Pesan Rahbar

Sekilas Doa Arafah Imam Husain as dan Doa Arafah Imam Husain as

Doa Arafah (Bahasa Arab: دعاء العرفة ) adalah diantara doa-doa Syiah yang menurut riwayat dibaca oleh Imam Husain as pada hari ke-9 Dzul...

Home » » Ada 124 Produk RI Yang Masuk AS Mendapat Ancaman Trump

Ada 124 Produk RI Yang Masuk AS Mendapat Ancaman Trump

Written By Unknown on Sabtu, 07 Juli 2018 | Juli 07, 2018

Donald Trump

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memperingkatkan Indonesia untuk berhati-hati terkait hubungan dagang antar kedua negara. AS saat ini tengah mengevaluasi produk asal Indonesia yang selama ini diberi perlakuan khusus.

Ketua Tim Ahli Wakil Presiden Sofjan Wanandi menyampaikan Trump sudah menyampaikan warning bagi Indonesia. Trump berencana mencabut perlakuan khusus terhadap Indonesia di bidang perdagangan.

“Trump sudah memberi kita warning. Kita bicara sama dia mengenai beberapa aturan mengenai special treatment tarif yang dia kasih ke kita mau dicabut, terutama tekstil,” katanya di acara halalbihalal Apindo di Jakarta, Kamis (5/7/2018).

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) bidang Hubungan Internasional dan Investasi Shinta Widjaja Kamdani menyebut saat ini Trump sedang mengevaluasi sekitar 124 produk.

“GSP (The Generalized System of Preferences/Sistem Preferensi Umum) kita sedang di-review, dan ada sekitar 124 produk dan sektor yang saat ini sedang dalam review,” katanya di Jakarta, Kamis (5/7/2018).

Dari 124 produk asal Indonesia yang sedang direview Trump diantaranya kayu plywood, cotton, dan lain sebagainya. Sementara dia menyebut tekstil tidak termasuk di dalamnya.

“Tekstil sih sebenarnya nggak masuk dalam 124 itu ya, tapi dia juga kena akan direview secara menyeluruh untuk lebih mendapatkan manfaatnya. Lalu juga ada produk-produk pertanian, udang dan kepiting kalau nggak salah,” lanjutnya.

Indonesia dan AS pun sedang mengupayakan hubungan diplomasi membahas mengenai masalah tersebut. Pasalnya, jika GSP ini dihilangkan maka bea masuk ekspor produk Indonesia ke AS lebih mahal.

“Itu yang jadi kuncinya, karena kalau kita kehilangan GSPnya, kita ekspor kesana akan lebih mahal karena tarifnya lebih tinggi,” tambahnya.

(Detik/Fokus-Today/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Posting Komentar

ABNS Video You Tube

Terkait Berita: