Ketua Studi Sejarah Islam di Universitas Rajshahi Bangladesh mengemukakan, umat muslim harus tahu bahwa sekarang ada masalah yang sangat besar di dunia muslim, dan itulah masalah muslim Rohingya yang tinggal di kamp-kamp Bangladesh dan sedang menunggu bantuan dan solusi.
Professor Dr. Mohammad Mohibullah Siddiquee, Ketua Studi Sejarah Islam di Universitas Rajshahi Bangladesh, saat wawancara dengan IQNA terkait aktivitas Alquran universitas Rajshahi mengemukakan, sejak berdirinya universitas Rajshahi, ilmu Alquran, ilmu Islam dan bahasa Arab dipresentasikan di universitas ini, dan dengan bertolak bahwa mayoritas masyarakat Bangladesh beragama Islam, maka studi Islam dan bahasa Arab diajarkan di universitas-universitas besar di negara ini.
“Sebagian masyarakat melangkah di jalan lurus Allah dan mereka termasuk manifestasi dari surah An-Nahl: ayat 125, “Serulah (manusia) ke jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik”, imbuhnya.
Siddiquee menegaskan, ada beberapa wanita dan pria di universitas yang bekerja hanya untuk Islam dan berjalan di jalan Tuhan, dan di universitas Rajshahi juga terdapat orang-orang yang bekerja untuk Islam sejak awal pendirian universitas ini.
Tentang Universitas Rajshahi
Siddiquee terkait unviersitas ini mengatakan, universitas Rajshahi, universitas terbesar kedua di Bangladesh setelah universitas Dhaka, univesitas ini didirikan pada tahun 1953 dengan lahan sekitar 37 hektar, dan sekarang memiliki 33.000 mahasiswa, 59 perguruan tinggi dan 9 fakultas.
Mengacu pada independensi jurusan bahasa dan sastra Persia universitas Rajshahi, Bangladesh, dia menyatakan, tahun lalu, pengajaran bahasa Persia di universitas ini dikeluarkan di bawah sub-kelompok bahasa yang mencakup bahasa Sansekerta, Urdu, Arab dan Pali, dan dibentuk sebuah kelompok independen untuknya.
Hubungan dengan Iran
Ketua Studi Sejarah Islam di Universitas Rajshahi, Bangladesh terkait hubungan Iran dan Bangladesh mengungkapkan, rakyat Bangladesh memuji Revolusi Islam Iran dan undang-undang Syiah karena Revolusi Iran adalah sebuah revolusi Syiah yang diambil dan mengikuti Alquran dan Ahlulbait (as).
“Kendati beberapa orang mempropagandakan negatif undang-undang Islam di Iran, namun banyak orang di Bangladesh menyadari bahwa orang-orang Iran sebagai masyarakat Syiah mengikuti Alquran dan Sunnah.
Siddiquee mengisyaratkan hubungan kebudayaan Bangladesh dan Iran. Ia mengatakan, universitas Rajshahi memiliki hubungan budaya yang baik dengan universitas-universitas Iran dan baru-baru ini seorang profesor universitas Iran bergabung ke universitas ini.
Solusi Persatuan Muslim
Siddiquee menyarankan, dialog dan pertukaran gagasan merupakan cara yang efektif untuk mencapai solusi umum terhadap problem-problem muslim, dan dialog dapat membantu menyatukan dunia muslim.
Republik Rakyat Bangladesh adalah sebuah negara yang terletak di selatan benua Asia dan sebelah timur India, ibukotanya, Dhaka, dengan populasi 148 juta jiwa.
Negara ini merupakan sayap timur Pakistan (Pakistan Timur) yang terpisah dari sayap barat sejauh 1.600 kilometer. Perbedaan politik, bahasa, dan ekonomi menimbulkan perpecahan antara kedua sayap, yang berujung pada meletusnya perang kemerdekaan tahun 1971 dan pendirian negara Bangladesh.
89,7% penduduk Bangladesh beragama Islam dan sebagian besar bermazhab Sunni. 9,2% penduduk Bangladesh juga beragama Hindu. Bangladesh adalah negara dengan jumlah penduduk terpadat kesembilan di dunia.
Negara ini adalah negara kedua pengekspor pakaian di dunia. Gaji pekerja yang rendah merubah negara ini menjadi kutub perhatian merek-merek ternama di dunia.
(IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar