Dolar AS mengamuk terhadap riyal Iran
Mata uang negeri Mullah itu telah kehilangan hampir 70 persen nilainya dalam beberapa bulan terakhir, yang oleh beberapa pengamat hal ini diakibatkan pencabutan AS dari kesepakatan nuklir Iran.
Dolar AS tidak saja mengamuk di Turki, Venezuela atau Indonesia, tapi juga menggilas nilai mata uang riyal Iran. Di Iran, dolar AS menghancurkan nilai mata uang riyal dan mencapai titik terendah sepanjang sejarah pada Senin, 03/09/18 malam.
Nilai mata uang riyal Iran pada Senin malam merujuk pada pemberitaam lini masa Berita Iran, telah kehilangan sekitar 15 persen dari nilainya atas dolar di pasar gelap dalam beberapa hari terakhir, yakni menjadi 128.500 riyal per dolar, terutama di ibu kota, Tehran.
Mata uang negeri Mullah itu telah kehilangan hampir 70 persen nilainya dalam beberapa bulan terakhir, yang oleh beberapa pengamat hal ini diakibatkan pencabutan AS dari kesepakatan nuklir Iran.
Meskipun Bank sentral Iran mengontrol ketat peredaran mata uang asing, terutama dolar, dan memberikan kurs khusus bagi 42.000 barang importir tertentu, seperti obat-obatan dan bahan-bahan pangan primer, namun hal itu tidak mampu menghentikan laju peningkatan harga-harga bahan primer.
Selain itu, bank sentral Iran juga mencoba menenangkan pasar, mulai dengan mengakhiri perdagangan pasar terbuka pada April, memperbaiki kurs untuk 42.000 importir, dan menutup gerai-gerai petukaran valas.
Menurut laporan dari beberapa warga di Qom misalnya, beberapa orang yang ingin menukar dolar di pasar gelap terpaksa bermain kucing-kucingan dengan pihak keamanan.
Yang lebih parah lagi adalah nilai mata uang Venezuela, Bolivar, yang menurut Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan inflasi di Venezuela akan menyentuh 1.000.000% tahun ini.
Di Turki, inflasi melejit di bulan Agustus hingga hampir menyentuh level 18%, menurut data statistik resmi yang ditunjukkan hari Senin (3/9/2018). Indeks harga konsumen tersebut adalah yang tertinggi sejak akhir 2003 dan terjadi setelah mata uang Turki, lira, secara dramatis keok berhadapan dengan dolar Amerika Serikat (AS) bulan lalu.
Inflasi tercatat 17,9% di Agustus dibandingkan bulan yang sama tahun lalu. Angka tersebut naik dari 15,85% di Juli, menurut kantor statistik Turki TUIK.
Inflasi tersebut adalah sebuah rekor baru sejak akhir 2003 dan setelah lira Turki secara dramatis tak berotot menghadapai kekarnya dolar AS pada bulan lalu.
Di Indonesia, nilai tukar rupiah terus melemah. Nilai tukar rupiah siang ini, Selasa, 04/09/18, hampir mendekati Rp 14.900 per dolar.
(Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar