuka dalam sejarah negara Jepang, dan termasuk pertemuan terpenting masyarakat Jepang pada abad ke-20 M.
Pada tahun 1986, masjid ini rusak akibat kerusakan yang menimpa bangunan masjid. Pembangunan bangunan baru dimulai pada tahun 1998 dan gedung masjid disempurnakan pada tahun 2000, dengan penggelontoran anggaran mencapai 1.5 juta Yen. Dekorasi dalam masjid berdasarkan arsitek Islam Utsmani.
Luas masjid Tokyo adalah 734 meter persegi, tempat ini memiliki satu tingkat bawah tanah dan tiga tingkat ke atas dan luas keseluruhan tingkat mencapai 1477 meter persegi. Kubah asli memiliki ketinggian 23.25 meter dan disangga oleh 6 tiang.
Masjid tua ini, yang memiliki satu sekolah Islam, kantor majalah dan percetakan, dengan menyelenggarakan sejumlah tour gratis kunjungan masjid, juga menjelaskan ajaran-ajaran Islam dan rahasia wujud masjid untuk para pengunjung yang terlihat di tengah-tengah para non muslim.
Di masjid Tokyo juga terletak sekolah internasional Yuai, yang mengajarkan karate dan kaligrafi.
Secara global, masjid-masjid di Jepang semakin ramai setelah tahun 1990, oleh umat muslim luar negeri, yang mayoritas mereka datang ke negara ini pada tahun 80-an.
Hira Pada tahun 1997, himpunan Islam Jepang atau ICOJ, dengan membeli sebuah gedung dua tingkat, membangun masjid Hira di kota Ichikawa.
Masjid Hira
Pada tahun 2003 – 2004, gedung masjid direnovasi dengan melihat penambahan jumlah jamaah dan juga dikarenakan kondisi bangunan yang tidak bagus (sudah tua). Setelah direnovasi, kapasitas masjid mencapai lebih dari 200 orang.
Pembangunan Masjid Jami’ di Yokohama Pada tahun 2006, dibangunlah masjid jami’ di kota Yokohama guna pelaksanaan salat harian umat muslim.
Masjid Jami di Yokohama
Masjid ini selain pelaksanaan salat jamaah, masjid jami’ juga menyelenggarakan beragam acara dan agenda religi, seperti menyelenggarakan workshop edukasi untuk para wanita dan anak-anak.
(IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar