Daftar Isi Internasional Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Pesan Rahbar

Sekilas Doa Arafah Imam Husain as dan Doa Arafah Imam Husain as

Doa Arafah (Bahasa Arab: دعاء العرفة ) adalah diantara doa-doa Syiah yang menurut riwayat dibaca oleh Imam Husain as pada hari ke-9 Dzul...

Tampilkan postingan dengan label ABNS ASIA - AFRIKA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ABNS ASIA - AFRIKA. Tampilkan semua postingan

Taliban Setuju Untuk Melanjutkan Pembicaraan Dengan AS

Afghan Taliban fighters at Bakwah in the western province of Farah.

Kelompok militan Taliban Afghanistan telah mengumumkan mereka akan melanjutkan apa yang disebut pembicaraan damai dengan AS, bersikeras bahwa tidak ada kesepakatan nyata yang dicapai dalam putaran pertama pertemuan di ibukota Qatar, Doha.

Juru bicara Taliban Zabiullah Mujahid mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu (13/10) bahwa kelanjutan pembicaraan itu disepakati bersama dalam pertemuan Doha sehari sebelumnya antara perwakilan kelompok dan delegasi yang dipimpin oleh diplomat veteran AS Zalmay Khalilzad.

"Kedua belah pihak berbicara (tentang) mengakhiri pendudukan dan solusi damai untuk masalah Afghanistan ... Kedua belah pihak sepakat untuk melanjutkan pertemuan di masa depan," kata Mujahid, tanpa merinci.

Sumber Taliban lainnya menggambarkan diskusi hari Jumat (12/10) itu sebagai "rinci", kata kepala kantor Taliban Qatar, Sher Mohammad Abbas Stanakzai, memimpin delegasi kelompok itu ke perundingan.

"Itu adalah pertemuan pendahuluan di mana delapan anggota delegasi AS mengadakan pertemuan rinci dengan anggota kantor politik kami," kata seorang anggota senior Taliban.

Pejabat Taliban lainnya, yang meminta anonimitas, mengatakan pembicaraan itu terfokus pada kehadiran militer AS di Afghanistan, yang menurut para militan merupakan penghalang utama bagi perdamaian.

(Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Upaya Cina Untuk Membatasi Kancah Produksi Halal


Pemerintah Cina di kawasan muslim Xinjiang memulai upaya besar-besaran melawan sajian makanan halal, untuk mencegah pengaruh Islam pada kehidupan sekuler dan penguatan "ekstremisme."

Menurut laporan IQNA dilansir dari Reuters, provinsi Xinjiang Cina adalah tempat tinggal bagi minoritas muslim negara ini. Baru-baru ini, pemerintah Cina dalam kesinambungan tekanan terhadap umat muslim kawasan ini, memulai upaya besar-besaran melawan penyajian makanan dan produk-produk halal.

Dalam sebuah pesan yang diposting di akun WiChat di kota Urumqi, provinsi Xinjiang disebutkan bahwa dalam sebuah pertemuan pada hari Senin, para pemimpin Partai Komunis di Urumqi bersumpah setia untuk "memerangi secara serius sajian produk-produk Halal".

Publikasi laporan tentang penindasan keras umat muslim, yang dibarengi dengan penangkapan satu juta Muslim Uighur di Xinjiang, telah menimbulkan kekhawatiran di tingkat internasional.

Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Cina telah dikritik oleh kelompok HAM dan pemerintah manca negara. Beijing telah berulang kali menolak pelanggaran terorganisir hak-hak Muslim Xinjiang dan mengklaim bahwa mereka hanya memerangi ekstremisme dan separatisme di wilayah tersebut.

Global Times, harian resmi partai penguasa Tiongkok pada hari Rabu menulis bahwa keinginan yang segalanya legal telah meningkatkan permusuhan terhadap agama dan memungkinkan Islam menembus kehidupan sehari-hari masyarakat.

Sebagai bagian dari langkah anti-halal pemerintah Cina, Ilshat Osman, Jaksa Agung senior Uighur Urumqi, menulis artikel berjudul "Teman! Anda tidak perlu menemukan Restoran Halal Khususnya untuk Saya. "

Menurut pesan yang diterbitkan di WeChat, para karyawan negara seharusnya tidak memiliki masalah dengan makanan dan dapur di tempat kerja harus diubah sehingga pihak berwenang dapat mencoba semua makanan yang mereka makan.

Dengan meningkatnya upaya pemerintah untuk mendominasi ritual-ritual keagamaan, warga negara ini terus dipantau setiap hari. Pada bulan Agustus, Partai Komunis menerbitkan serangkaian undang-undang yang direvisi tentang perilaku anggotanya, yang menyatakan bahwa mereka yang memiliki keyakinan agama diancam dengan hukuman atau dikeluarkan.

(Reuters/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Pencegahan Atlet Berhijab di Kejuaraan Paralimpiade Asia


Pengurus Kejuaraan Judo Paralimpiade Asia di Jakarta mencegah partisipasi atlet putri cacat netra Indonesia yang tMencegah Atlet Berhijab di Kejuaraan Paralidak mau melepas hijabnya.

Menurut laporan IQNA dilansir dari Antara News, Miftahul Jannah, atlet putri Judo cacat netra Indonesia di awal kejuaraan menolak untuk melepaskan jilbabnya, yang berdasarkan aturan disiplin ini adalah harus.

Pengurus penyelenggara kejuaraan judo Paralimpiade, dengan mengumumkan berita itu, mengatakan bahwa juri telah mendiskualifikasi sang atlet dari pertandingan judo tuna netra Asian Para Games 2018 karena pengabaian aturan Federasi Internasional Blind for the Blind (IBSA) yang tidak membolehkan mengenakan jilbab selama pertandingan.

“Miftahun Jannah menolak melepas jilbab karena dia tidak dilihat oleh laki-laki di ruang pertandingan tanpa jilbab. Kami memintanya untuk melepaskan jilbabnya, tetapi dia tidak menerimanya,” imbuhnya.

Dewan Juri tidak mengizinkan atlet berjilbab untuk berpartisipasi dalam kejuaraan. Menurut aturan internasional yang diterapkan mulai tahun 2012, atlet judo tidak boleh mengenakan jilbab karena, menurut pembuat undang-undang, mereka mencegah dari pelaksanaan beberapa teknik dan membahayakan kesehatan atlet.

Atlet judo putri Indonesia Miftahul Jannah kelas 52 kilogram terdiskualifikasi dari pertandingan judo tuna netra Asian Para Games 2018 yang berlangsung di Jakarta International Expo Kemayoran, Jakarta, Senin, akibat enggan mengikuti aturan pertandingan yaitu melepas jilbab.

(Antara-News/IQNA/berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Wawancara Bersama Dosen Universitas Katolik Manila: Dialog Ulama Agama Perintis Pengetahuan dan Pemahaman Para Penganut Agama


Profesor Universitas Katolik Manila di Filipina, Pablito Baybado, menyerukan dialog antara para cendekiawan agama Islam dan Kristen untuk menghapus kesalahpahaman dan untuk membangun pemahaman antar para pengikut kedua agama ini.

Menurut laporan IQNA, Pablito Baybado Junior adalah profesor di Universitas Santo Thomas Manila, Filipina. Universitas ini berafiliasi dengan Vatikan dan ketuanya ditunjuk langsung oleh Paus.

Baybado mengajarkan filsafat dan teologi Kristen di universitas ini. Dia juga aktif di bidang Dialog Antar Agama, dan juga Direktur Agama untuk Perdamaian Asia, yang mana 25 negara Asia adalah anggotanya. Dia juga Direktur Jenderal Federasi Konferensi Para Uskup Asia (FABC), yang bertanggung jawab atas urusan para uskup Katolik di benua itu.

Dia telah bekerja dengan Republik Islam Iran di Manila selama bertahun-tahun dan sampai saat ini telah ke Iran sebanyak dua kali. Baybado baru-baru ini melakukan perjalanan ke Iran melalui program studi, atas prakarsa Direktorat Kerjasama Ilmiah dan Budaya dari Organisasi Budaya dan Hubungan Islam dan bekerja sama dengan Atase kebudayaan Iran di Filipina untuk menyempurnakan risetnya yang berjudul "Kedudukan Syiah di antara Agama dan Mazhab".


Dalam sebuah wawancara dengan IQNA, ia berbicara tentang pelbagai masalah, termasuk kegiatan antaragama.

Bagaimana Cara Mengenal

Pada tahun 2006, Paus Benediktus XVI memberikan pidato yang sangat kontroversial di Jerman, menyusul kesalahpahaman besar antara para cendekiawan Muslim dan Kristen. Atase Kebudayaan Kedutaan Besar Iran di Manila menyelenggarakan tema pertemuan ini dengan dihadiri para ahli Iran dan Filipina, yang sangat sukses.

Dengan dialog, kami mencoba mencari titik-titik perbedaan. Ini adalah awal dari kerja sama saya dengan Atase Kebudayaan Republik Islam Iran di Manila. Sejak itu, persahabatan saya dengan pihak berwenang telah dimulai dan saya menjadi anggota Kelompok Atase Kebudayaan Iran di Filipina. Setiap tahun pada peringatan Revolusi Islam, dengan partisipasi para sarjana Iran dan Filipina, kami mengadakan konferensi ilmiah di Manila. Selain itu, Atase kebudayaan Iran adalah salah satu anggota aktif Dialog antar agama di Manila. Para intelektual dari semua agama berkumpul di pertemuan tahunan kelompok ini dan Atase kebudayaan Iran aktif dalam pelbagai program.


Propaganda Negatif

Pada semua konferensi yang diselenggarakan di Manila, nampak jelas bahwa ada opini negatif terhadap Iran dan ini karena pengaruh media. Saya pertama kali datang ke Iran pada tahun 2012 untuk menghadiri konferensi "Agama dan Etika" di Qom dan saya mempresentasikan makalah tentang moral-moral Kristen. Ketika saya ingin datang ke Iran, mereka bertanya kepada saya apakah Anda tidak takut pergi ke Iran? Bahkan mentalitas ini juga tercermin dalam pikiran para akademisi dan orang-orang religius. Di kalangan akademisi, ia membahas sikap-sikap Iran terhadap Israel dan Amerika Serikat.

Opini keliru ini disebabkan oleh dua masalah: yang pertama adalah ketidaktahuan dan yang kedua adalah predisposisi dan fanatisme. Untuk mengatasi masalah ketidaktahuan, atase kebudayaan mengundang para pakar Iran ke Filipina untuk menunjukkan pola pikir dan budaya Iran kepada masyarakat Filipina. Untuk menyelesaikan masalah prasangka dan mengoreksi kesalahpahaman, para pemikir Filipina harus pergi ke Iran untuk memberitahu orang lain tentang pengalaman mereka di negara ini.


Latar Belakang Komunikasi

Filipina mencakup tiga pulau utama Mindanao, Luzon dan Bisaya. Muslim tiba di Filipina dari abad ke-15 sebelum orang-orang Spanyol. Dengan kedatangan penjajah Spanyol pada abad ke-17, mereka masuk dengan memusuhi Muslim dan berusaha untuk melenyapkan mereka dan mendominasikan agama mereka. Mereka mampu menjajah dua pulau Bisaya dan Luzon, tetapi mereka tidak dapat menjajah kawasan Muslim.

Orang-orang Spanyol berusaha melemahkan kaum Muslim dengan perang dan propaganda negatif serta merusak citra Islam. Pada 1898, mereka menyerahkan negara itu kepada Amerika melalui perjanjian Paris dan 20 ribu dolar. Dalam perjanjian itu, ketiga pulau besar itu dinyatakan sebagai koloni di Amerika Serikat. Kaum Muslim keberatan dengan ini karena Mindanao adalah daerah yang didominasi muslim dan mereka menuntut otonomi dan masih menuntut hal ini, yang menyebabkan perang dan banyak pertumpahan darah. Amerika mendominasi Filipina melalui universitas, agama dan budaya mereka. Dua hal ini, yakni langkah-langkah politik dan ekonomi kolonialisme Spanyol dan kebijakan-kebijakan budaya Amerika disertai dengan upaya pemerintah-pemerintah Filipina yang berorientasi Barat untuk mewujudkan pemerataan agama dan budaya rakyat negeri ini, telah menyebabkan penghinaan terhadap saudara-saudara Muslim kita.


Minat untuk Mengenal

Dalam konferensi dan pertemuan kami mendengar pembahasan tentang Syiah, namun saya belum mendengar apa pun tentang ini. Apa yang mengesankan saya tentang Syiah adalah peran rasionalitas yang sangat menonjol dalam teologi Syiah. Karenanya, kemungkinan dialog antara Syiah dan ulama Katolik lebih besar. Sekarang, dengan bantuan Direktorat Kerjasama Ilmiah dan Budaya, Organisasi Budaya dan Komunikasi Islam dan dengan kerjasama Atase Kebudayaan Iran di Filipina, saya telah melakukan perjalanan ke Iran untuk menyelesaikan penelitian saya tentang Syiah dan mempelajarinya.


Mengenal Alquran

Sudah beberapa kali saya mendapatkan hadiah Alquran dari Atase kebudayaan Iran dan saya telah membaca sebagian darinya. Ada perbedaan antara Alquran dan Alkitab. Sebagai contoh, kisah-kisah Alquran telah diceritakan secara berbeda dengan Injil atau tentang Nabi Isa (as) yang disebut dalam Alquran sebagai seorang nabi tetapi orang Kristen menyebutnya sebagai Anak Tuhan. Maryam juga dianggap sebagai salah satu wanita paling penting dalam Alquran, tetapi perannya dalam Islam benar-benar berbeda dari agama Katolik. Oleh karena itu, beberapa orang Kristen menganggap Alquran sebagai bentuk Alkitab yang terdistorsi.

Namun, saya percaya bahwa opini negatif pada Alquran bukan karena Alquran itu sendiri, melainkan karena pandangan sejarah negatif kepada saudara-saudari Muslim kita.


Hubungan Kebudayaan

Salah satu kinerja Atase Kebudayaan Republik Islam Iran di Filipina adalah untuk memperkenalkan seni Islam - Iran kepada masyarakat negeri ini. Sebelum kunjungan saya ke Iran, pihak berwenang dan saya melakukan beberapa pertemuan dengan Sekretaris Jenderal Gereja-Gereja Katolik Filipina. Di Filipina, kami memiliki 95 wilayah, masing-masing dengan seorang uskup, yang merupakan kepala gereja regional. Sekretaris jenderal sidang ini adalah kepala semua uskup dan Kardinal Manila. Mereka bertemu dua kali setahun, satu kali pada bulan Juli dan satu kali pada bulan Januari.

Dengan bertolak bahwa atase Iran memiliki hubungan baik dengan Sekretaris Jenderal Majelis ini, mereka bersepakat bahwa pada pertemuan 7 Juli Majelis ini, di mana Kardinal dan para uskup hadir, dua karya kaligrafi Iran dengan tema Maryam (as) dihadiahkan. Salah satu karya ini diberikan untuk Kardinal dan karya lainnya untuk Sekretaris Jenderal Dewan Gereja Filipina. Hubungan Muslim dengan majelis ini telah lama terjadi dan bahkan kami memiliki beberapa pidato para ulama Islam dalam pertemuan-pertemuannya, yang telah membantu memperbaiki hubungan dan mengubah perspektif.

Saya ingat bahwa Kardinal mengatakan, jika Anda ingin memperbaiki hubungan Anda dengan saudara-saudara Muslim, maka berbicaralah dengan mereka, makan bersama dan berilah mereka hadiah. Tindakan-tindakan ini memainkan peran penting dalam hubungan antara Muslim dan Kristen di negara ini. Ini adalah contoh dari apa yang seharusnya kita lakukan. Kami ingin mengadakan dialog antara para pemimpin agama senior Iran dan para pemimpin Kristen di Filipina.


Pentingnya Peran Agama

Di Indonesia, yang memiliki populasi Muslim terbesar dan juga di Malaysia, agama terpisah dari pemerintah. Selama bertahun-tahun, agama Kristen dan agama-agama lain di Filipina telah mencoba mempengaruhi pemerintah. Mereka ingin pemerintah berperilaku etis dan konflik ini ada. Tetapi ini tidak terjadi di Iran dan agama dekat dengan pemerintah. Iran sangat menarik dalam hal bagaimana agama bekerja di ranah politik. Saya ingin belajar lebih banyak tentang hal itu karena (di negara lain) ada banyak masalah dengan pemerintah dan banyak kebijakan ditentang oleh komunitas agama. Di Filipina, karena kebijakan pemerintah terhadap umat Islam, gereja-gereja ini mengajukan pertanyaan-pertanyaan terkait hal ini ke pemerintah.

Di setiap tempat di Iran, saya melihat tanda-tanda pengaruh agama dalam kehidupan masyarakat, seperti gaya berpakaian dan berbicara, juga yang menarik adalah bahwa religiusitas bukan terkait pada masjid semata. Agama hadir di mana-mana dan merupakan bagian dari kehidupan sosial, suatu negara telah menciptakan hubungan antara aspek pribadi dan aspek sosial agama, maka perlu diperhatikan.

(IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Pertemuan Pendidikan – Agama Ke-6 Warga Iran Yang Bermukim di Delhi


Pertemuan pendidikan agama ke-6 tentang "Dimensi pendidikan dan pentingnya keluarga di Asyura dan sirah pendidikan Imam Zainal Abidin (as)" diadakan untuk masyarakat Iran yang bermukim di New Delhi, di aula pertemuan Atase Kebudayaan Iran di India.

Menurut laporan IQNA dilansir dari situs lembaga budaya dan komunikasi Islam, pertemuan ini terselenggara atas prakarsa Atase Kebudayaan Iran dan dengan pidato Hujjatul Islam Mohammad Reza Saleh, Kepala Jamiah al-Mustafa al-Alamiah di India dan dengan dihadiri pejabat dan staf lembaga, mahasiswa dan keluarga mereka.

Hujjatul Islam Saleh berbicara dalam pertemuan ini tentang dimensi pendidikan dan pentingnya keluarga di Asyura dan demikian juga sirah pendidikan Imam Zainal Abidin (as) dan berkata: Islam didirikan oleh Nabi (saw), tetapi kelanggengannya di tangan Imam Husain (as).

“Imam Husain (as) tidak meninggalkan keluarga dikarenakan tanggung jawab sosial yang besar, tetapi bersama dengan keluarganya membentuk keluarga jihad. Seperti halnya satu kaki di lapangan dan satu kaki berada di samping keluarga, hal itu memberikan pelajaran kepada kita bahwa kita harus dapat menggabungkan di antara tanggung jawab dan keluarga, sebagaimana Rahbar (af) selalu mengingatkan perhatian keluarga kepada para pejabat,” imbuhnya.

Memuliakan keluarga, memberikan peran kepada anak, keluarga satu tujuan, saling pengertian dalam keluarga, pendampingan dan membantu keluarga dalam masalah, partisipasi sosial dan partisipasi perempuan serta kehadiran perempuan di kancah dan elemen kasih sayang, termasuk judul pidato Hujjatul Islam Saleh pada pertemuan tersebut.

Di bagian lain dari pidatonya, ia menjabarkan pelajaran-pelajaran kehidupan dari sirah pendidikan Imam Zainal Abidin (as) terkait cara dan kualitas salat, menyantuni orang-orang yang membutuhkan dan tidak mampu, memperkuat kekuatan iman dan tawakal kepada Allah di tengah-tengah orang miskin, intensitas rasa hormat dan beradab terhadap posisi ibu, tidak bangga dengan sanjungan dan pujian orang lain, berbelas kasihan dan berkasih sayang terhadap hewan, berbelas kasihan dan berkasih sayang terhadap sesama, santun dan sabar dalam berurusan dengan para pencaci, apresiasi dan sikap mulia dengan ahli ilmu, merawat anak-anak yatim dan satu jamuan dengan anak yatim serta orang miskin dan kedukaan yang lama dalam menangisi ayahnya, Imam Husain (as).

(IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Syaikh Hassan Azhari Meninggal Dunia


Syaikh Hassan Azhari, seorang cendekiawan dan ulama kenamaan Alquran asal Malaysia, setelah mengabdikan umurnya untuk Alquran, memenuhi panggilan Allah swt.


Prof. Dr. Haji Said Agil Husin Al Munawar, juri kenamaan Alquran asal Indonesia dan termasuk aktivis Qurani dalam sebuah berita kepada IQNA mengumumkan, Syaikh Hassan Azhari adalah salah satu ulama dan profesor Alquran kenamaan di Malaysia, baru-baru ini meninggal dunia.

“Ustad Azhari adalah ketua Juri Internasional Alquran dari Malaysia untuk beberapa periode,” imbuhnya.

Profesor Alquran Indonesia melanjutkan, “Almarhum mengabdikan umurnya dikancah Alquran di seluruh Malaysia, Indonesia dan negara-negara Islam lainnya.”

Prof. Dr. Haji Said Agil Husin Al Munawar menyampaikan belasungkawa atas meniggalnya ustad besar dan abdi Alquran ini kepada para pecinta Alquran dan aktivis Qurani dua negara ini, Malaysia dan Indonesia serta memintakan kepada Allah swt baginya rahmat luas Allah dan surga kekal.





(IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Musabaqoh Nasional Al-Quran Ke-19 India


Musabaqoh nasional hafalan dan qiraat Alquran ke-19 India akan diadakan di New Delhi oleh Atase Kebudayaan Iran selama Pekan Persatuan tahun ini (23-24 November).

Menurut laporan IQNA dilansir dari situs organisasi kebudayaan dan komunikasi Islam, musabaqoh ini akan dihadiri oleh 150 partisipan dari seluruh India dan 5 juri (tiga juri lokal dan dua juri dari Iran) dalam dua kategori, hafalan dan qiraat.

Para juri Iran akan dikirim ke musabaqoh bekerjasama dengan Organisasi Internasional dakwah Organisasi Kebudayaan dan Komunikasi Islam oleh kantor urusan wakaf dan amal Iran.

Penutupan musabaqoh juga akan diadakan melalui sebuah acara dengan dihadiri dan pidato-pidato para pejabat Iran yang bermukim dan cendekiawan lokal serta tokoh agama dan juga akan memberikan hadiah kepada para juara.

Tahun lalu, musabaqoh ke-18 diadakan dengan dihadiri dua juri delegasi dari Iran (Seyed Hamid Heravi dalam kategori qiraat dan Mehdi Hasani dalam kategori hafalan) dan dua juri India dan 155 partisipan dari 16 propinsi India, 68 di antaranya berkompetisi dalam kategori hafalan dan 87 orang berkompetisi dalam kategori qiraat, selama tiga hari, dari 1-3 Desember 2017.

(IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Anak-anak Rohingnya Belajar Al-Quran di Kamp-kamp Pengungsian


Anak-anak kecil Rohingya sedang mempelajari Alquran dan ajaran Islam di kamp-kamp pengungsi di Bangladesh, dimana pendidikan ini membantu menjaga identitas agama dan budaya mereka.

Menurut laporan IQNA dilansir dari Daneshnal, di dalam sebuah gubuk bambu di salah satu kamp pengungsi di Bangladesh, Salimah, seorang gadis Rohingya berusia 8 tahun, sedang belajar Alquran. Dia adalah satu-satunya gadis di kelas ini. Beberapa anak laki-laki dengan songkok putih di kelas ini sedang membaca dan belajar Alquran.

Salimah dan kedua saudaranya duduk di barisan depan dan membaca Alquran. Dia mengatakan: "Saya datang ke sini untuk mempelajari Alquran; ibu saya meminta saya dan saudara-saudara saya untuk belajar Alquran agar menjadi orang yang lebih baik."

Dengan bertolak bahwa pembentukan sekolah berarti pendidikan reguler di kamp-kamp ini dilarang, majelis-majelis Alquran ini hanya mungkin bagi anak-anak semata.

Beberapa dari sekolah ini bersambung dengan masjid besar dan memiliki kapasitas hingga 400 pelajar, sementara yang lain seperti ruang kelas Salimah sanagtlah kecil dan memiliki kapasitas sedikit. Kelas tidak hanya diajarkan dalam Bahasa Rohingya, tetapi juga diajarkan dalam bahasa Bengali, Arab, Urdu, dan Inggris.

Serangan pasukan Myanmar tahun lalu ke rumah-rumah minoritas muslim di kawasan Rakhine memicu pelarian 700.000 orang, sebagian besar dari mereka adalah anak-anak, ke Bangladesh. Demikian juga, tentara negara ini telah menghancurkan banyak sekolah dan beberapa masjid muslim di Rohingya.

Rafiq bin Habib, seorang aktivis Rohingya, mengatakan: “Tentara, dengan penghancuran masjid dan sekolah, telah mencoba untuk menghilangkan budaya dan agama kami dari kawasan Rakhine, tetapi banyak dari pengajar baik kami selamat dan pergi ke Bangladesh dan membentuk sekolah-sekolah di beberapa kamp, sehingga generasi baru dapat mengenal secara mendalam agama dan budaya leluhurnya.”

(Daneshnal/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Kekhawatiran Para Pengungsi Rohingya di India Atas Pemulangan Mereka Ke Myanmar


Pemerintah India baru-baru ini memulangkan beberapa pengungsi Rohingya ke Myanmar dan hal ini telah menciptakan gelombang kekhawatiran di antara para pengungsi lainnya.

Menurut laporan IQNA dilansir dari Reuters, Shahidullah, salah satu pengungsi Rohingya, menerima panggilan dari keponakannya yang mengatakan bahwa pemerintah India berniat untuk memulangkan mereka ke Myanmar, setelah televisi India melaporkan bahwa tujuh pengungsi muslim Rohingya dari India dipulangkan ke Myanmar.

Shahidullah, yang tinggal di ujung utara India, melarikan diri ke India setelah disiksa oleh umat Buddha Myanmar pada tahun 2010. Dia mengatakan bahwa ponakannya, "Sa'id al-Rahman", berada di salah satu dari beberapa tahanan di kawasan Assam di India. Menurutnya, Rahman ditangkap di sebuah stasiun kereta api pada tahun 2012 ketika ia kabur dari Bangladesh menuju India. Shahidullah juga telah melakukan perjalanan yang sama dua tahun sebelumnya, tetapi berhasil kabur dari pemeriksaan.

Pekan lalu, pemerintah India mengeluarkan 7 pengungsi dari salah satu pusat penahanan untuk dipulangkan ke Myanmar. Pemerintah India telah menciptakan gelombang horor di antara 40.000 pengungsi buronan.

Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) telah mengidentifikasi 1.600.000 pengungsi yang membantu mencegah mereka dari kekerasan, penahanan dan penangkapan sewenang-wenang.

Sekarang, banyak yang ketakutan bahwa Perdana Menteri nasionalis India Narendra Modi akan melaksanakan janjinya untuk mengusir semua muslim Rohingya dari negara itu.

PBB menuduh Myanmar dengan "genosida," tetapi negara itu menolak tuduhan tersebut, yang mengatakan pasukannya hanya menanggapi serangan militer.

(Reuters/IQNA/berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Menjamin Keamanan Propinsi Utara, Prioritas Pasukan Pertahanan


Presiden Afganistan memaparkan penempatan keamanan sejumah provinsi utara negara ini sebagai prioritas utama pasukan keamanan dan pertahanan.

Menurut laporan IQNA dilansir dari Afghanistanema, Mohammad Ashraf Ghani, yang pergi ke provinsi Balkh untuk membuka rumah sakit 360 tempat tidur Ibnu Sina, dalam pertemuannya dengan pejabat lokal dan komandan keamanan, jaminan keamanan sejumlah provinsi utara negara ini dihitung sebagai prioritas utama pasukan keamanan dan pertahanan.

Dalam hal ini, ia bertemu dan berdialog dengan pejabat lokal, kepala keamanan dan beberapa aktivis hak-hak perempuan. Setelah pembukaan Rumah Sakit Ibnu Sina, yang dibangun dengan biaya 15 juta Euro dan dengan bantuan pemerintah federal Jerman, Ghani bertemu dengan kepala keamanan nasional, Mohammad Ishaq Rahgozar, gubernur Balkh dan komandan pasukan keamanan.

Presiden Afganistan dalam pertemuaannya dengan para pejabat dari provinsi Balkh, menyebut beberapa propinsi utara merupakan prioritas utama pembelaan pasukan kemananan dan mengatakan; keamanan kota Mazar-e-Sharif adalah topik yang sangat penting. Dia juga menekankan untuk menggalang penggunaan dan pemanfaatan yang tepat atas kekuatan pasukan dan memperkuat kelompok Pamir serta reformasi dalam kepolisian.


Afirmasi Peningkatan Kehadiran Perempuan di Kantor-kantor Balkh

Ghani, dalam pertemuan dengan beberapa aktivis hak perempuan di provinsi Balkh, menekankan peningkatan kehadiran perempuan di kantor provinsi dan menekankan kehadiran perempuan di lembaga pemerintah adalah hal yang urgen. Dia menambahkan, “Semua pejabat pemerintah yang bekerja di kantor selama lebih dari lima tahun diubah dan disiapkan bidang kompetisi.”

Sementara itu, Ghani, dengan mengucapkan terimakasih atas upaya perempuan di provinsi Balkh di pelbagai sektor, mengatakan perempuan harus menghubungkan pendidikan mereka sesuai dengan kebutuhan pekerjaan di masyarakat guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan.

Perlu disebutkan bahwa Balkh adalah salah satu kota tertua di Afganistan, terletak 20 kilometer dari Mazar-e-Sharif, ibukota provinsi Balkh. Sementara itu, keamanan provinsi-provinsi utara negara itu, termasuk provinsi ini dalam beberapa bulan terakhir, telah terancam oleh kehadiran ISIS di provinsi Faryab dan Jowzjan dan aktivitas Taliban. Perampokan bersenjata dan penculikan adalah salah satu masalah keamanan yang dihadapi masyarakat di Balkh.

(Afghanistanema/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Cina Menjual Pesawat Nirawak Serbu Ke Pakistan

China's Wing Loong II drone

China telah setuju untuk menjual satu batch drone kelas militer ke Pakistan hanya beberapa hari setelah India menandatangani perjanjian senjata multi-miliar dolar dengan Rusia yang melawan peringatan AS terhadap transaksi militer dengan Moskow.

Angkatan udara Pakistan mengatakan Islamabad dan Beijing akan bersama-sama memproduksi 48 Wing Loong II UCAVs – pesawat nirawak tempur yang diproduksi oleh Kelompok Industri Pesawat Chengdu China.

Wing Loong-II adalah pesawat drone canggih terbaru dengan kapasitas muatan lebih dari 400 kilogram, menurut kantor berita resmi Xinhua.

Pesawat nirawak tempur dengan ketinggian sedang dilaporkan mampu dipasang dengan rudal udara-ke-permukaan dan bom yang dipandu laser TG-100.

Surat kabar berbahasa Inggris China The Global Times mengkonfirmasi laporan itu, menggambarkannya sebagai kesepakatan senjata terbesar yang pernah ditandatangani oleh China.

Drone tempur China, akan meningkatkan kemampuan pengawasan dan serangan Pakistan, jauh lebih murah daripada yang diberikan Amerika Serikat ke Islamabad, kata laporan itu.

(The-Global-Times/Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Indonesia dan Malaysia Bahas Masalah Pendidikan Anak-anak TKI dan Terorisme

Jokowi terima deputy PM Malaysia Wan Azizah (Foto : VIVA) 

Sementara terkait penanganan terorisme, baik Indonesia dan Malaysia juga sepakat untuk meningkatkan kerja sama melalui tukar informasi antar intelijen. Kedua negara juga telah menandatangani perjanjian kerja sama dalam menumpas terorisme.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima kunjungan Wakil Perdana Menteri (PM) Malaysia Wan Azizah Wan Ismail di Istana Bogor. Dalam kunjungan, keduanya membahas terkait pendidikan untuk anak-anak TKI hingga terorisme.

Menteri Luar Negeri, Retno LP Marsudi mengatakan, kunjungan perdana Wan Azizah ke Indonesia usai dilantik sebagai langkah untuk membuka komunikasi dengan pemerintah Indonesia. Tujuannya untuk memudahkan penyelesaian masalah bila terjadi ke depannya.

"Nah di dalam perbincangan tadi intinya adalah sebagai negara paling dekat tetangga dekat serumpun maka pemimpin Indonesia dan Malaysia sepakat untuk mengintensifkan komunikasi di antara para pemimpin kedua negara, karena dengan komunikasi yang baik jika terjadi masalah maka akan lebih mudah menyelesaikan masalah tersebut. Presiden menyampaikan lagi di setiap pertemuan dengan pemimpin Malaysia, presiden selalu menitipkan warga negara Indonesia yang tinggal dan bekerja di Malaysia," jelas Retno di Istana Bogor, Selasa (9/10/2018).

Salah satu hal penting yang dibahas dalam pertemuan Jokowi dengan Wan Azizah yakni soal pendidikan untuk anak-anak TKI di perbatasan. Pemerintah Indonesia meminta dibangunnya Community Learning Centre (CLC) di sejumlah wilayah perbatsan karena jumlah anak-anak TKI yang cukup banyak.

"Kita juga bicara mengenai masalah pendidikan untuk anak-anak TKI kita yang ada di Malaysia. Untuk Sabah dan Sarawak kita sudah memiliki community learning center (CLC) tetapi untuk semenanjung belum ada. Indonesia meminta agar CLC juga dapat dibentuk atau ada di semenanjung karena jumlah anak Indonesia yang tinggal di sana cukup banyak. Kemudian, presiden meminta perhatian otoritas Malaysia untuk meningkatkan kerjasama di dalam menjaga keamanan dalam perairan laut di wilayah masing-masing," kata Retno.

Sementara terkait penanganan terorisme, baik Indonesia dan Malaysia juga sepakat untuk meningkatkan kerja sama melalui tukar informasi antar intelijen. Kedua negara juga telah menandatangani perjanjian kerja sama dalam menumpas terorisme.

"Deputy PM juga menyampaikan beberapa hal. pertama pentingnya ditingkatkan kerja sama penanggulangan terorisme dengan cara tukar informasi intelijen dan kita juga menyampaikan sudah dan dalam konteks counter terorism ini kan juga ada kerja sama sub regional untuk countering terorisme jadi sebenarnya sudah ada tetapi kita akan tingkatkan untuk pertukaran informasi intelijen.

Kemudian yang kedua yang disampaikan Deputy PM adalah masalah sawit dalam artian bahwa kedua negara mau tidak mau harus terus bekerja sama dalam rangka promosi sustainable sawit dan presiden mengatakan iya dan kerja sama yang baik ini," papar Retno.

(Detik/Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Otoritas China Selidiki Bos Interpol Yang Hilang Atas Dugaan Tindak Kriminal

Interpol President Meng Hongwei (Foto: Facebook).

Secara terpisah, otoritas Prancis sedang menyelidiki insiden hilangnya Meng ini. "Prancis menyelidiki situasi terkait Presiden Interpol dan khawatir soal ancaman yang diterima istrinya," demikian pernyataan Kementerian Dalam Negeri Prancis.

Otoritas China memberikan keterangan soal Bos Kepolisian Internasional atau Interpol, Meng Hongwei, yang dilaporkan hilang misterius sejak akhir September lalu. Otoritas China menyatakan bahwa Meng sedang diselidiki atas dugaan tindak kriminal.

Kabar soal hilangnya Meng (64) terungkap setelah sang istri, Grace Meng, melaporkan hilangnya sang suami ke polisi Prancis. Sejak menjabat Presiden Interpol tahun 2016, Meng bersama istri dan dua anaknya tinggal di Prancis, tempat markas Interpol berada.

Kepada polisi Prancis, sang istri mengaku tidak bisa berkomunikasi dengan Meng sejak 25 September. Meng menghilang misterius usai pergi ke negara asalnya, China. Tak diketahui pasti tujuan Meng ke China. Juru bicara Interpol menolak menjawab saat ditanya apakah Meng ada tugas resmi di sana.

Seperti dilansir CNN dan AFP, Senin (8/10/2018), dalam pernyataan pada Sabtu (6/10) lalu, Sekjen Interpol Jurgen Stock menyatakan pihaknya telah meminta klarifikasi dari pemerintah China soal status Meng.

Jawaban dari otoritas China datang pada Senin (8/10) waktu setempat. Komisi Pengawasan Nasional dalam pernyataannya yang hanya satu kalimat menyebut Meng sedang diselidiki oleh pihaknya. Diketahui bahwa Komisi Pengawasan Nasional merupakan badan antikorupsi tertinggi di China.

"(Meng) Sedang diselidiki oleh Komisi Pengawasan Nasional atas dugaan pelanggaran hukum," demikian pernyataan Komisi Pengawasan Nasional tanpa menjelaskan lebih lanjut. Tidak diketahui pasti dugaan pelanggaran hukum yang menjerat Meng.

Keterangan terbaru dari istri Meng pada Minggu (7/10) waktu setempat menyebut dirinya mendapat pesan aneh via nomor WhatsApp milik suaminya. Pesan itu berbunyi 'Wait for my call' yang disertai gambar emoji sebuah pisau. Isi pesan itu diungkapkan Grace kepada wartawan setempat.

Menanggapi jawaban otoritas China soal suaminya, Grace menuturkan kepada AFP bahwa kasus suaminya akan diawasi oleh 'hukum internasional dan opini publik internasional'. Grace menyebut situasi yang menjerat suaminya sebagai 'kejatuhan politik'.

Secara terpisah, otoritas Prancis sedang menyelidiki insiden hilangnya Meng ini. "Prancis menyelidiki situasi terkait Presiden Interpol dan khawatir soal ancaman yang diterima istrinya," demikian pernyataan Kementerian Dalam Negeri Prancis.

Diketahui bahwa Meng Hongwei merupakan Presiden Interpol pertama yang berasal dari China. Setelah dia dilantik pada 2016 lalu, untuk masa jabatan 4 tahun, Meng bersama istri dan kedua anaknya tinggal di Prancis. Sebelumnya, Meng sempat menjabat sebagai Wakil Menteri untuk Keamanan Publik China dan sempat memimpin cabang Interpol di China.

Laporan media Hong Kong, South China Morning Post (SCMP), menyebut Meng 'diamankan' untuk ditanyai usai mendarat di China, pekan lalu. Laporan SCMP itu mengutip sumber yang tak disebut namanya. Tidak disebut lebih lanjut di mana keberadaan Meng saat ini.

Insiden menghilangnya Meng ini memiliki indikasi serupa dengan hilangnya sejumlah pejabat senior China lainnya, yang diduga melanggar aturan Partai Komunis China, yang terkadang terkait praktik korupsi. Biasanya, para pejabat senior China yang hilang akan muncul kembali saat disidang.

(AFP/Detik/Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Mantan Menlu Afghanistan: Strategi AS di Afghanistan Telah Gagal

Rangin Dadfar Spanta.

Strategi baru AS di Afghanistan dan Asia Selatan telah gagal diterapkan dan tetap tidak membuat kestabilan di Afghanistan, kata mantan menteri luar negeri Afghanistan.

Rangin Dadfar Spanta, yang pernah menjadi penasehat keamanan nasional mantan presiden Afghanistan Hamid Karzai, berbicara mengenai situasi keamananan saat ini di negerinya kepada Kantor Berita Anadolu.

"Kendali pemerintah atas wilayah penting di negeri tersebut telah berakhir. Kami dapat mengatakan strategi AS gagal," kata Spanta, sebagaimana dikutip Anadolu, Ahad (7/10) pagi. "Strategi Presiden AS (Donald Trump) tidak membuat dampak positif pada situasi keamanan di negeri saya, dan masih ada ketidak-stabilan di Afghanistan," demikian Anadolu melaporkan.

Spanta juga menyatakan bahwa penting bagi Pemerintah Afghanistan untuk memperluas wilayah yang dikuasainya dan menerapkan ketentuan hukum di wilayah tersebut, tapi sekarang malah lebih banyak masalah dibandingkan dengan beberapa tahun belakangan.

Saat berbicara mengenai klaim sembilan pangkalan AS di Afghanistan, Spanta mengatakan, "Situasi pangkalan militer dilandasi atas kesepakatan yang ditandatangani antara Washington dan Kabul. Pangkalan ini diberikan untuk digunakan oleh AS. Jadi, baik Afghanistan maupun AS mesti mematuhi kewajiban mereka."

Ia mengatakan inti masalahnya ialah Washington tidak berpegang pada komitmen mengenai Afghanistan.

"Untuk alasan ini, kami perlu mengkaji kesepakatan keamanan dengan Washington itu bagi pelaksanaan yang lebih baik mengenai kesepakatan tersebut dan AS harus memenuhi janjinya," kata Spanta.

Pada 2014, Kabul menandatangani Kesepakatan Keamanan Bilateral (BSA) dengan Washington dengan tujuan menangani kehadirannya setelah berakhirnya misi tempurnya pada tahun yang sama.

Baru-baru ini, Afghanistan telah mempertimbangkan kajian mengenai BSA sehubungan dengan dugaan kegagalan AS untuk menghentikan kerusuhan yang meningkat dan serangkaian serangan Taliban.


Pembicaraan perdamaian

Spanta juga mengatakan pembicaraan perdamaian antara Pemerintah Afghanistan dan milisi Taliban tak mungkin diselenggarakan.

"Pemerintah Kabul dan Dewan Perdamaian Tinggi Afghanistan mengakui (ini) beberapa hari sebelumnya," katanya. Dia menambahkan bahwa negara asing seperti AS, Rusia dan negara Asia Tengah lah yang mengadakan dialog dengan Taliban.

"Rakyat Afghanistan, meskipun adalah pemilik tanah, tidak ikut dalam pembicaraan perdamaian itu," katanya.

Dia juga mengatakan Zalmay Khalilzad, Utusan Khusus baru AS untuk Afghanistan, dapat memainkan peran lebih penting dalam pembicaraan antara Afghanistan dan Taliban dibandingkan dengan mantan diplomat lain, yang tidak mengetahui Afghanistan dengan cukup baik.

Saat berbicara mengenai pertikaian antara Afghanistan dan Pakistan, dia mengingatkan Turki bisa memainkan peran penengah antara kedua negeri itu.

"Mengingat hubungan persahabatan dan persaudaraan Turki dengan kedua negara tersebut, saya percaya Turki akan bisa memainkan peran penengah yang positif dan bernilai di masa depan," katanya.

(Anadolu-News/Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Universitas Aligarh Dibawah Cengkeraman Ekstremis


Universitas Islam Aligarh adalah salah satu markas pelatihan muslim India terbesar di kota Aligarh, baru-baru ini beberapa warga India menyerukan penghapusan istilah Islam dari nama markas ilmiah ini.

Menurut laporan IQNA, Aligar atau Aligarh (Hindi: अलीगढ़, ภาษา อู ร ดู: Aligarh) adalah sebuah kota di bagian Uttar Pradesh, India. Aligarh terletak 178 meter di atas permukaan laut, 140 kilometer selatan-timur New Delhi dan juga merupakan markas administrasi bagian Aligarh. Universitas Aligarh memiliki reputasi besar di kota dan diberi nama "Pendidikan Mekah" karena sekolah-sekolah tinggi di kota ini.

Universitas Islam Aligarh adalah salah satu markas belajar Muslim India terbesar di kota Aligarh, baru-baru ini, beberapa masyarakat India menyerukan penghapusan istilah Islam dari nama markas ilmiah ini, sementara Universitas Aligarh memiliki posisi signifikan di negara ini sebagai universitas bergengsi serta merupakan lembaga penggemblengan para pengajar, cendekia dan tokoh-tokoh kenamaan Islam.


Ketegangan di Universitas

Pada bulan April tahun ini, Universitas Islam Aligarh menjadi sasaran sekelompok ekstrimis Hindu. Kelompok ini telah bekerja keras untuk menurunkan gambar Muhammad Ali Jinnah, pendiri negara Pakistan dan politisi Muslim.

Universitas ini, yang terinspirasi oleh universitas Oxford dan Cambridge dengan tujuan menyediakan ruang pendidikan modern bagi muslim India selama masa kolonial di Inggris, menjadi markas intelektual penting selama revolusi kemerdekaan India dan memainkan peran signifikan dalam membentuk identitas modern muslim di Subbenua.

Gambar Muhammad Ali Jinnah, yang menjadi anggota tetap Asosiasi Mahasiswa Universitas, berkaitan dengan masa ini. Gambarnya ada di dinding selama bertahun-tahun sebelum pemisahan India dan Pakistan.

Gerbang pintu masuk Universitas Islam Aligarh dari arah jalan Sir Syed Ahmad di malam hari

Muhammad Ali Jinnah memiliki peran penting dalam mendekatkan kongres-kongres India dengan Liga Muslim untuk mengusir Inggris dari India. Pada tahun 1929, Jinnah dalam laporannya sebagai "Pelapor Negro" menekankan 14 poin dasar tentang hak-hak Muslim, yang kemudian menjadi pengantar pembentukan negara muslim. Ia menghabiskan seluruh hidupnya untuk mendukung hak-hak kaum Muslim di subbenua itu dan karena ia menguasai hukum, maka usahanya berhasil dan akhirnya berhasil mendirikan negara Pakistan.

Bentrokan di universitas Aligarh semakin intensif ketika para mahasiswa berusaha untuk mengajukan banding ke polisi, tetapi polisi menyerang mereka dengan tongkat dan gas air mata. Setelah aksi polisi, bentrokan meningkat dan para siswa membakar boneka Menteri India, Narendra Modi.

Mereka menuduh Modi memberlakukan kebijakan nasionalis ekstrimis untuk mendukung radikal Hindu, yang mengakibatkan intensifikasi kekerasan terhadap Muslim dan agama minoritas lainnya. Selanjutnya, internet terputus di tingkat universitas dan di kota Aligarh dan politisi mengkritik partai berkuasa BJP, yang mengirim Modi ke kantor perdana menteri, dengan kritikan dan penuduhan telah berlindung dibalik konflik agama.


Pendiri

Pendiri lembaga pendidikan bergengsi ini adalah Sir Syed Ahmad Khan, intelektual dan pemimpin Muslim India, selama pemerintahan Inggris. Dia adalah salah satu pemimpin Islam India yang alih-alih berfokus pada perjuangan melawan Inggris, memikirkan kerjasama dan eksploitasi kondisi untuk peningkatan status budaya dan sosial umat Islam.

Sir Syed Ahmad Khan pendiri Universitas Islam Aligarh

Universitas Aligarh memiliki 12 fakultas termasuk Fakultas Pertanian, Seni, Ilmu Biologi, Studi dan Penelitian Manajemen serta Fakultas Kedokteran dan juga aktif di jenjang sarjana, pascasarjana dan doktoral. Fakultas Kedokteran Universitas menerima siswa di sejumlah bidang seperti Anatomi Anestesi, Biokimia, Kedokteran, Dermatologi, Laringologi, Bedah Plastik, Kedokteran Forensik, Obstetri dan Ginekologi, Ophthalmologi, Ortopedi, Farmakologi, Fisiologi, dan Penyakit Pernapasan.

Sejarah pendirian universitas ini kembali pada tahun 1875. Awalnya, Sir Syed Ahmad Khan mendirikan "Anglo-Oriental College" di kota Aligarh untuk memberikan pendidikan modern dan klasik. Sebelum kematiannya pada tahun 1898, Sir Syed Ahmad Khan tidak ragu untuk membuat kemajuan dalam meningkatkan urusan pendidikan dan kesejahteraan dari perguruan tinggi ini. Karena minatnya pada perguruan tinggi ini lalu ia dimakamkan di samping masjid di markas ilmiah tersebut.

Proses pengembangan dan perluasan Perguruan Tinggi "Timur-Inggris" Aligarh berlanjut setelah kepergiannya. Pada tahun 1922, perguruan tinggi ini menjadi universitas independen dan menerima dukungan keuangan dari pemerintah India. Setelah kemerdekaan India (1947), Universitas Islam Aligarh, seperti India, menikmati bantuan keuangan dan pendidikan yang sama. Saat ini, universitas terus beroperasi sebagai salah satu universitas bergengsi di bawah pengawasan Departemen Pengembangan Sumber Daya Manusia di India.

Selama beberapa dekade kehidupan di Universitas Aligarh, telah banyak kinerja yang dilakukan untuk mengembangkan fasilitasnya.

Jumlah fakultas dan departemen dari universitas ini serta anggota fakultasnya tidak terbatas pada universitas markas terbesar di kota-kota besar India. Hal yang menarik adalah bahwa perkembangan universitas ini telah berlangsung tanpa perkembangan yang cukup dari kota Aligarh. Mengapa dan bagaimana perkembangan tidak lazim ini telah menarik perhatian setiap pengunjung.


Lembaga Pendidikan Sejumlah Tokoh

Dari dahulu, sebagian besar profesor dan mahasiswa dari universitas ini adalah muslim. Mahasiswa dari universitas ini berasal dari seluruh wilayah muslim di India dan bahkan beberapa negara Islam. Demikian juga sedari awal, semua kepala dan wakil dari perguruan tinggi ini adalah muslim. Banyak sekali ketua Universitas Aligarh, seperti Dr. Zakir Hussain dan Hamid Ansari, kemudian menjadi presiden, wakil presiden dan kementerian dan tanggung jawab penting dalam pemerintahan India. Dalam dua tahun terakhir, ada upaya besar untuk menghapuskan kontribusi orang-orang muslim di universitas dan ini sedang ditindaklanjuti di Mahkamah Agung India.



Karena pentingnya universitas Islam Aligarh, pejabat senior dari negara-negara Islam biasanya memiliki minat khusus terhadap universitas ini. Banyak dari pejabat ini, saat bepergian ke India, mengunjungi universitas dan memberikan hadiah kepada universitas. Pada tahun 2005, setelah Revolusi Islam di Iran, Gholam Ali Haddad-Adel, kepala Parlemen Islam, mengunjungi universitas dan menerima gelar doktor kehormatan universitas.

Di antara disiplin di universitas ini, disiplin yang terkait dengan ilmu-ilmu Islam memiliki tempat khusus. Sampai sekarang, tanda-tanda minat lama universitas ini dalam bahasa Farsi dan bahasa Arab dan budaya tetap ada di banyak papan dan fakultas universitas. Misalnya, untuk tanda "Departemen Ekonomi", menggunakan istilah "Cabang Penghidupan" telah digunakan. Tak perlu dikatakan bahwa pendiri universitas, Sir Syed Ahmad Khan, serta sebagian besar elit abad ke-19 India, fasih berbahasa Persia dan membuat karya dalam bahasa ini.


Perpustakaan Maulana Azad

Salah satu markas paling berharga di universitas adalah perpustakaan besar nan kaya Maulana Azad. Jumlah manuskrip dalam bahasa Persia, Arab, dan Arab lebih dari lima puluh ribu volume. Keberadaan kelompok bahasa Persia yang besar dan aktif, serta Markas Penelitian Persia di universitas ini, mengungkapkan minat lama para pejabat dan profesor universitas ini akan bahasa Persia. Selain itu, beberapa profesor markas dan kelompok lain dari universitas ini, termasuk Fakultas Teologi dan Markas Studi Lanjut Sejarah Universitas, mengenal bahasa Persia.

Dengan berlalunya lebih dari satu abad dari kinerja Sir Syed Ahmad Khan untuk mendirikan Universitas Aligarh, saat ini kenangan kinerjanya di universitas ini masih tetap hidup. Salah satu bangunan megah dan besar universitas, yang bertahun-tahun menjadi tempat tinggal Syed Ahmad Khan dan anak-anaknya, telah dinamai dengan "Museum Sir Syed Ahmad Khan". Di museum ini, sejumlah besar gambar Syed Ahmad Khan dan anak-anaknya serta sejumlah manuskrip dalam bahasa Persia dan Arab telah dipamerkan.

Pintu masuk perpustakaan Maulana Azad di Universitas Islam Aligarh

Selain itu, acara dan seminar untuk memperingati hari lahir dan haul Syed Ahmad diadakan setiap tahun. Pada bulan September 2017, fakultas teologi universitas Islam Aligarh, bekerja sama dengan Atase Kebudayaan Iran di New Delhi dan Fakultas Teologi dan Studi Islam Universitas Tehran, mengadakan seminar tiga hari tentang "Akal dan Agama" pada peringatan kelahiran Ahmad Khan yang ke-200.


Bahasa dan Kesusastraan Persia

Kelompok bahasa Persia universitas Islam Aligarh didirikan pada tahun 1920, dengan tujuan memublikasikan bahasa dan sastra Persia serta melestarikan warisan budaya India dan Iran. Dalam kelompok ini, para pakar kenamaan seperti Nazir Ahmad aktif dan mereka juga mendidik para murid kenamaan. Kelompok ini memiliki perpustakaan independen di mana terdapat lebih dari 15.000 buku dan lima ratus jurnal. Kelompok ini adalah salah satu kelompok Farsi yang aktif di India dan seminar internasional utama diadakan setiap tahun oleh para pengurusnya. Seminar terakhir kelompok ini adalah "Warisan Sastra Persia di Subbenua dan Iran" dengan partisipasi para profesor dan peneliti dari India, Iran dan Afganistan pada Mei 2018. Profesor Syed Mohammad Asghar yang memimpin kelompok tersebut.

Ra’na Khorshid, Profesor Mohammad Asif Naeem Sedighi, Profesor Syed Mohammad Asad Ali Khorshid, Profesor Syed Mohammad Asghar, Mohammad Taushif, Mohammad Osman Ghani, Mohammad Qamar Alam dan Mohammad Qaisar adalah profesor saat ini dari Kelompok Bahasa dan Sastra Persia di universitas Islam Aligarh.

Profesor Azarmi Dukht Safavi, Ms. Afshan Aftab Khajeh, Ms. Ummi Hani, Khaled Sedighi, Syed Rashid Hussein, Profesor Samiuddin Ahmed, Simeon Israeli, Ms. Shaukat Nahal Ansari, Ms. Maria Balgis, Profesor Mohammad Tariq, Mohammad Mutasem Abbasi, Profesor Mohammad Varis Kermani, Mumtaz Ali Khan, Profesor Nabi Hadi, Profesor Nazir Ahmad dan Najabat Hussein adalah sejumlah mantan profesor sastra Persia di universitas Aligarh.


Markas Penelitian Persia

Markas ini didirikan pada 2006 di Universitas Aligarh dan Profesor Azarmi Dukht Safavi adalah ketua pertamanya. Saat ini, Profesor Asad Ali Khorshid adalah kepala markas ini. Sampai saat ini, markas Penelitian Persia telah mengadakan beberapa seminar internasional dan menerbitkan beberapa manuskrip yang bekerja sama dengan markas-markas lain. Bahr Zakhkhar, Aftab Alamtab, Masnawi dar Arusi-e Farkhsir, Tazkere-e Sobh Sadegh, Daftar manuskrip dari perpustakaan Maulana Azad (Dzakhirah Subhanallah dalam tiga jilid), termasuk manuskrip yang diterbitkan oleh markas tersebut.


(IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Rencana Blackwater Untuk Mengalihdayakan Perang Afghanistan Membuat Marah Kabul

Plainclothes contractors working for Blackwater USA take part in a firefight.

Pemerintah Afghanistan telah mencela proposal 'destruktif dan memecah belah' Erik Prince, pendiri kontraktor militer swasta Blackwater, hendak memprivatisasi perang 17 tahun di negara Asia.

"Pemerintah Afghanistan sama sekali tidak membenarkan debat yang merusak dan memecah belah ini," kata pernyataan dari Kantor Keamanan Nasional Afghanistan (NSC), Kamis (4/10).

Pernyataan itu mengatakan pemerintah dan rakyat Afghanistan tidak akan pernah "mengizinkan perang kontra-terorisme untuk menjadi bisnis swasta, mencari keuntungan."

Lebih lanjut dikatakan bahwa penambahan "elemen asing dan tidak bertanggung jawab baru" akan melemahkan hak untuk menentukan nasib sendiri rakyat Afghanistan.

"Pasukan keamanan dan pertahanan Afghanistan, di bawah kerangka hukum yang berlaku di negara itu, memiliki tanggung jawab dan wewenang utama untuk menjaga nilai-nilai luhur Islam, kedaulatan nasional kita, dan kemerdekaan dan integritas teritorial negara dan rakyat kita tercinta," pernyataan itu dibaca.

Prince mempromosikan proposalnya di televisi Kabul pekan lalu bagi pemerintah untuk mengizinkan kontraktor asing mendukung pasukan Afghanistan dalam perang melawan Taliban, mengklaim bahwa pihaknya dapat mengakhiri perang dalam "enam bulan."

Ide Prince, yang pertama kali muncul tahun lalu saat peninjauan Presiden AS Donald Trump tentang strategi Afghanistan, telah meningkatkan kekhawatiran etika dan keamanan di kalangan pejabat militer AS serta anggota parlemen utama di Kongres dan anggota tim keamanan nasional Trump.

Pada bulan Agustus, Menteri Pertahanan AS James Mattis menolak rencana itu dengan mengatakan langkah itu bukan "ide bijak".

(NSC/Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

India Memotong Pembelian Minyak Dari AS, Beralih Ke Iran Menjelang Sanksi

India oil storage.

Pembeli India mengurangi pembelian minyak mentah AS dan diganti dengan minyak Iran menjelang dimulainya kembali sanksi AS bulan depan dan sebagai diferensial WTI-Brent menyempit, menurut pedagang dan perusahaan intelijen pengiriman Kpler.

Pengiriman minyak AS ke India turun menjadi 84.000 barel per hari (bpd) bulan lalu, turun 75 persen dari rekor tertinggi 347.000 bph pada bulan Juni, data Kpler menunjukkan. India menyumbang 12 persen dari ekspor minyak mentah AS pada bulan Juni.

Bulan lalu, pembeli India menaikkan pembelian minyak mentah Iran menjadi 502.000 barel per hari, naik 111.000 barel per hari selama Agustus, dalam pembelian "nafas terakhir" "sebelum sanksi benar-benar melanda," kata seorang pedagang yang berbasis di AS, menambahkan bahwa tambahan barel menggantikan minyak mentah AS .

Ekspor AS secara keseluruhan juga turun 917.000 bpd menjadi 1,7 juta bpd pada minggu terakhir September, menurut Energy Information Administration, karena dolar AS yang lebih kuat dan premi Brent untuk WTI jatuh, membuat minyak mentah AS kurang terjangkau.

India, yang telah menjadi tujuan utama Asia untuk minyak mentah AS tahun ini, telah menjadi salah satu dari dua pembeli minyak mentah Iran. Namun, penyuling negara sejak Juni telah memangkas pembelian minyak mentah Iran menjelang sanksi AS.

Ekspor AS ke semua negara Asia turun 73.000 bpd menjadi 427.000 bpd pekan lalu, sementara pengiriman AS ke Eropa turun 102.000 bpd menjadi 543.000 bph, data Kpler menunjukkan, menurut Reuters.

Ekspor minyak mentah Iran ke China juga meningkat 29.000 barel per hari menjadi 620.000 barel per hari, menurut Kpler, karena China memangkas pembeliannya di AS di tengah percekcokan perdagangan yang sedang berlangsung dengan Amerika Serikat.

Pada tanggal 8 Mei, Presiden AS Donald Trump menarik negaranya keluar dari kesepakatan nuklir Iran yang dikenal sebagai Rencana Komprehensif Aksi Bersama (JCPOA), yang dicapai di Wina pada tahun 2015 setelah bertahun-tahun negosiasi di antara Iran dan Kelompok 5 + 1 (Rusia , Cina, AS, Inggris, Prancis dan Jerman), dan mengumumkan rencana untuk sanksi baru terhadap Tehran.

Gedung Putih juga mengumumkan rencana untuk membuat sebanyak mungkin negara mengimpor minyak Iran menjadi nol dan meluncurkan kampanye "tekanan ekonomi dan diplomatik maksimum" di Iran.

(Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Pertemuan Pendekatan Ulama Muslim di Pakistan


Sebuah pertemuan pendekatan para ulama dan tokoh agama dan budaya di Quetta, Pakistan diselenggarakan dan di situ menekankan perlunya kesatuan dan persatuan antar umat Islam.

Menurut laporan IQNA dilansir dari situs organisasi kebudayaan dan komunikasi Islam, pertemuan pendekatan para ulama dan tokoh agama dan budaya Quetta diselenggarakan di tempat representasi kebudayaan (2 Oktober) dengan dihadiri Mehdi Honardust, Duta Besar, Rafiei, Konsul Jenderal Republik Islam Iran di Quetta, dan Korush Aghdaie, kepala Rumah Budaya Republik Islam Iran.

Aghdaie dengan mengisyaratkan pembunuhan terakhir Quetta, di mana ratusan Muslim telah gugur menjadi martir, menekankan perlunya persatuan antar muslim melalui manajemen dan deteksi secara sadar.

Lebih lanjut, para ulama dan tokoh budaya mengungkapkan pandangan mereka tentang pesan Revolusi Islam Iran, persatuan dan kesatuan di antara muslim, kesamaan budaya, dan lain-lain.

Honardust juga mengatakan: “Jika musuh kita aktif, teman-teman kita juga terjaga dan dengan pengetahuan mereka dapat mencegah perpecahan. Seruan Republik Islam Iran adalah kesatuan dan kita harus selalu berusaha untuk melanjutkan hubungan dan kerjasama ini.”

(IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Mahathir Mohamad: Israel Sumber Konflik di Timur Tengah

Mahathir Mohamad

Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad menyebut rezim Zionis Israel sebagai sumber bencana dan krisis yang saat ini mendera Timur Tengah.

Mahathir Mohamad Selasa (2/10) seraya menyampaikan statemen tersebut mengatakan, seiring dengan pembentukan rezim Israel, krisis dan masalah di Timur Tengah mulai muncul. Demikian dilaporkan Kantor Berita Qods (Qodsna) mengutip dari IRNA.

Perdana menteri Malaysia seraya menolak klaim Israel terkait terbunuhnya enam juta Yahudi di peristiwa holocaust menjelaskan, Israel dalam hal ini terlalu berlebih-lebihan.

Seraya menjelaskan bahwa di tahun 1948 bangsa Palestina diusir dari tanah airnya sehingga Israel dibentuk, Mahathir Mohamad menambahkan, ketika rakyat Palestina dibantai, rumah dan lahan pertanian mereka dirampas.

(IRNA/Qodsna/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

21 ISIS Tewas di Nangarhar Afganistan


Tentara Nasional Afghanistan (ANA) dalam sebuah statemen yang dikeluarkan, mengabarkan tewasnya 21 teroris ISIS dalam serangan udara pimpinan AS di kawasan Nangarhar yang terletak di timur Afganistan.

Menurut laporan IQNA dilansir dari al-Nusrat, tentara 201 ANA Afganistan dalam sebuah statemen mengumumkan, serangan udara ini dilakukan Senin malam (1/10) di daerah Khogyani, di mana pasukan koalisi AS menargetkan militan ISIS dengan menggunakan drone.

Dalam serangan itu, setidaknya 21 orang bersenjata bersenjata milik kelompok teroris tewas.

Kelompok-kelompok oposisi bersenjata dari pemerintah Afganistan, termasuk ISIS, belum menunjukkan respon terhadap serangan ini.

(Al-Nusrat/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

ABNS Video You Tube

Terkait Berita: