Saya tidak mengerti dengan pemahaman orang-orang terhadap ibadah. Dalam sebuah video, sekelompok orang menembangkan sholawat dengan disisipi syair politik. Orang ini tidak takut kualat. Mendengar dialek mereka, besar kemungkinan, kegiatan itu terjadi di daerah Jawa Timur.
Dalam tradisi NU, beberapa ibadah dikombinasikan dengan kebudayaan. Lahirlah tradisi-tradisi NU yang seolah tidak ada dasarnya. Padahal semua amaliah NU itu ada dasarnya. Termasuk tahlilan, sholawatan, ziarah kubur.
Maka dalam pemahaman NU, amaliyah itu bukan bidah. Kalaupun bidah, maka jenisnya hasanah. Sebagaimana kata imam syafii,
البدعة بدعتان، بدعة محمودة، وبدعة مذمومة
bidah terbagi dua bagian, bidah mahmudah (baik) dan bidah madzmumah (tercela).
Ada sebuah hadits(?) yang sering saya dengar dibacakan saat khutbah oleh kelompok Wahabi berbunyi, “Kullu bid’atin dholalatun, wa kullu dholalatin fi nar.” Semua bidah itu sesat, dan semua yang sesat (masuk) di neraka.
Jawaban untuk itu panjang sekali, salah satunya dari Imam Nawawi, yang dimaksud bidah dholalah dalam hadits itu adalah sebagiannya, bukan keseluruhannya. Artinya, ada bidah yang baik, ada juga yang sesat
Hal-hal baru yang dikerjakan oleh jamaah NU itu jenis yang hasanah atau mahmudah. Beda halnya dengan sholawat yang disisipi pesan politik praktis dalam video itu. Jelas dhollun mudhollalah, sesat lagi menyesatkan.
Sholawat adalah satu-satunya ibadah yang juga dikerjakan oleh Tuhan. Lho Tuhan kok beribadah? Iya, Tuhan bersalawat kepada Nabi. Begitu luhurnya sholawat itu. Ia mendapatkan tempat yang istimewa. Bahkan konon, mahar Adam sewaktu menikahi Siti Hawa adalah membaca solawat untuk Nabi.
Padahal jasad Adam jelas lebih dulu ada dari Nabi, karena ia manusia pertama. Tapi sejatinya, Muhamad itu yang awal sekaligus penutup para nabi. Seperti ketika Nabi ditanya sejak kapan kenabiannya, ia menjawab, “Kenabianku (dimulai) sejak Adam masih berupa air dan tanah.”
Orang-orang dalam video itu jelas kurang ajar, seolah mereka sedang mengajak Nabi untuk ikut berpolitik. Ini penghinaan yang teramat menjijikkan.
Boleh saja bikin lagu mandiri berisi ajakan politik. Bernyanyilah sampai serak dan kejang-kejang. Tapi jangan melibatkan Nabi. Itu jelas melecehkan, selain juga sedang syiar bidah dholalah.
Orang-orang dungu ini harus segera diingatkan. MUI, Kementerian Agama, NU harus segera turun tangan. Sebelum seluruh dunia mengecamnya karena telah merendahkan derajat Nabi untuk hal seremeh kepentingan politik. Sebelum azab turun mendahului kesadaran.
Bejat sekali orang-orang itu…
Simak Video ini:
Sumber: Fb Kajitow Elkayeni
(Suara-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar