Buku Saudi Bodyguard karya Mark Young. (Foto: Faisal Assegaf/Albalad.co)
Pangeran Misyari bin Saud bin Abdul Aziz pernah teledor. Dia memesan satu kamar di Hotel Incosol, di luar Marbella (Spanyol), atas namanya sendiri.
Albalad.co berhasil mendapatkan izin dari penulis buku Saudi Bodyguard, Mark Young, untuk menerjemahkan sekaligus menerbitkan isi bukunya di Albalad.co. Seperti biasa, rubrik buku ini muncul saban Sabtu dan dimulai sejak 11 November 2017.
Albalad.co sejatinya memperoleh salinan buku Saudi Bodyguard dalam bentuk PDF tersebut langsung dari Mark Young, mantan pengawal para pangeran dan puteri di Kerajaan Arab Saudi, pada 1 September 2017. Baru ketika perkembangan dramatis terjadi saat ini di negara Kabah itu, Albalad.co memutuskan melansir terjemahan dari isi buku setebal lebih dari 400 halaman dan diterbitkan pada 2010 itu.
Mark Young, berasal dari Inggris, adalah pemegang sabuk hitam karate. Ayahnya adalah mantan anggota pasukan elite Inggris dan bekas anggota MI6, dinas intelijen Inggris.
Sejak Mei 1976, dia mulai menjadi instruktur dan membuka tiga sekolah karate. Tiga tahun kemudian, dia memulai kariernya sebagai pengawal pribadi keluarga kerajaan Arab Saudi. Tugas pertamanya adalah mengawal Pangeran Talal bin Abdul Aziz, ayah dari pemilik Kingdom Holding Company, Pangeran Al-Walid bin Talal, ditahan di Hotel Ritz Carlton di Ibu Kota Riyadh, sejak Sabtu malam pekan lalu.
Pangeran Al-Walid termasuk dalam 201 kaum elite Arab Saudi - meliputi pangeran, pejabat, dan pengusaha kakap - ditangkap atas tudingan korupsi. Penangkapan ini atas perintah Komisi Pemberantasan Korupsi, dibentuk beberapa jam sebelumnya dan diketuai oleh Putera Mahkota Arab Saudi Pangeran Muhammad bin Salman.
Buku Saudi Bodyguard karya Mark Young ini bercerita dengan bahasa bertutur sebagai orang pertama mengenai pengalamannya selama menjadi pengawal pribadi keluarga Kerajaan Arab Saudi, termasuk Raja Salman bin Abdul Aziz.
*******
Pangeran Misyari dan hobi bercinta dengan pelacur
Kembali ke bandar udara di Malaga, Spanyol, saya menunggu kedatangan Pangeran Misyari bin Saud bin Abdul Aziz bersama keluarganya. Jose dan dua polisi Spanyol juga menanti. Mereka datang atas kemauan sendiri dan saya yakin Pangeran Misyari tidak senang dengan penyambutan itu.
Keluarga Pangeran Misyari kemudian di terminal kedatangan. Jose dan dua polisi langsung menuju ke arah mereka seperti burung nasar. Saya tetap berdiri menunggu. Pangeran Misyari tampak mencari-cari dan lantas melihat ke arah saya.
Saya langsung maju. Pangeran Misyari lantas menyerahkan kopernya kepada saya. Koper ini berisi cek perjalanan, uang tunai, perhiasan, dan pistol Smith and Wesson kaliber 38.
Satu tangan saya lagi menggandeng Panhgeran Turki bin Misyari. Kami berjalan di belakang Pangeran Misyari dan istrinya menuju mobil sudah menunggu. Persisi di belakang saya, adalah Elena, perempuan Filipina merupakan pengasuh anak-anak Pangeran Misyari.
Saya duduk di belakang kemudi Audi Turbo dan Pangeran Misyari di sebelah saya. Istri Pangeran Misyari, Pangeran Turki, dan Elena duduk di kursi belakang. Saya tekankan kepada mereka untuk memasang sabuk pengaman sebelum saya mengemudikan mobil. Mereka sudah paham saya bakal menolak untuk menyetir kalau mereka belum mengenakan sabuk pengaman.
Jose mengurus bagasi lainnya dan akan bertemu kami di vila. Dua polisi masuk ke mobil mereka, Fiat Panda tanpa pantat dan berwarna biru, lalu mengikuti kami dari belakang.
Saya tidak mau terlalu mengebut karena mobil kedua polisi itu pasti ketinggalan. Sebelum menuju bandar udara, saya telah mengisi penuh tangki bensin. Saya tidak ingin berhenti selama perjalanan hanya lantaran kehabisan bahan bakar.
Rupanya saat saya melihat dari cermin kaca belakang, mobil polisi itu sudah masuk pompa bensin. Saya tidak mau menunggu mereka dan tetap tancap gas dengan kecepatan normal.
Kami akhirnya tiba di vila, pintu gerbang dibuka, dan para penjaga sudah menyambut kedatangan kami. Pangeran Misyari bertanya apa yang terjadi dengan bagian belakang Audi Turbo miliknya. Jadi saya cerita kejadiannya.
Pangeran Misyari lalu memgambil koper dari saya. Sedangkan Pangeran Turki langsung bermain dengan Diego, salah satu anak dari penjaga vila. Elena terus mengawasi Pangeran Turki saat Pangeran Misyari dan istrinya memasuki bangunan utama vila.
Saya kemudian menuju kamar tidur saya dekat dengan kamar tidur penjaga. Kamar saya kecil tapi bersih. Di dalamnya terdapat sebuah sofa rebah, lemari pakaian, peti es, dan dua gambar tergantung di dinding bercat putih.
Di bagian tengah halaman depan terdapat kolam air mancur berbentuk lingkaran. Di kanan kamar saya juga ada kolam air mancur berbentuk persegi empat. Kalau malam, air mancur itu dihiasi lampu sehingga kelihatan indah.
Saya perhatikan mobil polisi itu sudah tiba diikuti satu minibus membawa bagasi. Ketika saya sedang mengangkut bagasi-bagasi itu, kedua polisi mengulurkan tangan untuk berkenalan. Pangeran Misyari memanggil Jose masuk dan mengatakan agar dia tidak membawa polisi lagi ke bandar udara.
Keluarga Pangeran Misyari membawa lebih banyak staf untuk lawatan kali ini. Selain Elena dan Zainub (pembantu), juga ada Joha bertugas belanja keperluan rumah tangga. Joha juga bisa ditugaskan untuk menjaga Pangeran Turki.
Saya tahu tahu Joha orangnya baik tapi dia tidak mengerti soal keamanan. Saya hanya bisa menyarankan mengenai prosedur pengamanan dan semuanya terserah mereka. Hal ini kerap membikin saya frustasi.
Pangeran Misyari berkepribadian baik dan banyak orang dalam keluarga kerajaan Arab Saudi menyukai dia. Tapi kemudian saya melihat sisi buruknya.
Pangeran Misyari dan istrinya suka mencurangi orang-orang di sekitar mereka. Pangeran Misyari berasal dari klan As-Sad dan ayahnya, Saud bin Abdul Aziz pernah menjadi raja. Sedangkan istrinya, berasal dari klan Abdurrahman, keluarga pinggiran dari Bani Saud.
Dia memang menawan dan pandai berdandan tapi tetap saja itu tidak cukup untuk menutupi kelemahannya dari kaln As-Saud. Dia doyan pelesiran ke Puerto Banu di Marbella, Champs Elysee (paris), atau Croisette (Cannes).
Bergaul bertahun-tahun dengan kelaurag kerajaan Arab Saudi membuat saya memahami karakteristik mereka. Ada rasa saling iri antar pangeran dan puteri kerajaan. Kalau ada pangeran yang membeli kapal pesiar, maka yang lain bakal membeli dalam ukuran lebih besar.
Jika ada yang membeli jet pribadi, maka yang lain akan membeli pesawat berukuran jumbo. Karena itu tidak heran ada satu pangeran membeli sebuah Boeing 747 Jumbo meski dia sudah mempunyai beberapa jet pribadi berukuran kecil.
Pangeran-pangeran muda dan kurang berpengaruh hanya memiliki jutaan dolar Amerika Serikat di rekening banknya. Sedangkan pangeran-pangeran senior, berpengaruh, dan memiliki jabatan punya rekening miliaran dolar.
Saya tahu beberapa saudara kandung lelaki dan perempuan Pangeran Misyari ada di Marbella. Meski begitu, saya memerintahkan kepada polisi untuk tidak mengizinkan siapa saja masuk ke dalam vila kalau tidak dikenal. Saya bertanggung jawab atas tindakan mereka.
besoknya, polisi berjaga di gerbang vila menghadapi ujian pertama. Mereka kedatangan Pangeran Mansur bin Saud, abang dari Pangeran Misyari. Mereka tidak mengizinkan mobil ditumpangi Pangeran Mansur masuk.
Walau Patrick, pengawal pribadi Pangeran Mansur, sudah membunyikan klakson berkali-kali, pintu gerbang vila tetap dibuka. Baru ketika saya mengenali ada Pangeran Mansur, polisi mengizinkan mobil itu masuk.
Saya memberitahu Pangeran Mansur kalau saja dia memberitahu bakal datang, maka dia tidak akan dipermalukan seperti itu.
Saya lantas membukakan pintu untuk Pangeran Mansur. Wajahnya geram ketika saya menyampaikan permohonan maaf. Saya menjelaskan polisi itu cuma mematuhi perintah saya berikan. Walau setuju dengan prosedur tersebut, paras marahnya tidak berubah.
Segera setelah Pangeran Mansur pergi, saya berdiri di depan Pangeran Misyari untuk menjelaskan tindakan saya. Sadar apa yang saya lakukan untuk keselamatan dirinya dan eluarganya, Pangeran Misyari menerima penjelasan saya.
Saya lalu menemui para [polisi berjaga dekat pintu gerbang dan mengucapkan selamat atas kinerja bagus itu. Saya pastikan kepada mereka hal semacam ini bakal berulang.
Keluarga Pangeran Misyari tidak lama berlibur di Marbella. Sang pangeran juga masih sempat bercinta dengan seorang pelacur di Hotel Andalucia Plaza. Saya harus selalu berada dekat Pangeran Misyari agar tidak ketahuan oleh istrinya.
Sang istri sejatinya sudah mencurigai suaminya bermain serong. Tapi sbaan kali saya ditanya, saya cuma bilang saya tidak pernah melihat Pangeran Misyari dengan seorang pelacur. Memang bernar saya tidak pernah melihat langsung meski saya tahu dia sedang bercinta dengan pelacur.
Beberapa hari berselang, Pangeran Misyari bertemu pelacur lain di Hotel Incosol, berjarak beberapa kilometer dari Marbella. Kali ini dia memasan akamar untuk semalam walau saya tahu dia tidak berniat untuk menginap.
Di meja resepsionis, dia menunjukkan paspor dan menandatangani formulis=r pemesanan satu kamar untuk dua orang. Ini kecerobohan. Mestinya kamar itu dipesan atas nama saya. Saya kemudian meminta petugas resepsionis untuk menyembunyikan formulir pemesanan atas nama Pangeran Misyari tapi dia menolak.
Pangeran Misyari dan saya lalu naik ke atas dia masuk kamar sendirian. Sedangkan saya duduk di sofa tidak jauh dari kamar Pangeran Misyari. Tidak lama berselang, muncul seorang gadis muda mengetuk pintu kamar Pangeran Misyari. Pangeran Misyari muncul sambil memperhatikan koridor untuk memastikan tidak ada orang melihat.
Selesai bercinta, gadis muda itu pergi. Pangeran Misyari memanggil saya masuk. Dia meminta saya membereskan tempat tidur saat dia mandi. Saya menyingkirkan handuk dari atas ranjang, merapikan bantal dan sepreinya. Saya juga membuang beberapa lembar tisu ke dalam tong sampah. Sebelum kami pergi, saya memeriksa kembali untuk memastikan tidak ada jejak tersisa.
Pangeran Misyari lantas menuju meja resepsionis untuk membayar tagihan kamar hotel. Saya perhatikan formulir pemesanan milik Pangeran Misyari masih berada di tempat sama. Ketika petugas respsionis sedang berbicara dengan pangeran Misyari, saya mengantongi formulir pemesanan itu.
Kemudian saya tunjukkan kepada Pangeran Misyari. saya bilang tidak ada catatan lagi soal dia pernah menginap di hotel itu. Dia tertawa melihat saya merobek-robek formulir tersebut.
Pangeran Misyari memang doyan bermain dengan pelacur. Bukan dia saja, hampir semua pangeran Arab Saudi pernah temui senang berpesta seks dengan pelacur.
(Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar