Dua malam lalu, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) menggelar sebuah sidang atas permintaan Amerika Serikat guna membahas unjuk rasa yang baru-baru ini menimpa Iran.
Sidang DK PBB ini pun berakhir tanpa hasil dan Amerika tidak berhasil menggapai hasil yang telah dicanangkan. Yaitu resolusi untuk Republik Islam Iran.
“Penguasa Amerika Serikat sudah kehilangan kewenangan dan prestise etika, politik, dan hukum dalam pandangan masyarakat dunia,” ujar Ghulam Ali Khusyru, utusan tetap Republik Islam Iran yang hadir sebagai pembicara penutup pada sidang DK PBB yang digelar sore Jumat kemarin.
Khusyru menegaskan, “Jati diri DK PBB bisa musnah ketika menggelar sebuah sidang untuk membahas sebuah kasus yang hanya memiliki substansi internal bagi sebuah negara. Akan tetapi, badan dunia ini tampil lemah ketika menghadapi kasus pendudukan Palestina yang sudah berlangsung bertahun-tahun dan bombardir Yaman yang terjadi secara membabi buta.”
Sementara itu, Muhamad Hasan Asefrei, anggota Komisi Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Parlemen Iran, menegaskan, tatanan DK PBB sekarang ini sangat disayangkan. 1.5 milyar muslim tidak memiliki hak veto sehingga mereka tidak bisa membela hak-hak mereka. DK PBB hanya bungkam seribu bahasa dalam menanggapi krisis Myanmar, Bahrain, dan Suriah, serta tidak pernah mengambil tindakan untuk memerangi terorisme.
“DK PBB berubah hanya menjadi alat bagi kepentingan-kepentingan Amerika untuk kawasan Timur Tengah ini,” ujar Asefrei.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar