Pesan Rahbar

Sekilas Doa Arafah Imam Husain as dan Doa Arafah Imam Husain as

Doa Arafah (Bahasa Arab: دعاء العرفة ) adalah diantara doa-doa Syiah yang menurut riwayat dibaca oleh Imam Husain as pada hari ke-9 Dzul...

Home » , » Riset Modern Dalam Lahiriah Bahasa Qiraah Al-Quran

Riset Modern Dalam Lahiriah Bahasa Qiraah Al-Quran

Written By Unknown on Selasa, 30 Januari 2018 | Januari 30, 2018


Saed Bakheet Mubarak, peneliti Oman dalam studi terbarunya mengkaji lahiriah linguistik bacaan Alquran dan berbagai aspek tujuh qiraah Alquran.

Menurut laporan IQNA dilansir dari harian Oman al-Watan, peneliti Oman ini dalam buku “Dzawahir Zabani Qiraāt Alquran: Itsbāt wa Hadzf” berupaya mendeskripsikan dan menjelaskan maksud dan kebenaran tujuh bacaan (“qiraah sab’ah”) Alquran.

Dalam penelitiannya, dia membedakan antara tujuh huruf dan tujuh bacaan, dan berargumentasi bahwa pada masa Nabi Muhammad saw, tidak ada para qori tujuh, dan fenomena perbedaan qiraah terjadi pada masa kehidupan Mujahid (salah seorang Tabi’in) pada abad keempat.

Saed Bakheet Mubarak dalam riset ini menyebut maksud dari pembuktian dan penghapusan terkait kata-kata dan ikrabnya, yang berlangsung dalam perbedaan qiraah abad-abad pertama, dan menganggapnya sebagai hasil perbedaan para qori dalam membaca ayat dan kalimat-kalimat Alquran, bukan perbedaan dalam Alquran itu sendiri dan penghapusan atau pembuktian ini muncul dari perbedaan antar para qori.

Dia mengkaji berbagai argumen setiap qori untuk pembacaan Alqurannya, dan perubahan makna-makna setiap kalimat berdasarkan penghapusan atau pembuktian harakat huruf dan ikrab dengan mengacu pada sumber leksikal kuno.

Penelitiannya mencakup tiga bagian "Pembuktian dan penghapusan harakat dalam masalah suara", "Pembuktian dan penghapusan harakat dalam masalah saraf" dan "Mengkaji kaidah pembuktian dan penghapusan harakat dan tanwin" dalam kosa kata-kosa kata Alquran.

Perlu dicatat bahwa tujuh qori atau “qurra sab’ah”, adalah tujuh orang qori Alquran pada abad kedua hijriah, yang berselisih dalam cara membaca beberapa kalimat-kalimat Alquran.

Orang-orang ini belajar bacaannya dari beberapa Tabi’in dan Tabi’in juga belajar dari para Sahabat. Para peneliti di bidang studi Alquran menanggap sumber perselisihan bacaan dalam teks-teks kuno adalah hal yang lumrah dan tidak dapat dielakkan dan itu muncul dari dialek dan logat masing-masing bahasa.

(Al-Wathan/IQNA/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Posting Komentar

ABNS Video You Tube

Terkait Berita: