Dalam rangka memperingati hari syahadah Sayyidah Fatimah Zahra as tadi malam, Hujjatul Islam wal Muslimin Nashir Rafi’i tampil sebagai orator dalam acara di Husainiah Imam Khomeini Tehran yang juga dihadiri oleh Rahbar Revolusi Islam Iran.
Dalam pidato tadi malam, Rafi’i mengupas urgensi mengapa kita harus mengkaji kembali sejarah yang pernah terjadi 14 abad lalu, seperti Ghadir Khum, Karbala, atau kesyahidan Sayyidah Fatimah Zahra.
“Semua ini bertujuan supaya kita mengambil pelajaran untuk kehidupan masyarakat masa kini,” ujar Rafi’i.
Rafi’i menegaskan, menelaah sejarah bisa menguatkan kalbu, menampakkan hakikat, dan memberikan nasihat kepada manusia. Tidak sedikit ayat Al-Quran yang mengupas sejarah masa lalu dan sejarah para nabi.
“Menurut kesaksian sejarah, kemunafikan adalah salah satu faktor keruntuhan sebuah masyarakat agama, karena munafik tampil dengan wajah penuh nilai, dan menurut Rasulullah, seorang munafik lebih berbahaya dari pada orang kafir,” tutur Rafi’i.
Banyak ayat Al-Quran, tutur Rafi’i, yang menjelaskan orang-orang munafik. Mereka ini bisa merasuk ke jantung masyarakat dan bahkan hingga sekitar Rasulullah saw. Mereka tidak muda dikenal.
Kemunafikan, lanjut Rafi’i, bisa muncul dalam ranah etika, keyakinan, dan bahasa. Orang-orang munafik adalah pembohong, selalu ingkar janji, dan pengkhianat.
“Faktor lain yang bisa meruntuhkan sebuah masyarakat adalah melalaikan norma-norma agama,” tukas Rafi’i.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar