“Donald Trump tidak berhak mengambil keputusan untuk urusan Yerusalem.”
Demikian reaksi Sha’ib Ariqat, ketua eksekutif Gerakan Pembebasan Palestina, terhadap keputusan Donald Trump, Presiden Amerika, untuk meresmikan Yerusalem sebagai ibukota Israel.
“Palestina tanpa Yerusalem tidak akan berarti, dan Palestina tanpa Yerusalem tidak akan bernilai,” ujar Ariqat dalam sebuah wawancara televisi di Amerika Serikat.
Menurut Ariqat, ketika Presiden Amerika ingin meresemikan Yerusalem sebagai ibukota Israel, ini berarti ia ingin memaksakan kehendaknya atas perundingan dan memusnahkan isu Yerusalem. Pengesahan 27 resolusi anti Palestina di Konggres Amerika dan usaha untuk menutup kantor perwakilan Gerakan Pembebasan Palestina di Washington memunculkan banyak pertanyaan tentang kebijakan Amerika untuk krisis Palestina.
Ariqat menilai bahwa kebijakan Amerika untuk Yerusalem adalah sebuah permainan dengan api. Dengan meresmikan Yerusalem sebagai ibukota Israel, Amerika akan berubah menjadi salah satu bagian dari problem.
“Yerusalem bukan hanya milik warga Palestina. Kota ini adalah milik seluruh Muslimin dunia. Amerika harus melakukan perhitungan yang detail untuk masalah ini,” ujar Ariqat.
(Shabestan/berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar