Pesan Rahbar

Sekilas Doa Arafah Imam Husain as dan Doa Arafah Imam Husain as

Doa Arafah (Bahasa Arab: دعاء العرفة ) adalah diantara doa-doa Syiah yang menurut riwayat dibaca oleh Imam Husain as pada hari ke-9 Dzul...

Home » » Gara-gara Putra Mahkota, Para Jutawan Saudi Pilih Investasi di Luar Negeri

Gara-gara Putra Mahkota, Para Jutawan Saudi Pilih Investasi di Luar Negeri

Written By Unknown on Rabu, 01 Agustus 2018 | Agustus 01, 2018


Warga Saudi yang kaya merasa tidak aman untuk menginvestasikan kekayaan mereka di Kerajaan karena kebijakan Putra Mahkota Mohammed Bin Salman.

Operasi sapu bersih yang diperintahkan oleh penguasa de facto Saudi tahun lalu, dan pemenjaraan lawan-lawan politik telah membuat takut sektor yang diperlukan Pangeran berusia 32 tahun itu dalam rencana ambisiusnya untuk menghentikan ketergantungan Saudi dari minyak.

Menurut para bankir yang dihubungi oleh Financial Times, perusahaan-perusahaan swasta telah menarik uang mereka, sementara beberapa lainnya mencari cara untuk mengalihkan dana ke luar negeri, daripada berinvestasi di negara itu. Beberapa orang Saudi yang kaya dikatakan khawatir mengenai urusan keuangan mereka, terutama dalam upaya untuk mentransfer uang, karena pemerintah memonitor hal itu untuk mencegah mereka memindahkan aset ke luar negeri.

Kurangnya minat untuk berinvestasi di Kerajaan, kata Financial Times, berisiko melemahkan upaya Bin Salman untuk merombak ekonomi yang bergantung pada minyak dan menciptakan 1,2 juta pekerjaan sektor swasta untuk Saudi pada 2020.

Para bankir mengatakan bahwa kombinasi beberapa faktor berada di belakang lesunya minat para investor Saudi, mulai dari peningkatan biaya mempekerjakan orang asing yang menyumbang lebih dari 80 persen dari tenaga kerja sektor swasta, hingga kekhawatiran bahwa Bin Salman dapat meluncurkan “operasi sapu bersih” kembali.

Operasi Sapu Bersih yang menangkap dan memenjarakan 300 bangsawan dan pengusaha Saudi bagaikan awan gelap yang menggantung di atas kepala banyak keluarga yang masih dalam penyelidikan. Para bankir mengungkap bahwa mereka harus meminta uang dari rekening bank yang dibekukan sementara beberapa diblokir dari pertukaran riyal untuk mata uang lainnya yang berakibat kekayaan mereka tidak bisa dikeluarkan dari dalam kerajaan Saudi.

Bin Salman juga disalahkan karena menakut-nakuti investor asing. Menurut data PBB yang dirilis bulan lalu, investasi asing langsung anjlok dari 7,45 miliar dolar pada 2016 menjadi 1,42 miliar dolar tahun lalu. Ketegangan pada ekonomi terlihat semakin diperparah menyusul keluarnya 700.000 pekerja asing dari Kerajaan karena pajak yang diperkenalkan oleh Putra Mahkota.

Seorang bankir Saudi mengatakan kepada Financial Times bahwa sentimen suram mempengaruhi pasar properti, dengan keluarga kaya yang ingin menjual istana mereka. Ia juga mengatakan bahwa perlu waktu untuk meningkatkan sentimen dan bahwa diperlukan satu dari dua hal untuk terjadi: “apakah itu bahwa reformasi ini harus dilakukan dan semuanya berjalan dengan baik, atau harga minyak kembali naik.”

Meskipun terlalu dini untuk mengatakan jika reformasi Bin Salman bisa berhasil, meningkatkan harga minyak tampaknya menjadi tidak mungkin mengingat kerajaan telah meningkatkan produksi minyak atas desakan Presiden Donald Trump dimana hal itu menjadikan harga minyak tetap rendah.

(Financial-Times/Arrahmah-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Posting Komentar

ABNS Video You Tube

Terkait Berita: