US President Donald Trump (R) meets with Israeli Prime Minister Benjamin Netanyahu.
Presiden AS Donald Trump mengakui fakta bahwa rezim Israel "agresif" pada pertemuan dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
“Senang rasanya bersama Benjamin Netanyahu, perdana menteri Zionis Israel, dan wakilnya. Jelas kami memiliki banyak hal untuk didiskusikan," kata Trump pada pertemuan dengan perdana menteri Zionis Israel di New York pada hari Rabu (26/9) di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB.
Dia lebih lanjut mengklaim dengan bohong bahwa tindakannya untuk memindahkan kedutaan AS dari ibukota Israel, Tel Aviv ke al-Quds, Yerusalem telah memiliki banyak konsekuensi positif.
"Perdana menteri hanya berterima kasih kepada saya lagi atas apa yang kami lakukan di Yerusalem sehubungan dengan kedutaan, itu adalah sesuatu yang saya kira kontroversial, tetapi ternyata sangat positif dalam banyak hal. Dan banyak kemajuan telah dibuat di banyak bidang lain. Kita berbicara perdagangan, kita berbicara militer, kita berbicara tentang pertahanan. Dan kita sangat mendukung apa yang Zionis Israel lakukan sejauh menyangkut pertahanan mereka,” kata presiden.
Trump juga membenarkan kebijakan dan tindakan brutal Israel terhadap warga Palestina, menunjukkan bahwa rezim Tel Aviv berkewajiban melakukan kekerasan.
"Mereka agresif dan mereka tidak punya pilihan selain menjadi agresif: itu adalah bagian yang sangat sulit di dunia," kata Trump.
Netanyahu, untuk bagiannya, berterima kasih kepada Trump karena "tidak ada yang mendukung Zionis Israel seperti yang Anda lakukan dan kami menghargainya," dan bahwa presiden AS telah kembali memberlakukan sanksi ilegal terhadap Iran.
Pada bulan Mei, Trump menarik AS keluar dari perjanjian nuklir Iran, yang disebut Rencana Komprehensif Aksi Bersama (JCPOA), meskipun ada keberatan dari penandatangan lain, Inggris, Rusia, Jerman, Cina dan Perancis, lebih lanjut memperkenalkan kembali Sanksi Iran yang dicabut di bawah kesepakatan itu.
(Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar