Gal Lousky, CEO sekaligus pendiri lembaga nirlaba Israeli Flying Aid. (Foto: ifa.org)
IFA pernah melaksanakan misi kemanusiaan untuk membantu korban gempa di Sumatera pada 2005 dan Klaten, Jawa Tengah, pada 2006.
Israeli Flying Aid (IFA), lembaga nirlaba asal Israel bergerak di bidang kemanusiaan, ingin terbang ke Palu untuk membantu korban gempa dan tsunami.
Tapi, menurut CEO sekaligus pendiri IFA Gal Lousky, mereka terganjal visa. "Jenderal yang selama ini membantu kami tidak berani menolong," katanya kepada Albalad.co melalui telepon hari ini.
Padahal, lanjut dia, sang jenderal kini menjabat menteri itu sudah dua kali membantu IFA hingga bisa melaksanakan misi kemanusiaan untuk membantu korban gempa di Sumatera pada 2005 dan Klaten, Jawa Tengah, pada 2006.
Namun Gal menolak memberitahu siapa jenderal selama ini memperlancar urusan IFA masuk ke Indonesia.
Dia menjelaskan pihaknya sudah meminta bantuan Kementerian Luar Negeri Israel untuk menghubungi Kementerian Luar Negeri Indonesia. "Jawabannya tidak ada visa bagi warga negara Israel karena tak ada hubungan diplomatik antara kedua negara," ujar Gal.
Menurut dia, IFA berencana mengirim tim beranggotakan enam relawan, termasuk ahli logistik dan pemulihan trauma.
(Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar