Oleh: Kajitow Elkayeni
Saya setuju dengan Eko-PemujaPohonJengkol-Kuntadhi, proses menjadi muallaf harus diperketat. Jangan sampai agama Islam ini makin buruk namanya, gara-gara para muallaf yang sok tahu agama dan gemar menyebar permusuhan, macam Felix Siaw dan Irene Handono.
Mereka enak dapat gelar ustad-ustadzah, ke mana-mana diundang ceramah, dianggap pejuang Islam. Lha kita yang memeluk Islam dari lahir ini yang harus menanggung malu…
Kadang saya berpikir, apa mungkin mereka itu salah memeluk agama ya? Bungkusnya mungkin Islam, eh ternyata dalemannya Islam palsu. Nah ini bahaya, islam palsu yang dianut orang macam Felix ini mirip sekali dengan Islam yang saya yakini. Dari luar persis, seolah baca syahadat, salat, puasa, zakat, haji, tapi ujarannya penuh kebencian.
Pondasi Islam sebenarnya tidak begitu. Kalaupun ada ayat dan hadist yang kelihatannya keras, itu situasional sifatnya. Kondisinya sedang gawat. Dalam keadaan perang. Itu sebagai komando. Orang sedang perang lemah lembut, ya habis. Tapi tetap saja pakai etika perang.
Teroris dan kelompok takfiri itu menyalahi etika perang ini. Ajaran itu diselewengkan.
Di luar situasi gawat itu, ayat dan hadits tadi tak boleh dipraktikkan. Itu tidak tepat kondisi, menyalahi aturan. Nah, orang seperti Felix ini pengetahuan agamanya kurang. Jadi ayat perang ini digunakan saat damai. Saat Islam tidak terancam. Apalagi posisinya mayoritas.
Pondasi Islam itu *”rahmatan lil’alamin,”* menjadi rahmat bagi seru sekalian alam. Jadi ajaran apapun yang mengatasnamakan Islam, tapi tidak sesuai dengan asas ini, bisa dipastikan palsu. Itu Islam KW seperti yang dianut Felix dan kawan-kawannya.
Ada kejadian, dalam sebuah video, seorang muallaf diberi mikropon dan disuruh ceramah. Isi ceramahnya potong, bunuh, habisi. Kelihatan sekali dia salah memeluk agama.
Dia bahkan tidak tahu, Islam itu terbagi beberapa mazhab. Syiah itu banyak sekali pecahannya. Yang dicap sesat oleh kelompok Sunni (ahlu sunah waljamaah) itu Syiah Rafidhah, selain itu ya tidak. Syiah salah satu mazhab yang diterima dalam Islam. Usianya setua islam Suni. Karena berdirinya Syiah itu awalnya adalah peristiwa politik.
Selain Syiah Rafidah, yang dianggap sesat oleh Sunni (NU) itu Wahabi. Dan ternyata Wahabi ini juga banyak pecahannya. Kalau Wahabinya hanya sekadar menganut semangat pemurnian agama, tak begitu masalah. Yang berbahaya itu kalau Wahabi Takfiri. Jenis ini tak mengenal toleransi. Apapun di luar mazhab dia haram.
Penceramah dalam video yang bernama Hanny Kristianto itu kemungkinan terjerat ajaran takfiri ini. Kalau disebut Wahabi dia bakal ngelak. Kelihatannya Islam, sok mau memurnikan tauhid. Isinya kebencian dan permusuhan. Dan biasanya oknum semacam ini salah informasi. Korban hoax agama. Orang ini dicekoki info palsu oleh gurunya.
Maka lahirlah monster yang ngaku-ngaku Islam. Tapi tidak mengamalkan cinta kasih. Padahal dari bahasa saja *aslama-yuslimu-islaman,* menjamin keselamatan. Baik dirinya maupun orang di sekitarnya. Belum islam seseorang jika orang di sekitarnya merasa terancam karena ulahnya.
Agaknya kelompok takfiri ini sengaja merusak Islam dari dalam. Agendanya tentu pesanan bos luar negeri, yang punya kepentingan di negara ini. Proxy mereka bisa macam-macam, mirip ulama Wahabi dari Saudi yang sudah jadi WNI, yang mengomandoi hafidz Indonesia. Periksa rekening banknya, terlihat jelas dari mana sumber uangnya berasal.
Itulah yang menjawab pertanyaan, kenapa jaringan mereka kuat? Petrodolar mengalir deras. Mau membuat roadshow ke seluruh Indonesia bisa. Mau kawin empat, punya simpanan banyak di Puncak, masuk. Mau bangun seribu masjid, ratusan sekolah, mampu. Dananya tak terbatas.
Untuk itu mestinya ormas keagamaan semacam NU, Muhamadiyah, MUI dan Pemerintah mewaspadai gerakan mereka ini. Pada akhirnya yang dirusak itu Negara. Orang-orang ini tak peduli jika negara kacau. Mungkin mereka bahagia bisa perang-perangan. Namanya juga sakit.
Para muallaf ini harus dipantau dan dipastikan mendapat pengajaran yang benar. Mereka jangan diberi akses berceramah sebelum matang. Orang sejak lahir Islam, mengenyam sekolah islam, belum tentu lolos kriteria muballigh, pendakwah, tukang ceramah.
Ini orang yang baru saja murtad dari agama lamanya, lalu diberi akses mencermahi orang lain. Kan gendeng. Kencing saja belum lurus, mau banyak gaya.
Jika tidak segera diatasi, orang-orang macam Hanny Kristianto ini makin banyak dan meresahkan. Yang rusak nama Islam. Yang hancur negara ini. Mereka mungkin bahagia kalau negara ini kacau.
“Lumayan bisa panah-panahan dan kuda-kudaan.”
Namanya juga sakit!
Simak Video Ini:
(Seword/Suara-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar