Russian soldier stands guard at the Abu Duhur crossing on the eastern edge of Idlib province.
Nasib kesepakatan antara Rusia dan Turki untuk mendirikan zona demiliterisasi di Idlib Suriah tergantung pada respon dari teroris yang didukung Turki yang menolak untuk mundur dan menentang penempatan pasukan Rusia.
Kesepakatan itu, yang disetujui bulan lalu antara Ankara dan Moskow, mengatur pembentukan zona penyangga berbentuk U di sekitar Idlib yang akan bebas dari teroris dan senjata berat.
Namun apa yang disebut Front Pembebasan Nasional, sebuah aliansi teroris yang didukung Turki di Idlib, mengatakan kepada Agence France-Presse Minggu (30/9) malam bahwa mereka telah mengajukan keberatan atas kesepakatan itu setelah bertemu dengan para mentor Turki.
"Pertemuan panjang diadakan dengan sekutu Turki kami mengenai unsur-unsur perjanjian, dan terutama masalah kehadiran Rusia di daerah penyangga," kata juru bicara NLF Naji Mustafa.
"Kami membahas masalah ini, dan NLF mengambil posisi yang jelas menolak masalah ini," katanya, menambahkan bahwa Turki "berjanji bahwa itu tidak akan terjadi".
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mencapai kesepakatan dengan timpalannya dari Rusia, Vladimir Putin pada 17 September, di mana semua teroris di daerah penyangga yang direncanakan harus menyerahkan senjata berat mereka dan kelompok teroris harus mundur.
(AFP/Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar