Seminar kebangsaan bertema “Dari Bantul Meneguhkan Kerukunan Menuju Indonesia Damai Sejehtera” dipelopori oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Bantul dan Forum Masyarakat Katolik Indonesia (FMKI) Bantul yang bekerjasama dengan pemerintah Kabupaten Bantul. Acara diselengarakan di Pendopo Parasamya Kabupaten Bantul Sabtu, 04 Agustus 2018, dalam rangka Hari Jadi Kabupaten Bantul ke-187.
Pembicara yang dihadirkan diantaranya Prof. Dr. Mahfud MD (Keynote Speaker), Dr. KH. Helmi Faishal Zaini (Sekjen PBNU), Dr. KH. Shofiyullah Muzammil (Sekjen Majelis Permusyawaratan Pengasuh Pesantren se-Indonesia) dan Romo Antonius Benny Susetyo, Pr (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila). Acara ini juga penuh dihadiri dari kalagangan organisasi masyarakat, pihak pemerintahan Bantul, bahkan simpatisan dari Daerah Istimewa Yogyakarta.
Terselengaranya seminar kebangsaan ini untuk memupuk jiwa nasionalisme dengan menjujung nilai-nilai toleransi di Bantul khususnya dan Indonesia pada umumnya. Menginggat bangsa Indonesia memiliki beragam suku, agama, ras, bahasa dan golongan. Tidak mungkin kita menghilangkan perbedaan di Indonesia, tetapi alangkah baiknya kita memupuk dan menebarkan kebaikan.
Hal ini senada yang disampaikan Prof. Mahfud bahwasanya, “Tuhan yang menghendaki kita itu berbeda-beda seperti yang tertulis dalam Al-Qur’an surat Yunus.” Terus kenapa kita bertikai terkait perbedaan!
Prof. Mahfud berkata, “demokrasi itu sebagai kebebasan dan integrasi itu lebih ke otoriter. Negara buruk demokrasi, buruk integrasi yaitu negara India. Ayo kita bangun India yang kuat dan kokoh kata Mahatma Gandhi. Tetapi orang Pakistan menyatakan kami orang Islam tidak mau ikut orang Hindustan. Akhirnya Pakistan terpecah karena warna kulit dan orang Bangladesh tidak terima. Dan sekarang juga lagi terjadi kasus kasmit.”
Jadi tidak usah bertengkar karena berbeda warna kulit, agama, suku, ras, bahasa, golongan ataupun perbedaan lainnya. Tetapi sebagai bangsa Indonesia harus inggat bahwasanya kita satu dalam kesatuan yaitu NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), yang menjunjung nilai-nilai Pancasila dan selalu bersatu dalam semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”.
“Indonesia merupakan negara besar dengan 16.056 pulau bernama dan ada 1.600 suku. Penganut agamanya banyak. Tidak pecah karena agama seperti Inggris. Kita bangga menyebut sebagai laboratorium pluralisme. Bangsa ini tidak pecah karena memilih ideologi Pancasila. Jadi semua agama terlindungi. Islam menjadi maju di negara bukan Islam. Begitupun agama lain bisa berdiri dengan baik,” pungkas Prof. Mahfud.
(Bangkit-Media/Suara-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar