Sejarah mencatat bahwasanya Imam Jawad as ketika menghadapi berbagai pemikiran dan ideologi tidak pernah sedikitpun beliau marah, dan sebaliknya beliau as malah sangat sabar dalam menghadapi mereka.
Imam Jawad as lahir pada tahun 195 H di kota Madinah, dan pada tahun 220 H beliau merennguk kesyahidan, beliau di usianya yang ke-8 tahun mencapai derajat Imamah, yang hal ini juga merupakan salah satu syubhat yang banyak dipertanyakan.
Imam Ridha as mengetahui bahwa suatu saat nanti hal ini akan dipertanyakan, saat menjawab pertanyaan dari seseorang, yang bertanya mengenai siapa Imam sepeninggal beliau, beliau as mengatakan “kelak sepeninggalku nanti, puteraku Muhammad Taqi as yang akan menjadi Imam pengikut Syi’ah”, Imam Jawad as yang saat itu masih berusia 3 tahun, dan setelah mendengar jawaban Imam Ridha as, orang itu terkejut sambil mengatakan : anak ini yang akan menjadi Imam ?!
Ada beberapa kemiripan antara zaman sekarang dengan zaman Imam Jawad as, yakni sama dalam arti banyak orang-orang yang menyimpang dari agama, melakukan kejahatan atas nama agama dan mazhab.
Sejarah mencatat bahwasanya Imam Jawad as ketika menghadapi berbagai pemikiran dan ideologi tidak pernah sedikitpun beliau marah, dan sebaliknya beliau as malah sangat sabar dalam menghadapi mereka, Imam as selalu mendengarkan pernyataan-pernyataan mereka, dan kemudian memberikan jawabannya, dan sedikitpun Imam as tidak pernah menunjukan sikap tidak menghormati kepada setiap lawan dialognya.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar