Tugas pertamanya adalah mengawal Pangeran Talal bin Abdul Aziz, ayah dari pemilik Kingdom Holding Company, Pangeran Al-Walid bin Talal, ditahan di Hotel Ritz Carlton di Ibu Kota Riyadh, sejak Sabtu malam pekan lalu.
Albalad.co berhasil mendapatkan izin dari penulis buku Saudi Bodyguard, Mark Young, untuk menerjemahkan sekaligus menerbitkan isi bukunya di Albalad.co. Seperti biasa, rubrik buku ini muncul saban Sabtu dan dimulai pekan ini.
Albalad.co sejatinya memperoleh salinan buku Saudi Bodyguard dalam bentuk PDF tersebut langsung dari Mark Young, mantan pengawal para pangeran dan puteri di Kerajaan Arab Saudi, pada 1 September lalu. Baru ketika perkembangan dramatis terjadi saat ini di negara Kabah itu, Albalad.co memutuskan melansir terjemahan dari isi buku setebal lebih dari 400 halaman dan diterbitkan pada 2010 itu.
Mark Young, berasal dari Inggris, adalah pemegang sabuk hitam karate. Ayahnya adalah mantan anggota pasukan elite Inggris dan bekas anggota MI6, dinas intelijen Inggris.
Sejak Mei 1976, dia mulai menjadi instruktur dan membuka tiga sekolah karate. Tiga tahun kemudian, dia memulai kariernya sebagai pengawal pribadi keluarga kerajaan Arab Saudi. Tugas pertamanya adalah mengawal Pangeran Talal bin Abdul Aziz, ayah dari pemilik Kingdom Holding Company, Pangeran Al-Walid bin Talal, ditahan di Hotel Ritz Carlton di Ibu Kota Riyadh, sejak Sabtu malam pekan lalu.
Pangeran Al-Walid termasuk dalam 201 kaum elite Arab Saudi - meliputi pangeran, pejabat, dan pengusaha kakap - ditangkap atas tudingan korupsi. Penangkapan ini atas perintah Komisi Pemberantasan Korupsi, dibentuk beberapa jam sebelumnya dan diketuai oleh Putera Mahkota Arab Saudi Pangeran Muhammad bin Salman.
Buku Saudi Bodyguard karya Mark Young ini bercerita dengan bahasa bertutur sebagai orang pertama mengenai pengalamannya selama menjadi pengawal pribadi keluarga Kerajaan Arab Saudi, termasuk Raja Salman bin Abdul Aziz.
*******
Pekerjaan pertama dengan Pangeran Talal bin Abdul Aziz
Dua tahun lebih sedikit, Bill (ayah angkat dari adiknya penulis) memberikan saya sebuah nomor telepon. Saya waktu itu berumur 23 tahun dan telah memiliki nomor telepon seorang lelaki bernama Reg Black.
Sue (istri dari penulis) ketika itu sedang hamil anak kedua kami, direncanakan melahirkan pada Mei. Saya sudah berlatih dan bekerja keras serta menantikan kelahirannya. Saya berusaha mencari tahu mengenai perusahaan telah diceritakan Bill tersebut, namun tidak menemukan apa-apa. Mereka begitu rahasia, mereka bahkan tidak beriklan. Kenapa saya harus rugi?
Saya kemudian menekan nomor telepon Reg Black. Nada deringnya terdengar di telinga saya seraya menanti jawabannya. "Halo, bagaimana saya bisa membantu Anda?" kata seorang pria.
"Selamat sore, dapatkah saya berbicara dengan Tuan Black?"
"Saya sendiri," jawabnya. Saya lalu memberitahu nama saya dan bilang, "Bill memberi saya nomor Anda."
"Oh ya, nama saya adalah Reg dan saya sudah menantikan telepon Anda, bisakah kita bertemu di sebuah pub dekat rumah Anda?"
"Apakah Anda mau ke rumah saya?" tanya saya penasaran.
"Baiklah," ujarnya, dan kami mulai menentukan jam dan tanggal untuk pertemuan tersebut. Sue bilang kepada saya dia bakal mengunjungi kakaknya saat regg berkunjung. Ketika pertemuan itu sudah dijadwalkan, saya lantas menelepon Bill untuk memberitahu dia.
"Itu bagus," ucapnya. "Omong-omong, saya juga sudah berbicara dengan pria bernama Ziad mengenai kamu. Dia bekerja untuk Rima, saudara kandung perempuan dari Khalid (Raja Arab Saudi Khalid bin Abdul Aziz), dan mereka tertarik untuk mengajakmu bekerja."
"Terima kasih untuk itu. Saya akan memberitahu Anda bagaimana hasil pertemuan saya dengan reg Black," jawab saya.
Di hari telah ditentukan, Reg tiba dengan mengendarai Jaguar baru. Ketika kami sedang berbincang, telepon saya berdering. Saya meminta izin untuk menjawab panggilan telepon itu. Ternyata salah nomor tapi panggilan itulah bakal menjadi keberuntungan bagi saya.
Waktu pamit, Reg bilang akan berbicara dengan rekannya mengenai saya. Kedengarannya tidak menyenangkan dan saya membayangkan akan kehilangan peluang.
Segera setelah Sue pulang dari mengunjungi saudara kandung perempuannya, saya bercerita secara rinci soal hasil pertemuan dengan Reg. Dia kelihatan senang atas karena ada kesempatan. Tapi waktu juga bakal menjawab mengenai kesempatan saya tunggu-tunggu.
Minggu berikutnya, Reg menelepon saya. Dia bilang saya telah membikin dia terkesan ketika saya menjawab telepon salah orang saat pertemuan itu. Dia kemudian menawari saya bekerja sebagai penagih utang lewat telepon. Saya menolak.
Sepekan kemudian, Saya menerima tawaran lain, menjadi penjaga di rumah miliarder bernama Sir James Goldsmith. Saya menolak pula tawaran tersebut. Saya sudah bertekad untuk bekerja menjadi pengawal pribadi.
Di akhir Januari (1979), Reg menelepon dan mengatakan dia telah mendaftarkan saya untuk mengikuti kursus di sebuah perusahaan. Saya tidak percaya keberuntungan itu.
Saya tidak sadar perusahaan ini dianggap terbaik di Eropa. Saya mesti mengambil beberapa kursus. Saban malam saya pulang dalam keadaan amat lelah dan seperti biasa saya menemui istri saya sudah tidur. Kandungannya kini sudah tua. Saya kepikiran saya baru bisa menemani dia settelah pelatihan selesai.
Suatu waktu, ketika saya tiba di rumah, Sue merasakan saatnya melahirkan sudah datang. Saya lantas menghubungi ambulans dan menunggu bersama dia hingga ambulans datang. Doreen, kakaknya Sue, ke rumah untuk menjaga Stacey (putri pertama penulis).
Meski sudah berpengalaman dengan anak pertama, saya masih merasa cemas dan tertekan. Dalam perjalanan ke rumah sakit, saya memegang tangannya dan merasa tidak berguna. Saya berharap bisa menghilangkan rasa sakit saat dia berkontraksi.
Setelah dalam jam persalinan, anak kedua saya, berkelamin lelaki, lahir. Kami menamai dia Wayne. Lalu nama tengahnya adalah Paul, mengikuti abangnya Sue.
Setelah mendapat izin dokter, saya membawa pulang Sue dan Wayne. Sue masih merasa sedih dan segera setelah mengetahui bagaimana saya baik-baik saja tanpa dirinya, dia mulai menangis. Itu tidak biasa bagi dirinya memperlihatkan perasannya dengan cara seperti, saya jadi khawatir.
Saya berdoa tidak mengalami depresi. Dalam satu atau dua hari berselang, dia tertekan. Saya mesti izin tidak bekerja selama sepekan untuk menolong dirinya. Saya bahkan tidak melatih karate selama seminggu itu.
Waktu terus berlalu hingga akhirnya saya kembali masuk kerja di pabrik cat dan mulai mengajar karate lagi. Saya tiddak tahu lagi bagaimana kabar dengan Reg Black dan perusahaan keamanannya. Saya memutuskan buat merahasiakan hal ini dari teman-teman saya.
Suatu hari pada Agustus (1979), Reg menelepon saya dari kantornya dan bilang mereka senang dengan kemajuan saya. Reg lalu bertanya, "Apakah Anda mau ikut dalam tim akan pergi ke Yunani?"
Kedengarannya seperti musik di kedua telinga saya, sulit untuk menggambarkan betapa gembiaranya saya, saya menjawab, " Saya bersedia, Pak."
"Kami akan memberimu ujian, tapi ingat kamu akan selalu di bawah pengawasan dan dievaluasi secara rutin." Ini akan menjadi momen terbaik saya dan saya saya tidak akan mengecewakan atasan saya.
Bergabung dalam tim bekerja untuk Pangeran Talal bin Abdul Aziz, adik dari Raja Arab Saudi Khalid bin Abdul Aziz, seperti sebuah mimpi menjadi kenyataan. Saya meyakini ini akan menjadi permulaan dari sebuah perjalanan menakjubkan. Selama dua tahun, saya menunggu kesempatan ini dan sekarang sudah berada di hadapan saya. Kami akan pergi ke Athena, Yunani, saya ingin seluruh dunia tahu hal itu.
Setelah meletakkan gagang telepon, saya bergegas ke kebun menemui Sue tengah duduk di sana. "Coba tebak ada apa," kata saya dengan perasaan amat gembira.
"Apa yang harus saya tebak?" jawab Sue.
"Tadi Reg Black menelepon, dia bilang akan memberi saya kesempatan, bagaimana menurutmu?"
Hebat," jawanya seraya menghampiri lalu memeluk saya. Dia tahu betapa saya telah berupaya keras buat memperoleh kesempatan ini. "Sue, ada sesuatu harus saya katakan kepadamu."
"Apa itu?" jawabnya.
"Pekerjaan itu di Athena, Yunani. Reg bilang akan memakan waktu beberapa hari, paling lama seminggu. Apakah itu baik buatmu?"
"Tentu saja. Saya pernah katakan kalau kamiu yakin itu yang kamu mau, kamu harus mencoba."
Saya lantas pergi ke perpustakan dan mengambil dua buku mengenai Arab Saudi. Saya ingin mencari tahu mengenai negara itu dan rakyatnya.
(Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Buku Saudi Bodyguard karya Mark Young (Foto: Faisal Assegaf/Albalad.co)
Albalad.co berhasil mendapatkan izin dari penulis buku Saudi Bodyguard, Mark Young, untuk menerjemahkan sekaligus menerbitkan isi bukunya di Albalad.co. Seperti biasa, rubrik buku ini muncul saban Sabtu dan dimulai pekan ini.
Albalad.co sejatinya memperoleh salinan buku Saudi Bodyguard dalam bentuk PDF tersebut langsung dari Mark Young, mantan pengawal para pangeran dan puteri di Kerajaan Arab Saudi, pada 1 September lalu. Baru ketika perkembangan dramatis terjadi saat ini di negara Kabah itu, Albalad.co memutuskan melansir terjemahan dari isi buku setebal lebih dari 400 halaman dan diterbitkan pada 2010 itu.
Mark Young, berasal dari Inggris, adalah pemegang sabuk hitam karate. Ayahnya adalah mantan anggota pasukan elite Inggris dan bekas anggota MI6, dinas intelijen Inggris.
Sejak Mei 1976, dia mulai menjadi instruktur dan membuka tiga sekolah karate. Tiga tahun kemudian, dia memulai kariernya sebagai pengawal pribadi keluarga kerajaan Arab Saudi. Tugas pertamanya adalah mengawal Pangeran Talal bin Abdul Aziz, ayah dari pemilik Kingdom Holding Company, Pangeran Al-Walid bin Talal, ditahan di Hotel Ritz Carlton di Ibu Kota Riyadh, sejak Sabtu malam pekan lalu.
Pangeran Al-Walid termasuk dalam 201 kaum elite Arab Saudi - meliputi pangeran, pejabat, dan pengusaha kakap - ditangkap atas tudingan korupsi. Penangkapan ini atas perintah Komisi Pemberantasan Korupsi, dibentuk beberapa jam sebelumnya dan diketuai oleh Putera Mahkota Arab Saudi Pangeran Muhammad bin Salman.
Buku Saudi Bodyguard karya Mark Young ini bercerita dengan bahasa bertutur sebagai orang pertama mengenai pengalamannya selama menjadi pengawal pribadi keluarga Kerajaan Arab Saudi, termasuk Raja Salman bin Abdul Aziz.
*******
Pekerjaan pertama dengan Pangeran Talal bin Abdul Aziz
Dua tahun lebih sedikit, Bill (ayah angkat dari adiknya penulis) memberikan saya sebuah nomor telepon. Saya waktu itu berumur 23 tahun dan telah memiliki nomor telepon seorang lelaki bernama Reg Black.
Sue (istri dari penulis) ketika itu sedang hamil anak kedua kami, direncanakan melahirkan pada Mei. Saya sudah berlatih dan bekerja keras serta menantikan kelahirannya. Saya berusaha mencari tahu mengenai perusahaan telah diceritakan Bill tersebut, namun tidak menemukan apa-apa. Mereka begitu rahasia, mereka bahkan tidak beriklan. Kenapa saya harus rugi?
Saya kemudian menekan nomor telepon Reg Black. Nada deringnya terdengar di telinga saya seraya menanti jawabannya. "Halo, bagaimana saya bisa membantu Anda?" kata seorang pria.
"Selamat sore, dapatkah saya berbicara dengan Tuan Black?"
"Saya sendiri," jawabnya. Saya lalu memberitahu nama saya dan bilang, "Bill memberi saya nomor Anda."
"Oh ya, nama saya adalah Reg dan saya sudah menantikan telepon Anda, bisakah kita bertemu di sebuah pub dekat rumah Anda?"
"Apakah Anda mau ke rumah saya?" tanya saya penasaran.
"Baiklah," ujarnya, dan kami mulai menentukan jam dan tanggal untuk pertemuan tersebut. Sue bilang kepada saya dia bakal mengunjungi kakaknya saat regg berkunjung. Ketika pertemuan itu sudah dijadwalkan, saya lantas menelepon Bill untuk memberitahu dia.
"Itu bagus," ucapnya. "Omong-omong, saya juga sudah berbicara dengan pria bernama Ziad mengenai kamu. Dia bekerja untuk Rima, saudara kandung perempuan dari Khalid (Raja Arab Saudi Khalid bin Abdul Aziz), dan mereka tertarik untuk mengajakmu bekerja."
"Terima kasih untuk itu. Saya akan memberitahu Anda bagaimana hasil pertemuan saya dengan reg Black," jawab saya.
Di hari telah ditentukan, Reg tiba dengan mengendarai Jaguar baru. Ketika kami sedang berbincang, telepon saya berdering. Saya meminta izin untuk menjawab panggilan telepon itu. Ternyata salah nomor tapi panggilan itulah bakal menjadi keberuntungan bagi saya.
Waktu pamit, Reg bilang akan berbicara dengan rekannya mengenai saya. Kedengarannya tidak menyenangkan dan saya membayangkan akan kehilangan peluang.
Segera setelah Sue pulang dari mengunjungi saudara kandung perempuannya, saya bercerita secara rinci soal hasil pertemuan dengan Reg. Dia kelihatan senang atas karena ada kesempatan. Tapi waktu juga bakal menjawab mengenai kesempatan saya tunggu-tunggu.
Minggu berikutnya, Reg menelepon saya. Dia bilang saya telah membikin dia terkesan ketika saya menjawab telepon salah orang saat pertemuan itu. Dia kemudian menawari saya bekerja sebagai penagih utang lewat telepon. Saya menolak.
Sepekan kemudian, Saya menerima tawaran lain, menjadi penjaga di rumah miliarder bernama Sir James Goldsmith. Saya menolak pula tawaran tersebut. Saya sudah bertekad untuk bekerja menjadi pengawal pribadi.
Di akhir Januari (1979), Reg menelepon dan mengatakan dia telah mendaftarkan saya untuk mengikuti kursus di sebuah perusahaan. Saya tidak percaya keberuntungan itu.
Saya tidak sadar perusahaan ini dianggap terbaik di Eropa. Saya mesti mengambil beberapa kursus. Saban malam saya pulang dalam keadaan amat lelah dan seperti biasa saya menemui istri saya sudah tidur. Kandungannya kini sudah tua. Saya kepikiran saya baru bisa menemani dia settelah pelatihan selesai.
Suatu waktu, ketika saya tiba di rumah, Sue merasakan saatnya melahirkan sudah datang. Saya lantas menghubungi ambulans dan menunggu bersama dia hingga ambulans datang. Doreen, kakaknya Sue, ke rumah untuk menjaga Stacey (putri pertama penulis).
Meski sudah berpengalaman dengan anak pertama, saya masih merasa cemas dan tertekan. Dalam perjalanan ke rumah sakit, saya memegang tangannya dan merasa tidak berguna. Saya berharap bisa menghilangkan rasa sakit saat dia berkontraksi.
Setelah dalam jam persalinan, anak kedua saya, berkelamin lelaki, lahir. Kami menamai dia Wayne. Lalu nama tengahnya adalah Paul, mengikuti abangnya Sue.
Setelah mendapat izin dokter, saya membawa pulang Sue dan Wayne. Sue masih merasa sedih dan segera setelah mengetahui bagaimana saya baik-baik saja tanpa dirinya, dia mulai menangis. Itu tidak biasa bagi dirinya memperlihatkan perasannya dengan cara seperti, saya jadi khawatir.
Saya berdoa tidak mengalami depresi. Dalam satu atau dua hari berselang, dia tertekan. Saya mesti izin tidak bekerja selama sepekan untuk menolong dirinya. Saya bahkan tidak melatih karate selama seminggu itu.
Waktu terus berlalu hingga akhirnya saya kembali masuk kerja di pabrik cat dan mulai mengajar karate lagi. Saya tiddak tahu lagi bagaimana kabar dengan Reg Black dan perusahaan keamanannya. Saya memutuskan buat merahasiakan hal ini dari teman-teman saya.
Suatu hari pada Agustus (1979), Reg menelepon saya dari kantornya dan bilang mereka senang dengan kemajuan saya. Reg lalu bertanya, "Apakah Anda mau ikut dalam tim akan pergi ke Yunani?"
Kedengarannya seperti musik di kedua telinga saya, sulit untuk menggambarkan betapa gembiaranya saya, saya menjawab, " Saya bersedia, Pak."
"Kami akan memberimu ujian, tapi ingat kamu akan selalu di bawah pengawasan dan dievaluasi secara rutin." Ini akan menjadi momen terbaik saya dan saya saya tidak akan mengecewakan atasan saya.
Bergabung dalam tim bekerja untuk Pangeran Talal bin Abdul Aziz, adik dari Raja Arab Saudi Khalid bin Abdul Aziz, seperti sebuah mimpi menjadi kenyataan. Saya meyakini ini akan menjadi permulaan dari sebuah perjalanan menakjubkan. Selama dua tahun, saya menunggu kesempatan ini dan sekarang sudah berada di hadapan saya. Kami akan pergi ke Athena, Yunani, saya ingin seluruh dunia tahu hal itu.
Setelah meletakkan gagang telepon, saya bergegas ke kebun menemui Sue tengah duduk di sana. "Coba tebak ada apa," kata saya dengan perasaan amat gembira.
"Apa yang harus saya tebak?" jawab Sue.
"Tadi Reg Black menelepon, dia bilang akan memberi saya kesempatan, bagaimana menurutmu?"
Hebat," jawanya seraya menghampiri lalu memeluk saya. Dia tahu betapa saya telah berupaya keras buat memperoleh kesempatan ini. "Sue, ada sesuatu harus saya katakan kepadamu."
"Apa itu?" jawabnya.
"Pekerjaan itu di Athena, Yunani. Reg bilang akan memakan waktu beberapa hari, paling lama seminggu. Apakah itu baik buatmu?"
"Tentu saja. Saya pernah katakan kalau kamiu yakin itu yang kamu mau, kamu harus mencoba."
Saya lantas pergi ke perpustakan dan mengambil dua buku mengenai Arab Saudi. Saya ingin mencari tahu mengenai negara itu dan rakyatnya.
(Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar