Acara Indonesia Lawyer Club (ILC) yang disiarkan sebuah televisi swasta kembali memicu polemik setelah mengangkat topik Divestasi Freeport, Untung atau Rugi ?, Selasa malam,17 Juli 2018. Banyak pemirsa yang menilai ILC hanya memancing debat kusir untuk menangguk keuntungan: rating meningkat, uang iklan mengalir. Banyak pula pemirsa menilai ILC memilih narasumber yang “asal berbeda suara” tanpa mempertimbangkan kapasitas dan penguasaannya terhadap topik.
Salah satu kritik terhadap acara ILC yang lebih menyerupai debat kusir nir bobot dan tanpa pencerahan ditulis oleh Dr. Andi Desfiandi, praktisi pendidikan dan Ketua Yayasan Alfian Husin Lampung.
Berikut isi surat terbuka Andi untuk Karni Ilyas, pemandu acara ILC:
Assaalamualaikum wr wb
Dengan hormat,
Saya adalah salah satu pemirsa yang pernah mengidolakan bapak (sampai saat ini bapak juga tetap idola saya) sebagai host yang memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas serta cerdas dalam mengemas segala isu terkini di tanah air.
Saya tidak akan membahas terlalu panjang lebar dan mempersingkat surat ini, saya berharap bapak lebih bijak dan hati2 dalam mengundang nara sumber di acara ILC kedepan. Bukan saja dalam menampilkan nara sumber yg berimbang antara yang pro dan kontra tapi juga berimbang dalam hal penguasaan ilmu, pengetahuan, wawasan dan pengalaman.
Contoh adalah tema ILC tadi malam yg mengangkat isu “Divestasi Freeport, Untung atau Rugi ?”. Sebaiknya menampilkan nara sumber yg kompeten dalam membedah tema tsb agar lebih mencerdaskan masyarakat bukan membodohi masyarakat. Kalau kita bicara untung dan rugi dalam konteks divestasi freeport pasti tidak jauh dari aspek ekonomi dan keuangan ditambah aspek sosial dan politik, aspek lainnya seperti hukum adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sebuah proses divestasi.
Bagi yang paham mengenai aksi korporasi sangat mengerti tahapan-tahapan yang harus dilalui dalam proses akuisisi saham, apalagi kompleksitas yang harus dihadapi dalam divestasi saham freeport baik dari sisi hukum dan politik juga sangat erat yang selama ini menjadi akar permasalahan kontrak karya yg diberikan pemerintah kepada Freeport.
Sepatutnya ILC menampilkan para pakar dan nara sumber yang sesuai dengan tema tsb baik dari yang pro dan kontra, agar pembahasannya menjadi menarik dan berimbang serta ilmiah dan jauh dari kesan ” asal ngomong keras yang penting berbeda ” dan bukan ajang debat warung kopi yang tanpa kompetensi tapi lebih sarat provokasi.
Ada 2 (dua) nara sumber yang menurut saya semalam sangat tidak pantas untuk duduk sebagai nara sumber yaitu Rocky Gerung dan Ali Mochtar Ngabalin. Ngabalin saya aga sedikit memahami kenapa ditampilkan mungkin karena dianggap mewakili pemerintah karena beliau adalah juru bicara presiden, tapi sangat disayangkan bahwa beliau tidak memiliki kompetensi yang sesuai dan juga kurang memahami substansi karena mungkin belum mendapat informasi yg penuh dan detil.
Kemudian yang paling mengecewakan adalah Rocky Gerung yang sangat tidak sesuai dan sangat tidak kompeten terhadap tema yang dibahas. Beliau selain mohon maaf dosen pecatan dan hanya memiliki kualifikasi S1 serta tidak punya ilmu dan pengetahuan apalagi pengalaman tapi disuruh bicara mengenai hal yang sama sekali dia tidak pahami, sehingga apa yang disampaikan beliau sama sekali tidak dipahami oleh masyarakat termasuk saya dan mungkin jangan2 dia sendiri lebih bingung dengan apa yang dia bicarakan, dan seolah sengaja ditampilkan oleh ILC untuk “asal bicara yang penting beda”.
Silakan saja ILC menampilkan nara sumber yang seimbang antara pro dan kontra tapi mohon hati2 dalam memilih nara sumbernya, agar diskusi mengenai topik apapun menjadi hidup dan mencerdaskan karena disampaikan oleh nara sumber yang benar-benar berkompeten.
Semoga bapak Karni Ilyas membaca tulisan saya ini atau ada yang menyampaikannya ke beliau agar lain kali tidak lagi menampilkan nara sumber yang “tong kosong nyaring bunyinya”.
Mohon maaf apabila ada kata yang tidak pantas namun ini hanyalah bentuk kepedulian terhadap ILC yang dulu sangat saya sukai dan nanti2kan penayangannya.
Wassalamualiakum wr wb.
Andi Desfiandi
(Teras-Lampung/Suara-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar