Anak-anak kecil Rohingya sedang mempelajari Alquran dan ajaran Islam di kamp-kamp pengungsi di Bangladesh, dimana pendidikan ini membantu menjaga identitas agama dan budaya mereka.
Menurut laporan IQNA dilansir dari Daneshnal, di dalam sebuah gubuk bambu di salah satu kamp pengungsi di Bangladesh, Salimah, seorang gadis Rohingya berusia 8 tahun, sedang belajar Alquran. Dia adalah satu-satunya gadis di kelas ini. Beberapa anak laki-laki dengan songkok putih di kelas ini sedang membaca dan belajar Alquran.
Salimah dan kedua saudaranya duduk di barisan depan dan membaca Alquran. Dia mengatakan: "Saya datang ke sini untuk mempelajari Alquran; ibu saya meminta saya dan saudara-saudara saya untuk belajar Alquran agar menjadi orang yang lebih baik."
Dengan bertolak bahwa pembentukan sekolah berarti pendidikan reguler di kamp-kamp ini dilarang, majelis-majelis Alquran ini hanya mungkin bagi anak-anak semata.
Beberapa dari sekolah ini bersambung dengan masjid besar dan memiliki kapasitas hingga 400 pelajar, sementara yang lain seperti ruang kelas Salimah sanagtlah kecil dan memiliki kapasitas sedikit. Kelas tidak hanya diajarkan dalam Bahasa Rohingya, tetapi juga diajarkan dalam bahasa Bengali, Arab, Urdu, dan Inggris.
Serangan pasukan Myanmar tahun lalu ke rumah-rumah minoritas muslim di kawasan Rakhine memicu pelarian 700.000 orang, sebagian besar dari mereka adalah anak-anak, ke Bangladesh. Demikian juga, tentara negara ini telah menghancurkan banyak sekolah dan beberapa masjid muslim di Rohingya.
Rafiq bin Habib, seorang aktivis Rohingya, mengatakan: “Tentara, dengan penghancuran masjid dan sekolah, telah mencoba untuk menghilangkan budaya dan agama kami dari kawasan Rakhine, tetapi banyak dari pengajar baik kami selamat dan pergi ke Bangladesh dan membentuk sekolah-sekolah di beberapa kamp, sehingga generasi baru dapat mengenal secara mendalam agama dan budaya leluhurnya.”
(Daneshnal/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar