“Don’t Panic, I’m Islamic” adalah buku pertama yang diterbitkan oleh para aktifis pembela kebebasan yang ditulis untuk menentang kebijakan imigrasi Donald Trump.
Buku tersebut ditulis oleh 34 aktifis yang berasal dari berbagai kawasan Arab, Eropa, dan Amerika. Salah satu tujuan utama dari penulisan buku tersebut menentang kebencian dan kebijakan Donald Trump untuk melawan Muslimin memasuki wilayah Amerika Serikat.
Buku tersebut diterbitkan oleh Perpustakaan Al-Saqi London dan Markas Inggris Arab.
Untuk pertama kali, buku tersebut telah dipamerkan pada bulan April 2018 lalu di Festival Budaya Islam yang telah digelar selama tiga hari di kota London.
“Setelah Donald Trump menyatakan pelarangan imigrasi muslim ke Amerika, kami menyaksikan banyak peristiwa di seluruh dunia. Kami pun mengambil keputusan untuk menerbitkan sebuah buku yang berisi mayoritas suara warga Timur Tengah. Kami merasa perlu menerbitkan buku ini untuk mengikis pandangan negatif terhadap Muslimin yang sudah tersebar di Timur dan Barat,” ujar editor buku tersebut.
Menurutnya, warga di kawasan Timur Tengah ini terjepit di antara kaum fascist dan radikal di Dunia Barat yang mengklaim bahwa seluruh Muslimin adalah kaum terbelakang dan merupakan sebuah ancaman di negeri mereka.
Para penulis yang berperan dalam penulisan buku tersebut merupakan para penulis dan seniman yang bergerak di bidang kebebasan berpendapat dan kebebasan personal. 21 orang dari mereka berasal dari kawasan Timur Tengah.
(Qantarah/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar