Kapal tanker minyak Iran.
Menteri Perminyakan Iran Bijan Zangeneh menolak retorika oleh putra mahkota Saudi tentang kemampuan Riyadh untuk mengganti minyak Iran yang dijatuhi sanksi, dengan mengatakan bahwa pasar global tidak akan pernah percaya klaim seperti itu.
"Tampaknya pernyataan [oleh putra mahkota Saudi] tersebut telah dibuat di bawah tekanan [Presiden AS Donald] Trump," kata Zangeneh pada hari Senin (8/10).
Pangeran Mahkota Saudi Mohammad bin Salman mengatakan kepada Bloomberg dalam sebuah wawancara pada hari Jumat (5/10) bahwa negaranya telah memenuhi janjinya kepada Amerika Serikat untuk menebus pasokan minyak Iran yang hilang melalui sanksi AS setelah dikenakan kembali paska penarikan Washington dari kesepakatan nuklir 2015 antara Tehran dan grup negara P5 + 1.
"Sebenarnya permintaan yang dibuat Amerika ke Arab Saudi dan negara-negara OPEC lainnya adalah untuk memastikan bahwa jika ada kehilangan pasokan dari Iran, bahwa kami akan memasok itu. Dan itu terjadi. Karena baru-baru ini, Iran mengurangi ekspor mereka sebesar 700.000 barel per hari.", jika saya tidak salah. Dan Arab Saudi dan negara-negara OPEC dan non-OPEC, mereka telah menghasilkan 1,5 juta barel per hari. Jadi kami mengekspor sebanyak 2 barel untuk setiap barel yang hilang dari Iran baru-baru ini," katanya.
(Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar