Sekretaris Jenderal PBB, Stephane Dujarric mengklaim bahwa masyarakat internasional telah gagal menyelesaikan krisis Muslim Rohingya.
Menurut laporan IQNA dilansir dari al-Quds al-Arabi, Juru Bicara PBB, melansir dari Adama Dieng, utusan khusus PBB yang baru-baru ini mengunjungi kamp pengungsi Rohingya ke daerah perbatasan Cox's Bazar di Bangladesh, mengatakan bahwa kejahatan terhadap muslim Rohingya, adalah krisis kemanusiaan yang menunjukkan pendekatan dan karakteristik pemerintah Myanmar, dan kita harus mengakui bahwa masyarakat internasional telah gagal menyelesaikan krisis ini.
Adama Dieng mengatakan, meskipun ada peringatan tentang bahaya kejahatan tidak manusiawi terhadap minoritas muslim Rohingya, namun masyarakat internasional, seperti Quebec, telah menenggelamkan kepalanya dan orang-orang kawasan ini kehilangan nyawa, martabat dan tanah mereka.
Utusan khusus PBB untuk wilayah perbatasan Bangladesh dan Myanmar menegaskan bahwa apa yang terjadi di Myanmar adalah kejahatan internasional, karena umat muslim di wilayah tersebut terbunuh, disiksa dan dibakar hidup-hidup dan kejahatan ini hanya karena identitas mereka.
9.000 Masyarakat Rohingya Tewas dalam Sebulan
Demikian juga, Dokter Lintas Batas (MSF) dalam sebuah laporan mengumumkan bahwa lebih dari 9.400 muslim Rohingya telah terbunuh dalam kurun waktu (25 Agustus sampai 24 September) dan lebih dari 700.000 muslim Rohingya terpaksa kabur ke perbatasan Bangladesh karena penindasan berdarah pasukan keamanan dan tentara Myanmar.
Pengungsi Rohingya tidak bersedia untuk kembali ke Myanmar kecuali jika keamanan mereka terjamin dan Myanmar akan memenuhi janjinya untuk memberikan hak kewarganegaraan kepada pengungsi Rohingya. Mereka juga menuntut agar rumah, sekolah, masjid yang hancur atau dibakar oleh pasukan Myanmar direnovasi kembali.
PBB dan AS telah secara resmi menuduh Myanmar telah melakukan pembersihan etnis terhadap muslim Rohingya.
(Al-Quds-Al-Arabi/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar