Sistem rudal S-400 Rusia (Foto: Sputnik)
Kami telah membuat kesepakatan dengan Rusia soal S-400, dan beberapa prihatin dengan itu. Saya minta maaf, tetapi kami tidak akan meminta izin siapa pun."
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan bahwa negaranya tidak akan meminta izin siapa pun untuk membeli sistem rudal pertahanan S-400 dari Rusia, demikian menukil laporan surat kabar Milliyet Turki pada Senin, 03/09/18.
"Kami telah membuat kesepakatan dengan Rusia soal S-400, dan beberapa prihatin dengan itu. Saya minta maaf, tetapi kami tidak akan meminta izin siapa pun," tulis surat kabar itu mengutip Erdogan.
Pada 31 Agustus, pemimpin Turki itu mengatakan bahwa Turki berharap segera menerima sistem rudal, "sesegera mungkin".
Berita tentang pembicaraan pengiriman sistem S-400 antara Rusia dan Turki pertama kali pada bulan November 2016. Pada bulan September 2017, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan, Ankara telah menandatangani kontrak dengan Moskow untuk membeli sistem pertahanan rudal S-400 dan membuat uang muka sebagai pembayaran. Kepala Perusahaan Rostec Negara Rusia Sergei Chemezov mengatakan, pengiriman akan dimulai pada Maret 2020.
Sementara itu, Washington memperingatkan Ankara, jika membeli sistem S-400 dari Rusia, AS mungkin menolak menjual pesawat tempur F-35 ke Turki.
S-400 Triumf (nama lain dari NATO: SA-21 Growler) adalah sistem rudal anti-pesawat jarak jauh canggih yang mulai digunakan pada tahun 2007. Sistem ini dirancang untuk menghancurkan pesawat, penjelajah dan rudal balistik, termasuk rudal jarak menengah.
Selain itu, sistem ini juga dapat digunakan untuk tujuan-tujuan dasar, termasul dapat melibatkan target pada jarak 400 km dan pada ketinggian hingga 30 km.
(Miliyet/Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar