Dalam rangka menanggapi keputusan Donald Trump, Presiden Amerika, yang menetapkan Yerusalem sebagai ibu kota Palestina, pemimpin Ikhwanul Muslimin Mesir menegaskan bahwa Palestina adalah masalah pertama umat Islam dan Arab.
“Palestina tetap menjadi masalah abadi kita. Sekarang kita dipenjara supaya ‘transaksi abad ini’ mereka sempurnakan,” tukas Muhammad Badi’, pemimpin Ikhwanul Muslimin.
Muhammad Badi’ melontarkan pernyataan tersebut dari pengadilan Kairo yang sedang mengadilinya beserta 738 anggota Ikhwanul Muslimin yang lain.
Menurut para ahli, “transaksi abad ini” adalah sebuah terminologi yang diciptakan oleh Amerika Serikat untuk “menuntaskan” pertikaian Palestina-Israel. Abdul-Fattah Sisi juga pernah menyebut terminologi ini sehubungan dengan krisis Palestina dalam beberapa pernyataan resmi.
Setelah melontarkan pernyataan tersebut, Hakim Hasan Farid, kepala pengadilan Kairo, memotong ucapan Badi’ dan menuduhnya sedang merusak tatanan Mesir. Dalam menjawab tuduhan ini, Badi’ menegaskan, “Kami bebas dari semua tuduhan ini. Bebaskanlah kami. Kami akan membebaskan Palestina. Kami sekarang dipenjara supaya mereka bisa menyempurnakan sebagian transaksi abad ini.”
Pemimpin Ikhwanul Muslimin dan 738 anggota yang lain dituduh oleh Pemerintah Mesir berperan dalam peristiwa Agustus 2013.
Dari sejak Donald Trump menyatakan Yerusalem sebagai ibu kota Israel, seluruh dunia terutama negara-negara Islam dan Arab, sedang menyaksikan demonstrasi untuk memprotes pernyataan tersebut dalam dua minggu berturut-turut.
(Anatoli/Shabestan/Berbagai-Suymber-Lain/ABNS)
Posting Komentar