Koalisi Pemuda Revolusioner 14 Februari Bahrain menekankan pentingnya pemboikotan terhadap pemilu parlemen yang akan digelar oleh rezim Al Khalifa.
Seperti dilansir Rasa News, Koalisi Pemuda Revolusioner 14 Februari Bahrain dalam pernyataan pada Minggu (14/1/2018) mengumumkan bahwa rezim Al Khalifa tidak memiliki kompetensi untuk menyelenggarakan pemilu 2018. Menurut koalisi tersebut, kekonyolan parlemen semacam itu telah terbukti bagi mayoritas rakyat Bahrain.
Koalisi 14 Februari lebih lanjut menyinggung kenaikan harga bahan bakar dan menyatakan, rezim Al Khalifa menaikkan harga bahan bakar dengan tujuan memperbaiki kondisi buruk ekonomi akibat kebijakan gagalnya dan adanya korupsi yang luas di lembaga pemerintahan.
Koalisi itu menegaskan, ketika para anggota parlemen Bahrain menyebut kenaikan harga bahan bakar sebagai langkah yang ilegal, ketua parlemen negara ini justru meminta warga untuk memahami tantangan luar biasa ekonomi negara ini dan tidak memprotesnya.
Sejak 14 Februari 2011, rakyat Bahrain bangkit melawan kediktatoran rezim Al Khalifa. Mereka berunjuk rasa damai untuk menuntut kebebasan, keadilan, penghapusan diskriminasi dan berdirinya pemerintahan pilihan rakyat.
Namun, tuntutan damai rakyat Bahrain itu disambut dengan kekerasan oleh rezim Al Khalifa. Dengan bantuan pasukan Arab Saudi, rezim ini menumpas para aktivis dan revolusioner Bahrain, bahkan banyak aktivitis yang dipenjara dan dicabut kewarganegaraan mereka.
(Rasa-News/Fokus-Today/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar