Pertemuan keempat para pengurus radio dunia Islam di Kairo mengakhiri pekerjaannya setelah tiga hari aktif, dengan penekanan pada menghindari wacana kekerasan dan melawan ekstremisme melalui peduli pada nilai-nilai murni Islam.
Menurut laporan IQNA dilansir dari al-Youm al-Sabi, pertemuan ke-4 para pengurus radio Alquran di Kairo mengakhiri kinerjanya kemarin (30/1) dengan pembacaan sebuah statemen akhir.
Para partisipan dalam pertemuan ini, dengan menyatakan penentangan mereka terhadap klaim presiden Amerika tentang pemindahan kedutaan negara ini ke Yerusalem, dan mengakui kota tersebut sebagai ibu kota Israel, menekankan perlunya solidaritas radio Alquran mengenai pertukaran program untuk melawan ekstremisme.
“Menyiarkan program reguler periodik atau bulanan untuk melawan Ekstrimisme”, “Afirmasi pada pemaparan kesempatan kepada para ulama spesialis dan pemilik pandangan untuk mengeluarkan fatwa melalui radio Alquran”, “Membuat peta jalan jangka panjang untuk memperingatkan pesan radikal dan ekstrem dan menjelaskan tujuan-tujuan agama, dengan penekanan pada pendapat para ilmuwan Islam”, “Mendidik kader spesial dalam memberikan dialog yang berarti di bidang ajaran-ajaran agama”, “Pemilihan para profesional muda untuk pelaksanaan program radio yang ditargetkan”, “Pembentukan sebuah komite aliansi radio Islam untuk menerapkan strategi pertemuan ini” dan “Membuat akun pengguna di jejaring sosial guna menyiarkan berita tentang aktivitas radio Alquran di bawah pengawasan aliansi radio Islam” termasuk salah satu isu utama dalam pernyataan akhir pertemuan tersebut.
Pertemuan ke-4 para pengurus radio Islam dimulai hari Minggu (28/1) dengan dihadiri perwakilan dari Kuwait, Oman, Emirat, Mauritania, Malaysia, Arab Saudi, Senegal, Bahrain, Yordania dan Aljazair di Kairo, dan mengakhiri kinerjanya kemarin sore dengan mengeluarkan sebuah statemen.
(Al-Youm-Al-Sabi/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar