Keputusan Donald Trump telah menyulut negeri Palestina termasuk Tepi Barat, Yerusalem, dan Jalur Gaza. Seluruh gerakan muqawamah mengerahkan seluruh anggota dan komandan untuk memulai kembali sebuah intifadhah baru.
Keputusan Donald Trump yang bersamaan dengan hari ulang tahun kesepakatan Balfour itu telah membangkitkan gerakan menggetarkan Dunia Arab dan Islam di tingkat resmi dan nasional, serta mendorong seluruh lapisan masyarakat dunia menggelar demonstrasi protes.
Keputusan Trump bukan hanya pemindahan sebuah kedutaan besar dari satu daerah ke daerah lain dan juga bukan hanya sekilas pengakuan ibu kota baru bagi rezim Zionis. Keputusan ini sedang bertujuan merubah kondisi kota Yerusalem dengan seluruh efek negatif yang bisa ditimbulkan.
Perubahan ibu kota Israel berarti seluruh penduduk Yerusalem berada dalam ancaman pengusiran atau harus memasuki kehidupan dengan sistem Israel. Artinya, jati diri Palestina mereka diberangus dan secara perlahan-lahan mereka akan memiliki jati diri Israel. Secara bersamaan, masalah Yerusalem dan Masjidul Aqsha akan sirna dari ingatan dan hal ini bisa mempengaruhi bentuk pertikaian Arab dan Israel di masa mendatang.
Ketika mengambil keputusan tersebut, Donald Trump tidak pernah menggubris seluruh sekutunya di Timur Tengah, terutama Arab Saudi, Mesir, dan negara-negara Arab dan Islam. Malah sebagian rezim berharap cita-cita Palestina lenyap. Untuk itu, pernyataan-pernyataan yang telah dikeluarkan selama ini hanya bersifat pemanis mulut, dan mereka berharap Trump berhasil menuntaskan krisis Palestina.
(Al-Wahhabiah/Malik-Dhahir/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar