Pesan Rahbar

Sekilas Doa Arafah Imam Husain as dan Doa Arafah Imam Husain as

Doa Arafah (Bahasa Arab: دعاء العرفة ) adalah diantara doa-doa Syiah yang menurut riwayat dibaca oleh Imam Husain as pada hari ke-9 Dzul...

Home » » Kualat! Lidah Donald Trump Alami Ini Usai Umumkan Yerusalem Ibu Kota Israel, Terkena Stroke? Simak Videonya!

Kualat! Lidah Donald Trump Alami Ini Usai Umumkan Yerusalem Ibu Kota Israel, Terkena Stroke? Simak Videonya!

Written By Unknown on Senin, 11 Desember 2017 | Desember 11, 2017


Gedung Putih menyatakan, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan menjalani pemeriksaan medis publik awal tahun depan di Walter Reed National Military Medical Center.

Trump kesulitan melafalkan kata-kata secara jelas mirip gejala kelu lidah.

Gejala itu terjadi saat akhir pidatonya tentang pengumuman Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel pada hari Rabu lalu.

Dia menyuarakan beberapa kata seperti "sh”, ketika melafalkan kalimat ”and God bless the United Shtesh”.

Kata “Shtesh” semestinya “State” sehingga kalimat tersebut bermakna ”dan Tuhan memberkati Amerika Serikat”.

Kondisi yang dialami Trump itu memicu spekulasi publik di media sosial. Ada yang menduga Presiden AS itu mengalami stroke.

Ada juga yang menduga kesulitan bicara dengan gigi palsu.

“Apakah ada orang lain yang melihat Trump mengejek menjelang akhir pidato di Israel? Seperti seseorang yang gigi palsunya terlepas? Saya serius,” tulis pengguna akun @SassyProf.

“Trump jelas sangat sakit selama pidatonya tentang Yerusalem, tidak masuk akal dalam satu kalimat, menyayat beberapa kata, mengendus berlebihan dan terlihat sangat buruk. Kapan Gedung Putih akan membuat sebuah pernyataan?,” tulis pengguna akun @dm1borden.

Trump juga terlihat seperti mengisap gigi saat berbicara.

Tak ayal, hal ini menjadi bahan cemoohan netizen.

"Gigi palsu Trump sangat tidak senang dengan pidato soal Yerusalem ini, giginya berupaya untuk terbang keluar dari mulutnya," tulis salah satu pengguna media sosial.

Juru bicara Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders pada hari Kamis waktu Washington menyebut spekulasi publik tersebut sangat menggelikan.

”Tenggorokan presiden sudah kering, tidak lebih dari itu,” katanya, seperti dikutip dari NBC News, Jumat (8/12/2017).

Sanders mengatakan bahwa Trump dijadwalkan menjalani uji medis rutin awal tahun depan di Walter Reed National Military Medical Center.

Pemeriksaan itu, kata Sanders, telah dilakukan kebanyakan presiden secara historis.

“Catatan-catatan itu akan dirilis oleh dokter,” ujarnya.


Gangguan Mental?

Perdebatan tentang kesehatan mental Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, muncul setelah adanya surat terbuka dari puluhan ahli kesehatan mental yang menyatakan ' ketidakstabilan emosi berat ' yang diderita membuatnya tidak pantas menjabat sebagai presiden.

Pernyataan tersebut tampak melanggar peraturan yang telah lama dicanangkan di kalangan para ahli agar tidak mendiagnosis sosok publik, dan sudah dikecam oleh seorang psikiater terkemuka, yang menjelaskan 'penyebutan nama' adalah penghinaan terhadap penderita kesehatan mental.

Sebenarnya perdebatan tentang kesehatan mental Trump bukanlah sesuatu yang baru, dan bahkan muncul sebelum pemilihan presiden November lalu.

Namun, sebagian besar ahli kejiwaan menahan diri untuk tidak membuat pernyataan publik, sejalan dengan prinsip yang mereka terapkan sendiri -yang dikenal dengan peraturan Goldwater- yang ditetapkan oleh Asosiasi Psikiatris Amerika (APA) pada 1973.

Peraturan tersebut melarang para psikiater untuk memberikan diagnosis tentang seseorang yang belum pernah mereka periksa sendiri.

APA tahun lalu memperingatkan pelanggaran atas peraturan dalam upaya untuk menganalisis para calon dalam pilpres sebagai sesuatu yang 'tidak bertanggung jawab, berpotensi menghina, dan tentunya tidak etis.'

Para psikiater diberi peringatan untuk tidak memberikan asumsi tentang kesehatan mental para kandidat.

Namun beberapa ahli sudah mengutarakan pendapatnya, termasuk mereka yang telah menandatangani petisi meminta pemberhentian Trump. Petisi tersebut kini sudah menghimpun lebih dari 23.000 tanda tangan.

Beberapa menduga Trump memiliki Gangguan Mental Narsistik (Narcissistic Personality Disorder).

Menurut Psikologi Today, orang-orang dengan kondisi ini sering kali menunjukkan beberapa karakteristik seperti berikut:

Bersifat muluk atau sombong, kurangnya rasa empati untuk orang lain dan membutuhkan kekaguman dari orang lain.

Mereka percaya dirinya superior atau berhak mendapat perlakuan khusus.

Penderita mencari kekaguman dan perhatian yang berlebihan, serta susah menerima kritik atau kekalahan.

Dalam sebuah surat untuk koran The New York Times, 35 ahli kesehatan mental memberi peringatan 'ketidakstabilan emosi berat' terlihat pada cara berbicara dan tindakan Trump, yang membuatnya 'tidak mampu menjalankan jabatan sebagai presiden dengan aman'.

Mereka mengatakan para ahli tidak bersuara karena peraturan Goldwater, tapi kini saatnya untuk bersuara.

"Kebungkaman telah mengakibatkan kegagalan untuk meminjamkan keahlian kami kepada para jurnalis yang khawatir dan anggota Kongres pada saat kritis seperti ini. Kami khawatir terlalu banyak yang dipertaruhkan jika terus diam."

Surat tersebut menyatakan Trump telah menunjukkan ketidakmampuannya menghargai pendapat berbeda.

Surat tersebut juga menambahkan, "Cara berbicara Trump dan tindakannya menunjukkan ketidakmampuan untuk menghargai pandangan yang berbeda dengannya, sehingga menyebabkan reaksi kemarahan. Kata-kata dan perilakunya menunjukkan ketidakmampuan yang mendalam untuk berempati."

"Orang-orang dengan ciri-ciri tersebut memutarbalikkan kenyataan agar sesuai dengan kondisi psikologis mereka, menyerang fakta-fakta serta pihak yang menyampaikannya (wartawan, ilmuwan)."

Senator Partai Demokrat, Al Franken, mengatakan 'beberapa' koleganya dari Partai Republik telah mengungkapkan kekhawatiran tentang kesehatan mental Trump. Kekhawatiran tersebut, ujarnya, timbul dari pertanyaan-pertanyaan tentang kejujuran Trump dan kecurigaan bahwa Trump 'banyak berbohong'.

Trump menunjukkan surat keterangan kesehatannya dalam acara televisi The Dr Oz Show.

Selain melanggar peraturan Goldwater, para ahli lain mengatakan diagnosis kejiwaan Trump merupakan penghinaan terhadap penderita kesehatan mental.

Juga dalam sebuah surat kepada NYT, Dr Allen Frances, yang membantu menulis Buku Petunjuk Statistik dan Diagnostik Gangguan Mental IV -salah satu dari buku petunjuk utama yang digunakan untuk mengklasifikasikan gangguan mental- mengatakan 'kebanyakan ahli diagnosis amatir telah salah memberi label' Trump dengan diagnosis 'gangguan mental narsistik'.

"Dia mungkin seorang yang narsistik kelas dunia, tapi bukan berarti membuatnya sakit jiwa, karena dia tidak menderita perasaan stres dan gangguan yang membutuhkan diagnosis gangguan mental."



Simak Video berikut ini:


(Tribun-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Posting Komentar

ABNS Video You Tube

Terkait Berita: