Prabowo Subianto – Sandiaga Uno
Pada acara Mata Najwa yang mengusung tema Drama Orang Kedua, yang ditayangkan live di Trans 7, Rabu (15/8/2018), Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan secara tidak langsung menguak intrik Prabowo Subianto dalam penetapan calon wakil presiden (cawapres) di panggung Pilpres 2019.
Awalnya, Najwa Shihab sebagai presenter menampilkan foto saat Anies menjadi imam salat dengan jamaah Prabowo, Sandi dan tiga orang lain.
Anies menjelaskan kejadian itu di kediaman Prabowo, di jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, 28 Juli 2018. atau dua hari sebelum Prabowo bertemu SBY di Hambalang.
“Di foto itu adalah saat terakhir Pak prabowo meminta saya, yang ketiga kali untuk menjadi Cawapres Pak Prabowo, saya memiliki alasan khusus untuk menolaknya,” kata Anies.
“Saya sudah memikirkan banyak hal, I think I will stay. Ketika pertemuan itu tanggal 28 Juli, Pak Prabowo menyampaikan,’Kalau Anda tak mau, maka saya akan undang Sandi Uno menjadi cawapres saya,'” kata Anies menirukan ucapan Prabowo.
Najwa Shihab selaku host Mata Najwa, mempertanyakan apakah Anies Baswedan tidak kaget bahwa wakilnya Sandiaga Uno adalah cadangan (opsi kedua).
Anies dengan lugas menjawab tidak kaget.
Ia yakin dipilihnya Sandiaga Uno lantaran pertimbangan electoral, dan politis. Tentunya ini menjadi hitung-hitungan logis dalam kontestasi dan kompetisi di Pilpres 2019.
Kembali pada waktu dimintanya Anies jadi cawapres, yakni 28 Juli.
Penyebutan tanggal itu, secara langsung mementahkan pernyataan beberapa elite partai pendukung Prabowo.
Dua hari setelah itu, Ketua Umum Partai Demokrat SBY memberi pernyataan resmi bahwa Partai Demokrat mendukung Prabowo sebagai capres.
“Kami datang dengan keyakinan Pak Prabowo calon presiden kita. Ini pertemuan kedua. Pertemuan pertama terbuka lebar Gerindra dan Partai Demokrat berkoalisi. Sekarang pintu itu makin lebar, Insyaallah kita bisa diketemukan untuk melakukan perbaikan yang akan datang untuk 5 tahun ke depan,” kata SBY di kediaman Prabowo, Jl Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (30/7/2018) sebagaimana disadur dari Kompas.com.
Perihal cawapres, memang SBY menekankan pihaknya menyerahkan pada Prabowo.
“Saya sebagai pimpinan PD menyerahkan sepenuhnya ke Pak Prabowo, yang penting rakyat memberikan dukungan dan kepemimpinan yang akan datang,”
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon memberi pernyataan bertolak belakang bila menilik kejadian di belakang layar.
Saat, Prabowo sudah menyiapkan bakal cawapres utama dan cadangan, Anies dan Sandiaga Uno pada 28 Juli, Fadli Zon pada 1 Agustus melontarkan statemen sudah ada tiga nama yang secara intensif dibahas untuk diusung sebagai cawapres pendamping ketua umumnya, Prabowo Subianto.
Ketiga sosok itu yakni Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY), Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri, dan Ustaz Abdul Somad.
Sementara, di balik layar, sesuai penjelasan Anies, hanya dirinya lalu Sandiaga yang disiapkan.
Fadli menuturkan, AHY merupakan usulan dari Demokrat, sedangkan Salim merupakan usulan dari PKS serta rekomendasi Ijtima (pertemuan) ulama.
Demikian pula dengan Abdul Somad yang juga rekomendasi Ijtima ulama.
(Tribun-News/Fokus-Today/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar