Menteri energi Israel dan pejabat tinggi nuklir Yuval Steinitz bertemu dengan mitranya dari AS Rick Perry di Washington dan memberi serangkaian tuntutan yang tajam tentang perlunya mengawasi secara ketat kegiatan kerajaan itu.
Israel dilaporkan telah menentukan "garis merah" yang diharapkan AS untuk mengamati terkait kesepakatan yang akan diselesaikan untuk penjualan reaktor nuklir ke Arab Saudi.
Menurut Israel Channel 10 News, para pejabat Israel telah menyadari bahwa mereka tidak akan dapat menggagalkan kesepakatan itu karena keuntungan miliaran dolar bagi AS.
Menteri energi Israel dan pejabat tinggi nuklir Yuval Steinitz bertemu dengan mitranya dari AS Rick Perry di Washington dan memberi serangkaian tuntutan yang tajam tentang perlunya mengawasi secara ketat kegiatan kerajaan itu.
Pangeran Mahkota Saudi, Muhammad bin Salman, mengatakan pada CBS pada bulan Mei bahwa negaranya siap untuk mengejar senjata nuklir.
Pengumuman itu memicu kegemparan di seluruh dunia karena membangkitkan kekhawatiran baru tentang sebuah negara yang merupakan rumah bagi ideologi Wahhabi ekstremis, setelah mengilhami kelompok-kelompok teroris seperti Daesh, Nusra Front dan al-Qaeda.
Setelah protes tersebut, seorang wartawan Saudi yang memiliki hubungan dengan keluarga kerajaan, Louai a-Sharif, merilis pernyataan video yang ditujukan untuk orang Israel dan disampaikan dalam bahasa Ibrani.
Dalam pernyataan tersebut, A-Sharif mengatakan bahwa setiap program senjata nuklir potensial di negaranya tidak akan menargetkan Israel.
Namun demikian, Steinitz menjelaskan kepada Perry bahwa Israel ingin mencegah pengayaan uranium di Arab Saudi, mengetahui semua rincian kesepakatan di muka dan lokasi yang direncanakan untuk dijadikan reaktor nuklir harus dikonsultasikan.
(Channel-10-News/Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar