Iran berhasil mengembangkan teknologi baterai nuklir yang berguna bagi sektor kesehatan dan industri. Menurut Penasehat Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) Asgar zare’an, 3 Desember, capaian ini menjadikan Negeri Mulla masuk lima besar negara pengembang baterai nuklir setelah Amerika Serikat, Perancis, Inggris dan Rusia.
Dalam bidang kesehatan, misalnya, teknologi ini dapat digunakan sebagai alat pemicu ritme jantung. Manfaat lainnya, baterei ini dapat menjadi energi masa depan yang dibutuhkan alat eletronik seperti laptop.
Karena itu, menurut AEOI seperti dilaporkan media setempat Press TV, Pemerintah Iran kini dapat mengambil langkah lebih maju dalam bidang industri dan kesehatan. Di antaranya, Pemerintah memanfaatkan teknologi ini untuk mendorong kemajuan perusahaan atau industri domistik berbasis sains.
Apalagi, lanjut AEOI, kesepakatan nuklir JCPOA 2015 antara Iran dan negara P5 + 1 dapat menjadi kesempatan berharga untuk pengembangan industri berbasis sains dalam skala lebih luas.
Kesempatan ini bukan tanpa dasar. Pasalnya, Iran dan Austria sedang menjajaki tindak lanjut kesepakatan JCPOA dalam teknologi pengobatan kesehatan berbasis partikel atom ‘ion’. Karena itu, pusat kesehatan berbasis ion Iran untuk pertama kalinya akan dibangun di Provinsi Alborz, barat Tehran, dengan nilai investasi mencapai tiga triliun rupiah lebih.
Dengan demikian, kata Asgar, Iran akan bertengger di urutan keenam sebagai negara pengembang teknologi kesahatan berbasis ion. Teknologi ini dikabarkan dapat membantu pengobatan berbagai penyakit, khususnya kanker.
(Press-TV/Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar