Daftar Isi Internasional Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Pesan Rahbar

Sekilas Doa Arafah Imam Husain as dan Doa Arafah Imam Husain as

Doa Arafah (Bahasa Arab: دعاء العرفة ) adalah diantara doa-doa Syiah yang menurut riwayat dibaca oleh Imam Husain as pada hari ke-9 Dzul...

Tampilkan postingan dengan label ABNS SOSIAL - MEDIA - EKONOMI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ABNS SOSIAL - MEDIA - EKONOMI. Tampilkan semua postingan

Peran Dolar AS Akan Segera Hilang Dari Perdagangan Global


Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan Rusia telah mengeksplorasi untuk beberapa waktu menggunakan mata uang nasional untuk menyelesaikan kesepakatan perdagangan bilateral dengan Turki dan negara-negara lain.

Lavrov, yang berbicara pada konferensi pers dengan timpalannya dari Turki di Ankara, mengatakan pada Selasa bahwa peran dolar AS sebagai mata uang perdagangan global menurun. “Saya yakin bahwa penyalahgunaan berat peran dolar AS sebagai mata uang cadangan global akan menghasilkan seiring waktu dalam melemahnya dan hilangnya perannya.”

Diplomat Rusia itu melanjutkan dengan mengatakan bahwa Moskow mendukung perdagangan bilateral dengan semua negara dalam mata uang nasional mereka, daripada dolar.

“Penggunaan mata uang nasional untuk perdagangan timbal balik telah selama beberapa tahun menjadi salah satu tugas yang presiden Rusia dan Turki telah tetapkan,” kata Lavrov.

“Proses-proses yang identik telah terjadi dalam hubungan kita dengan Iran. Tidak hanya dengan Turki dan Iran, kami juga mengatur dan sudah menerapkan pembayaran dalam mata uang nasional dengan Republik Rakyat China, ”tambahnya

Pernyataan itu datang karena Kremlin telah mendukung rencana Turki untuk membuang dolar dan memperdagangkan mata uang nasional.

Pada hari Sabtu, Presiden Turki Tayyip Erdogan mengumumkan bahwa Turki sedang mempersiapkan untuk melakukan perdagangan melalui mata uang nasional dengan China, Rusia dan Ukraina.

Ditanya tentang proposal Erdogan, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pada hari Senin bahwa Rusia telah mendorong pengaturan seperti itu dengan semua negara. Dia mengatakan masalah itu telah dikemukakan pada lebih dari satu kali dalam pembicaraan bilateral.

Erdogan, yang menggambarkan kejatuhan lira Turki sebagai konsekuensi dari plot, juga mengatakan bahwa tindakan AS baru-baru ini adalah sebuah tikaman di belakang melawan Ankara.

Presiden AS, Donald Trump, telah menjadi pelaku dalam beberapa bulan terakhir, dengan menargetkan Iran, Turki, dan Rusia, dan menciptakan apa yang oleh para ahli dijuluki sebagai “poros sanksi”.

Trump baru-baru ini memerintahkan untuk menggandakan tarif pada impor aluminium dan baja Turki menjadi 20 dan 50 persen, masing-masing, mengatakan, “Hubungan kami dengan Turki tidak bagus saat ini!”

(Fokus-Today/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Presiden Pujaan Alumni Monas 212 Pusing! Mata Uang LIRA Rontok 45%, Turki Terancam Bangkrut dan Dikuasai China


Seperti jatuhnya Kekaisaran Ottoman setelah Perang Dunia I, keruntuhan keuangan Turki saat ini telah diperkirakan selama bertahun-tahun.

Lembaga pemeringkat kredit memperkirakan Turki hanya mampu bertahan dalam satu atau dua tahun lagi dan setelah itu menjadi negara yang bangkrut.

Mata uang Turki, Lira, terus mengalami pendarahan hebat dan tidak berhenti setelah Presiden Recep Tayyip Erdogan kembali meraih kemenangan pada Pemilu.

Sejak 2014, Lira sudah jatuh tiga kali lipat terhadap dolar Amerika Serikat. Tingkat inflasinya naik secara ekstrim karena harga impor melonjak, sementara output negara itu juga sangat parah.

Turki sudah berusaha meminta bantuan dari negara lain, namun tidak mendapat dukungan yang baik, apalagi sikap Erdogan yang terkesan berseberangan dengan Amerika Serikat.

Bahkan, Erdogan menuduh Donald Trump melancarkan perang dagang terhadap mereka meskipun sebenarnya, Presiden ini gagal memperbaiki fundamental ekonominya.

Perselisihan Erdogan dengan Trump memang semakin memanas setelah Amerika Serikat kembali menaikkan tarif impor baja dan alumunium asal Turki masing-masing sebesar 20 persen dan 50 persen.

Alasan Trump menaikkan tarif tersebut karena mata uang Lira yang jatuh sehingga selisih kurs tersbeut membuat produk Turki menjadi sangat mahal.

Alasan itu ada benarnya, tetapi Trump tentu sdangat tahu jika kondisi ekjonomi Turki saat ini sudah berada di lampu merah.

Perekonomian Turki cenderung menyusut 10% hingga 20% karena Endrogan tidak menghentikan formula lama dalam memperbaiki ekonominya.

Yaitu, kredit domestik besar-besaran yang didukung oleh pinjaman luar negeri.

Turki mengimpor barang-barang konsumen dari utang tersebut sehingga membuat neraca ekonominya defisit hingga 6,5% dari pendapatan domestik bruto.

Perusahaan-perusahaan Turki terlilit utang luar negeri hingga US $ 300 miliar atau lebih dari Rp 4 ribu triliun dan mereka harus membayar dalam lira yang terdevaluasi hingga 300 persen.

Kondisi itu hampir sama dengan yang pernah dialami Yunani pada awal 2012, namun bisa teratasi akibat bantuan Uni Eropa.

Tak mendapat sambutan dari negara barat, Turki kini meminta bantuan pada China, kekuatan ekonomi kedua di dunia.

Selain China, Turki juga mencoba menjajaki bantuan Rusia dan Iran, namun hanya China yang memberi respon positif.

Endrogan, menurut televisi China, CGTN, akan menerbitkan obligasi dalam mata uang Yuan dengan harapan bisa mendapatkan banyak uang dari China.

Tetapi, untuk langkah itu, Turki harus menjual sebagian aset paling penting negara ke negara itu untuk menutup defisit saat ini.

Dilansir dari Asia Times, ekuitas Istanbul saat ini hanya bernilai US $ 35 miliar saja sehingga sebagian aset penting negara itu, termasuk yang dikuasai BUMN, diperkirakan akan beralih tangan ke China.

Menurut ekonomi Turki Altay Atli, aset-aset yang akan ditawarkan kepada China terdiri atas pelabuhan dan infrastruktur lainnya.

Perusahaan pelayaran milik China, COSCO Pacific sudah memiliki 65% saham pelabuhan terbesar ketiga di Turki.

“Saya percaya China juga akan memperluas kemitraan mereka untuk pelabuhan Turki lainnya, di Laut Mediterania, di Laut Aegea, dan di Laut Hitam. Begitu juga dengan proyek keretaapi untuk menciptakan jaringan logistik baru,” katanya.

Cina memiliki peluang untuk “mengambil-alih” Turki secara ekonomi dengan biaya rendah akibat jatuhnya Lira.

Perusahaan peralatan telekomunikasi terbesar Cina, Huawei, misalnya, sudah melakukan ekspansi untuk pengembangan jaringan internet 5G di Turk Telecom.

Begitu juga Alibaba Group awal tahun ini sudah mengakuisisi jaringan e-commerce terbesar Turki, Trendyol.

Tak dapat dipungkiri, China sebentar lagi akan menguasai jaringan logistik Turki untuk menjadi pintu utama mereka ke cdaratan Eropa.

Tidak lama lagi, kontainer buatan Cina akan tiba di Anatolia untuk dirakit menjadi produk jadi untuk dijual di Eropa dan Timur Tengah.

Presiden Erdogan memang masih bisa berhadapan dengan Washington, tetapi ekonomi mereka akan dikuasai sepenuhnya oleh China.

(Tribun-Batam/Berita-Terheboh/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Dampak Blokade AS Terhadap Perdagangan Iran Dengan Negara Lain?


Perseteruan AS terhadap Iran terus dilakukan, tekanan demi tekanan, mulai dari mengabaikan kesepakatan Nuklir Iran (JCPOA), Embargo Politik juga Ekonomi. Baru-baru ini AS memberikan sanksi ekonomi terhadap Iran dan akan memberikan sanksi terhadap negara-negara yang berhubungan dengan Iran.

Seperti yang dilansir oleh Internasional Kompas. online, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengeluarkan peringatan setelah sanksi terhadap Iran diberlakukan. Melalui kicauannya di Twitter seperti diwartakan AFP Selasa (7/8/2018), Trump mengimbau siapapun untuk tidak berhubungan dengan Iran.

“Siapapun yang berhubungan dengan Iran, dilarang berbisnis dengan AS. Saya meminta Perdamaian Dunia. Tidak lebih!” tegas Trump.

Sanksi yang dirilis Selasa ini mencakup sektor otomotif Iran, perdagangan emas, logam mulia, dan sebagainya.

Beberapa jam setelah sanksi diumumkan, pabrikan mobil Jerman, Daimler, dilaporkan langsung menangguhkan bisnisnya dengan Iran. Situasi tersebut membuat seorang pekerja konstruksi di jalanan ibu kota Teheran mengeluh, dan menyatakan dia seperti dihancurkan. “Sanksi itu benar-benar memengaruhi hidup warga Iran. Kami tak bisa membayar tagihan atau membeli makan,” keluh pekerja itu. Walaupun dalam berita lain Jerman tidak setuju dan tidak mengindahkan keinginan Trump itu.

Dalam pernyataannya Senin (6/8/2018), Trump menyebut pemerintah Iran mempunyai dua pilihan. Mengubah perilakunya, atau tetap disanksi. Presiden 72 tahun itu bersedia untuk bertemu dengan Iran, dan membahas perjanjian yang meliputi kesediaan menghentikan program senjata maupun dukungan akan terorisme.

Ucapan Trump disikapi Presiden Iran, Hassan Rouhani, yang menolak negosiasi selama sanksi tetap diberlakukan. Dalam pidatonya di televisi nasional, Rouhani mengibaratkan AS tengah menusuk mereka dengan sanksi yang diterapkan. “Jika musuh menginginkan negosiasi sembari terus menusuk Anda, maka yang harus dilakukan adalah singkirkan dulu pisau tersebut,” kecam Rouhani.

“AS berusaha untuk melancarkan perang urat sarat kepada Iran. Mengajak bicara dengan sanksi masih berlaku sangat tak masuk akal,” sindirnya. Kecaman tidak hanya dilayangkan Rouhani. Namun juga sekutu AS yang ada di Eropa. Salah satunya adalah Inggris. “Pemerintah AS tak dibenarkan melakukan hal seperti ini (memberi sanksi),” kritik Menteri Luar Negeri Alastair Burt.

Hubungan AS dan Iran memburuk ketika Trump memutuskan keluar dari perjanjian nuklir bernama Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA) Mei lalu. Trump menyebut perjanjian yang dibuat pada 2015 di Wina, Austria itu sebagai “perjanjian terburuk dalam sejarah AS”. Sebabnya, perjanjian tersebut tak mencakup program rudal balistik, maupun isu keterlibatan Iran dalam berbagai konflik di Timur Tengah.

(AFP/Kompas/Fokus-Today/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Indonesia Kalah di WTO dan AS Ajukan Sanksi 5 Trilyun?


WTO (Organisasi Perdagangan Dunia) sudah diterima oleh Indonesia. Perdagangan dunia seperti sebuah buah Simalakama. Tidak ikut rugi dan ikut juga merugikan, mengapa?

Organisasi Perdagangan Dunia mengabulkan gugatan Amerika Serikat atas Indonesia. Batasan impor produk agrikultur yang diterapkan Indonesia buat melindungi petani lokal dinilai melanggar perjanjian dagang internasional.

Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) mengabulkan gugatan Selandia Baru dan Amerika Serikat terhadap Indonesia ihwal regulasi impor produk pertanian. Kedua negara menuding Jakarta melanggar aturan dagang internasional, dengan memberlakukan pembatasan impor terhadap berbagai produk agrikultur seperti buah-buahan, sayur-sayuran, daging sapi dan ayam.

Dewan penyelesaian sengketa WTO memutuskan 18 aturan pembatasan impor yang diberlakukan Indonesia “tidak konsisten” dengan Perjanjian Umum 1994 tentang cukai dan perdagangan (GATT 1994). Organisasi yang mengawasi aktivitas perdagangan di 164 negara anggotanya itu mendesak Indonesia “untuk mengambil langkah yang sesuai dengan GATT 1994.”

Sejak 2012 pemerintah Indonesia membatasi impor dan penjualan daging sapi dan ayam impor. Daging sapi impor misalnya cuma diizinkan dijual di hotel dan restoran, tapi tidak di supermarket atau pasar tradisional. Sementara pihak yang mengimpor buah dan sayur impor harus memiliki ruang penyimpanan ber-AC di lokasi penjualan.


Kepentingan Petani AS

Perwakilan dagang AS, Michael Froman menyebut putusan itu sebagai “kemenangan besar.” Menurut dia pemerintahan Obama sekali lagi telah bertindak demi kepentingan petani. peternak dan penguasaha Amerika. “Putusan ini menghapus pembatasan impor yang tidak adil terhadap produk agrikultur Amerika”, tambah Froman.

Sementara Menteri Pertanian AS, Tom Vilsack, menyebut regulasi pemerintah Indonesia “menghalangi produsen AS untuk menjual produknya di pasar Indonesia, mulai dari kentang, daging sapi, anggur, jeruk dan daging ayam.” Menurutnya putusan WTO akan membuat pemerintah Indonesia jera dan mengembalikan daya saing petani dan peternak Amerika.”

Amerika Serikat pada Senin, 6 Agustus 2018, meminta kepada Organisasi Perdagangan Dunia atau WTO agar mengizinkan negara itu menjatuhkan sanksi kepada Indonesia. Permintaan tersebut dikeluarkan Washington setelah Amerika memenangi sebuah sengketa dagang yang disebut negara itu telah merugikan sektor bisnisnya hingga US$ 350 juta atau setara Rp 5 triliun

(Dw/Fokus-Today/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Klien Iran Khawatir Sanksi AS Akan Mendorong Kenaikkan Harga Minyak Jadi $ 90

Oil prices could surpass $90 if Iranian supplies are disrupted.

Dengan China, India dan Turki sudah siap untuk melanjutkan impor minyak Iran, Jepang juga mengatakan sedang mempertimbangkan pengiriman berkelanjutan di tengah peringatan bahwa sanksi baru AS terhadap Tehran dapat mendorong harga di atas $ 90 per barel.

Selain empat importir utama, Uni Eropa mengatakan tidak akan memberlakukan sanksi AS yang akan dikenakan pada minyak dan sektor perbankan Iran pada 4 November.

Presiden Donald Trump menjatuhkan gelombang pertama sanksi Senin (6/8), menargetkan sektor keuangan, otomotif, penerbangan dan logam Iran dan mengancam bahwa gelombang kedua akan "naik ke tingkat lain" pada bulan November.

Analis pasar memperingatkan bahwa harga minyak bisa melampaui $ 90 jika pasokan Iran sekitar 2,4 juta barel per hari (bph) terganggu.

"Saat kita melangkah lebih jauh menuju kuartal keempat, saat itulah kita benar-benar melihat risiko harga berjalan dengan baik ke tahun 80-an dan berpotensi bahkan ke tahun 90-an tetapi sangat penting adalah berapa banyak kita kehilangan produksi Iran," CNBC mengutip Amrita Sen, kepala analis minyak di Aspek Energi, mengatakan.

Trump mengatakan penguasa Arab Saudi Raja Salman telah menyetujui permintaannya dan akan segera meningkatkan produksi minyak hingga 2 juta barel per hari (bpd) untuk menutupi kekurangan karena Iran.

Tetapi data baru yang dirilis pada hari Senin (6/8) menunjukkan produksi minyak Arab Saudi jatuh pada bulan Juli sebesar 200.000 bpd dari bulan sebelumnya. Penurunan mengejutkan pengamat pasar yang mengharapkan kerajaan untuk memanfaatkan kapasitas cadangan dan menambah barelnya ke pasar.

(CNBC/Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Sekalipun AS Menekan, India, Cina, dan Rusia Serius Impor Minyak Iran


Sekalipun Amerika Serikat melakukan tekanan terhadap dunia supaya tidak mengimpor minyak dari Iran. Akan tetapi, Cina, India, dan Rusia tak bergeming dan malah mengimpor minyak Iran dengan lebih serius. Bulan lalu, impor minyak India dari Iran malah meningkat sebesar 30 persen.

Tekanan Amerika terhadap Iran sudah dimulai dari sejak tahun lalu. akan tetapi, tekanan terhadap seluruh negara dunia supaya menghindari perdagangan minyak dengan Iran resmi dimulai dari sejak dua bulan lalu.

Hanya saja, masih ada beberapa negara yang tak bergeming menghadapi tekanan Amerika dan malah mengambil sikap terbalik dari tekanan negara ini.

India meningkatkan impor minyak dari Iran pada bulan Juli lalu sebesar 30 persen. Impor minyak India dari Iran mencapai angka 768 ribu barel per hari.

Angka ini dilaporkan oleh Reuters dengan berlandaskan pada analisa data perdana yang berhubungan dengan keluar masuk tanker minyak ke India.

Kilang-kilang minyak India memiliki saham utama dalam mengimpor minyak dari Iran selama bulan Juli lalu.

India merupakan pembeli minyak terbesar kedua dari Iran. Setelah Washington keluar dari kesepakatan nuklir Iran, Gedung Putih menekan India supaya mengurangi kadar pembelian minyak dari Iran.

Cina juga bertindak seperti India. Pada hari Jumat kemarin, Peking secara resmi menolak permintaan Amerika untuk memboikot impor minyak Iran.

Negara ketiga yang secara lantang menentang boikot Amerika atas Iran adalah Rusia. Menurut penegasan para petinggi Moskow, Iran dan Rusia telah menandatangani kesepakatan jual beli minyak dari sejak dua tahun lalu. Rusia membeli setengah produk minyak Iran. Dari hasil pembelian ini, Rusia memberikan mata uang euro dan selebihnya dilakukan secara barter.

(Reuters/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

RBC: Minyak Iran Pegang Pengaruh Pasar Dunia


Direktur perusahaan investasi RBC Capital Markets mengakui bahwa kehilangan minyak Iran bisa memperburuk pasar minyak dunia.

Demikian pengakuan ini disampaikan oleh Helima Croft pada saat diwawancarai oleh CNBC hari ini.

“Di penghujung tahun ini, pasar minyak dunia akan mengalami kondisi yang lebih buruk. Ini menunjukkan bahwa reaksi perdana OPEC untuk menambah produksi minyak Iran dalam rangka mengganti kerugian sekitar 1 juta barel untuk setiap hari tidak cukup,” ujar Helima Croft.

Menurut Helima, putaran pertama sanksi Amerika atas Iran akan diberlakukan kembali dari sejark tanggal 6 Agustus. Untuk itu, dunia akan menyaksikan aksi-aksi yang lebih pelik dan serius pada bulan Agustus dan September ini.

Pertanyaan yang muncul sekarang, tutur Helima, apakah pemerintah Donald Trump bisa mengeluarkan seluruh negara dunia dari pasar? Tentu, kecuali Cina, karena Peking telah menegaskan tidak mengakui sanksi Washington.

Dengan demikian, Washington tidak berhasil untuk membujuk Peking supaya mengurangi pembelian minyak dari Iran. Sekalipun demikian, Cina memang telah sepakat untuk tidak meningkatan impor minyak dari Tehran.

Mungkin saja Amerika akan bisa mengeluarkan Eropa dari pasar minyak dunia.

Tentu, kombinasi antara tekanan untuk mengurangi produksi minyak Venezuela dan usaha ofensis Washington untuk membatasi ekspor minyak Iran akan membuat pasar minyak dunia semakin runyam.

(CNBC/Oil-Price/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Staf Amnesty Jadi Mangsa Spyware Saudi Yang Dibuat Oleh Israel

WhatsApp logo.

Amnesty International mengatakan salah satu karyawannya ditargetkan dengan perangkat lunak pengawasan buatan Israel menggunakan umpan protes Saudi, dalam apa yang diyakini menjadi bagian dari upaya yang disengaja untuk memata-matai kelompok hak asasi manusia.

Dalam laporan 20 halaman yang dirilis pada hari Rabu (1/8), Amnesty mengatakan salah satu anggota stafnya pada awal Juni menerima pesan WhatsApp yang mencurigakan dalam bahasa Arab, yang berisi rincian tentang dugaan protes di luar kedutaan Saudi di Washington, DC, diikuti dengan tautan ke situs web.

"Bisakah Anda meliput [protes] untuk saudara-saudara Anda yang ditahan di Arab Saudi di depan kedutaan Saudi di Washington," bacakan pesan itu. "Saudara laki-lakiku ditahan di bulan Ramadhan dan saya mendapat beasiswa di sini jadi tolong jangan tautkan saya untuk ini.
[Link]. Liput protes sekarang ini akan dimulai dalam waktu kurang dari satu jam. Kami butuh dukungan Anda, silakan. "

Investigasi oleh tim teknologi Amnesty mengungkapkan bahwa mengklik tautan itu akan memasang "Pegasus," alat pengawasan canggih yang dikembangkan oleh perusahaan NSO Group yang berbasis di Israel.

Pegasus menginfeksi pengguna smartphone dan mencuri semua informasinya, termasuk kontak, pesan, dan semuanya dari Skype, WhatsApp, Viber, WeChat, dan Telegram.

“NSO Group diketahui hanya menjual spyware kepada pemerintah. Karena itu kami percaya bahwa ini adalah upaya yang disengaja untuk menyusup Amnesty International oleh pemerintah yang bermusuhan dengan pekerja hak asasi manusia kami,” kata Joshua Franco, Kepala Teknologi dan Hak Asasi Amnesty International.

(Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Kesulitan Jual Extra Produksi Minyak, Saudi Menyesal Turuti Trump


Arab Saudi telah terburu-buru untuk meningkatkan produksi minyak di bawah tekanan dari Presiden AS Donald Trump, hanya untuk menemukan bahwa pasar global mungkin belum membutuhkannya. Beberapa ahli keuangan mengungkap hal ini dalam laporan yang dimuat The Independent, Sabtu (21/07).

Produksi minyak mentah kerajaan melonjak paling tinggi selama bulan lalu. Ini dikarenakan presiden AS meminta bantuan sekutu-sekutunya untuk “menstabilkan” harga minyak dan mengisi kesenjangan pasokan yang akan tercipta oleh sanksi-sanksi yang akan ia terapkan kembali terhadap Iran.

Akibatnya, kini Saudi harus berjuang untuk menjual ekstra produksi minyak yang sudah terlanjur diproduksi sebanyak mungkin, sehingga muncul penyesalan bahwa mungkin mereka telah membuka keran terlalu cepat, menurut orang-orang yang diberi penjelasan oleh Riyadh dalam beberapa hari terakhir.

Martijn Rats, ahli strategi minyak global di Morgan Stanley, mengatakan: “Arab Saudi dan beberapa anggota lain Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) telah meningkatkan ekspor secara tajam menjelang sanksi terhadap Iran, dan ketidaksesuaian waktu antara efek ini menekan harga minyak.”

Pernyataan publik yang langka dari Kementerian Energi Saudi awal pekan ini bisa dijadikan sebagai ilustrasi kegelisahan mereka.

Pernyataan itu menolak sebagai “tanpa dasar” setiap kekhawatiran bahwa kerajaan bergerak untuk melebihkan pasokan pasar dunia.

“Ekspor akan stabil bulan ini dan jatuh pada Agustus,” bunyi pernyataan itu.

Pada pertemuan terakhir OPEC di akhir Juni, Saudi dan sekutu mereka, termasuk beberapa tetangga dari Dewan Kerjasama Teluk dan juga produsen non-OPEC, berjanji untuk meningkatkan output sekitar satu juta barel per hari untuk mengimbangi gangguan di Venezuela dan Libya, ditambah kerugian menjulang di Iran.

Mereka bereaksi terhadap tekanan dari Presiden Trump, yang menampar kartel di Twitter setelah harga minyak mentah London mencapai yang tertinggi dalam tiga tahun dengan lebih dari 80 dolar (£ 61) per barel pada bulan Mei.

Harga sejak itu turun ke sekitar 73 dolar karena Libya memulihkan beberapa produksi yang terhenti dan perang perdagangan AS-China yang meningkat memicu kekhawatiran tentang kekuatan permintaan.

“Mereka mengeluarkan banyak minyak mentah sekarang, dan mereka khawatir tentang tekanan pada harga,” tulis harian itu mengutip Mike Wittner, kepala riset pasar minyak di Societe Generale SA di New York.

Hal ini juga menyoroti spekulasi di antara para ahli bahwa harga dapat merosot lebih jauh bahkan ketika sanksi terhadap Iran dilaksanakan, secara khusus mengingat bahwa dampak sanksi tetap “sangat tidak pasti”.

Pada bulan Mei, Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa ia akan menarik Amerika keluar dari perjanjian nuklir 2015 dengan Iran dan memaksakan kembali sanksi yang telah direncanakan untuk dicabut.

Trump menekankan bahwa sanksi yang akan dikenakan pada Iran akan diberikan “pada tingkat tertinggi”.

Sanksi akan dimulai dengan larangan universal terhadap Iran atas pembelian atau memperoleh dolar AS yang akan mulai berlaku pada bulan Agustus. Ini diharapkan menutup saluran perbankan untuk perdagangan dengan Iran.

Fase kedua sanksi akan mencakup pembatasan pembelian minyak mentah dari negara dan investasi dalam proyek-proyek sektor minyak yang akan menjadi efektif pada awal November.

Dipercaya secara luas bahwa pemerintahan Trump telah menekan Saudi untuk meningkatkan produksi minyak mereka sehingga mencegah kejutan di pasar setelah pasokan minyak Iran terputus.

Namun, para ahli telah menekankan bahwa setiap peningkatan output Saudi akan bersifat sementara dan memompa lebih banyak minyak mungkin tidak berkelanjutan dalam jangka waktu yang lama.

(Arrahmah-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Saudi Sewa “The Independent”, Luncurkan Situs Berbahasa Persia


Arab Saudi telah menyewa perusahaan media yang berbasis di Inggris, The Independent, untuk meluncurkan beberapa situs berita dalam beragam bahasa, diantaranya bahasa Persia.

Berdasarkan kesepakatan itu, pihak Inggris akan membuat hingga empat situs web untuk Saudi Research and Marketing Group (SRMG), yang terkait dengan keluarga kerajaan Saudi dan sering mempromosikan agenda rezim.

Selain dimiliki oleh SRMG, keempat outlet berita tersebut, The Independent Saudi, The Independent Urdu, The Independent Turki, dan The Independent Persia , juga akan dioperasikan oleh SRMG. Meski demikian, keempat situs web tersebut diklaim akan mengikuti standar editorial The Independent.

Harian itu mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa empat situs web baru tersebut akan menawarkan berita berkualitas tinggi, dengan pemikiran bebas dan dan wawasan independen serta analisis mengenai urusan global dan lokal.

“Situs-situs ini akan dipublikasikan dalam bahasa Arab, Urdu, Turki, dan Persia. Setiap situs akan menampilkan terjemahan langsung artikel dari independent.co.uk bersama konten dari tim jurnalis SRMG yang berbasis di London, Islamabad, Istanbul, dan New York,” demikian pernyataan itu menambahkan.

Ini bukan kali pertama kerajaan mendekati gerai media Inggris untuk memperluas mesin propagandanya.

SRMG mencapai kesepakatan serupa dengan Bloomberg tahun lalu untuk meluncurkan outlet berbahasa Arab.

Dorongan untuk mempromosikan ideologi Saudi yang terinspirasi Wahabi menjadi lebih jelas tahun lalu, ketika investor Saudi, Sultan Abuljadayel, membeli sekitar sepertiga dari saham The Independent.

Langkah ini memicu kekhawatiran tentang independensi situs web tersebut, yang dimiliki oleh miliarder Inggris-Rusia, Evgeny Lebedev.

Lebedev, putra mantan mata-mata KGB, mencoba mengecilkan kekhawatiran dengan menyebut bahwa Abuljadayel sebagai “pemegang saham minoritas” dan berjanji bahwa uangnya tidak akan mempengaruhi arah bagaimana perusahaan itu dijalankan.

(Arrahmah-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Situs Islam Wahabi Miskin Isu dan Peminat Karena Jualannya Selalu Sama


Banyaknya situs Islam yang dulu sempat menjadi titik penyulut opini politik dan keagamaan membuat masyarakat acap salah memberikan interpretasi (dan diinterpretasikan). NU sebagai ormas pun sering diseret-seret dalam wacana yang sebetulnya tidak ada kaitan langsung. Duta Islam ada karena situasi demikian.

Portal Piyungan misalnya, yang sekarang sudah pindah ke Portal Islam, sudah membosankan untuk dibaca karena ulasannya tentang fenomana politik kebencian an sich, dianggap cenderung homogen dan tidak mendidik.

Era Muslim, Nahi Munkar, Sang Pencerah, Kiblat serta Islam Pos yang dulu postingannya sempat viral dimana-mana, suka menghina nahdliyyin, amaliyah aswaja dan kebijakan struktural NU, terus mengalami kejenuhan tanpa akhir pekan. Mereka penat dengan isu-isu tekstual yang hanya untuk membenarkan saja, tanpa pencerahan massa berarti, apalagi berbasis kronologis-antropologis.

Kompetisi rank website, similar web, serta aktualitas isu dari situs-situs yang sering menyerang arus moderatisme Islam Nusantara dan amaliyah serta laku aswaja, juga kian menipis situs Islam radikal makin miskin paradigma baru atas kontennya.

Semangat untuk menjadi situs rujukan umat Islam Indonesia, membuat kalangan aktivis media Islam Alternatif harus terus menemukan produksi konten yang lebih kreatif dan variatif. Setidaknya perlu ditambah produksi dalam bentuk teks, video, grafis serta broadcast, dari yang selama ini dikenal sebagai counter attack, meski situs radikal Islam lain alhamdulillah mulai banyak bertumbangan.

Pada saatnya nanti, media counter attack atas situs wahabi harus memiliki konten khusus dengan narasumber tetap dari kalangan pesantren dan akademisi. Jadi, upaya perkenalan secara terus menrus kepada masyarakat atas isu-isu miring soal ke-Indonesia-an, kebangsaan, dan counter radikalisme, akan dibarengi dengan konten kreatif di rubrik-rubrik baru.

Situs Islam wahabi miskin isu ya karena hal itu tidak dikerjakan dengan variasi yang aktual. Hanya bid’ah dan kebencian saja yang dikunyah. Kalaupun kaya isu, irosnisnya, miskin ilmu. (Era Muslim, Nahi Munkar, Sang Pencerah, Kiblat serta Islam Pos yang dulu postingannya sempat viral dimana-mana, suka menghina nahdliyyin, amaliyah aswaja dan kebijakan struktural NU, terus mengalami kejenuhan tanpa akhir pekan. Mereka penat dengan isu-isu tekstual yang hanya untuk membenarkan saja, tanpa pencerahan massa berarti, apalagi berbasis kronologis-antropologis.

Kompetisi rank website, similar web, serta aktualitas isu dari situs-situs yang sering menyerang arus moderatisme Islam Nusantara dan amaliyah serta laku aswaja, juga kian menipis situs Islam radikal makin miskin paradigma baru atas kontennya.

Situs Islam wahabi miskin isu ya karena hal itu tidak dikerjakan dengan variasi yang aktual. Hanya bid’ah dan kebencian saja yang dikunyah. Kalaupun kaya isu, irosnisnya, miskin ilmu.

(Fokus-Today/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Facebook Dukung Kelompok Rasis (Teroris) Anti Muslim


Koran Inggris The Independent menyingkap keterlibatan Facebook dalam mendukung kelompok radikal dan rasis yang anti para imigran muslim.

Menurut laporan Independent yang diturunkan kemarin, Facebook memberikan dukungan khusus kepada Tommy Robinson, seorang aktifis sayap kanan Inggris dan mantan pemimpin kelompok radikal anti Islam. Dalam keyakinan kelompok ini, menghina para imigran adalah sebuah perbuatan yang sangat diperbolehkan.

Dalam 10 tahun terakhir, Robinson sering menggelar unjuk rasa untuk menentang para imigran muslim datang ke Inggris. Klip-klip video yang tersebar di Facebook dari kelompok sangat berbau sektarian dan rasis.

Menurut Independent, kelompok radikal ini sering memposting konten-konten berbau kekerasan di Facebook dan memperoleh dukungan khusus. Seluruh konten ini sangat sulit untuk bisa dihapus.

“Sebagian konten yang mengandung penghinaan terhadap agama lain atau konten rasis anti seseorang tertentu bisa dihapus dengan mudah. Akan tetapi, konten-konten anti imigran masih bisa ditemukan di Facebook,” tulis laporan Independent tersebut.

“Konten-konten yang menyerang kuam Muslimin dengan menggunakan bahasa rasis akan segera dihapus dari Facebook. Akan tetapi, jika konten serupa membidik para imigran muslim secara khusus, Facebook masih akan melindungi konten-konten tersebut dengan alasan politik,” lanjutnya.

(The-Independent/Al-Mishrawi/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Harga Minyak Mentah Global Naik Akibat Larangan AS Untuk Membeli Minyak Dari Iran

Ilustrasi – Kilang Minyak

Harga minyak bumi, seperti dilansir situs moneycontrol, mengalami kenaikan hingga US$75 per barel pada Juli 2018 pasca terjadinya gangguan suplai minyak di Venezuela dan Libya.

Harga sempat naik setelah ada kekhawatiran AS melarang negara-negara membeli minyak bumi dari Iran.

Pemerintah Amerika Serikat mempertimbangkan menggunakan cadangan minyak mentah domestik untuk menahan laju harga di pasar global.

Cadangan ini akan digunakan jika negara produsen minyak gagal menyuplai pasokan minyak bumi pada waktunya untuk meredam laju harga.

“Pemerintahan Presiden Donald Trump mempertimbangkan mekanisme penggunaan darurat jika harga minyak bumi naik lebih dari 10 persen dari harga saat ini,” begitu sumber di pemerintahan AS seperti dilansir Sputnik, Sabtu, 14 Juli 2018.

Media WSJ, yang dikutip Sputnik, melansir harga minyak bumi yang merangkak naik menjadi sensitif bagi AS yang memasuki musim pemilihan anggota Kongres pada November 2018.

AS telah meminta Arab Saudi dan negara OPEC menambah produksi minyak bumi untuk menurunkan harga ini.

(Money-Control/Sputnik/Tempo/Fokus-Today/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Iran, Rusia, Cina dan Pakistan Sepakat Perangi Daesh

Daesh terrorists in Afghanistan.

Pejabat intelijen senior dari Iran, Rusia, Cina, dan Pakistan dilaporkan telah mencapai kesepakatan untuk bergabung dengan upaya melawan kelompok teror Daesh di Afghanistan.

Para pejabat menyetujui upaya terpadu untuk mengusir Daesh dari Afghanistan dalam pertemuan di ibukota Pakistan Islamabad, surat kabar harian berbahasa Inggris The Nation melaporkan pada hari Jumat (13/7), mengutip sumber pertahanan.

Sergei Ivanov, kepala biro pers Dinas Intelijen Asing Rusia, juga telah memberi tahu kantor berita Rusia TASS tentang pertemuan itu pada hari Selasa (10/7).

Kuartet ini juga sepakat untuk menghadapi "semua kelompok teroris lainnya" di negara Asia Tengah, kata harian itu.

Kesepakatan itu, yang ditulisnya, ditujukan untuk "menjamin perdamaian regional dan menghapuskan terorisme dari kawasan itu."

Pertemuan itu juga membahas cara-cara untuk menghentikan 'aliran' teroris Takfiri Daesh dari Irak dan Suriah di Afghanistan.

Para peserta selanjutnya setuju untuk berbagi informasi intelijen tentang kelompok teror itu.

Pihak Rusia mengutip badan intelijen Rusia yang mengatakan bahwa sekitar 10.000 teroris Daesh berfungsi aktif di sembilan provinsi di Afghanistan.

Pihak Iran mengutip kekhawatiran mengenai pengaruh yang semakin meningkat di Daesh di Afghanistan, menurut The Nation.

Cabang kelompok itu di Afghanistan, yang dikenal sebagai Daesh-Khurasan, "terlibat dalam perencanaan melanjutkan serangan bunuh diri terutama di Pakistan," kata pertemuan itu.

Baru-baru ini, kelompok itu mengaku bertanggung jawab atas ledakan yang menewaskan sedikitnya 128 orang yang menargetkan kampanye pemilu di provinsi Baluchistan, Pakistan barat daya, Jumat (13/7).

(The-Nation/TASS/Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Pemerintah Indonesia Bahas Langkah Antisipasi Perang Dagang Dengan AS

Perang dagang Indonesia Vs AS 

Ancaman perang dagang yang dilancarkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kepada Indonesia turut diantisipasi oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin).

Secara khusus, Kemenperin bakal membahas antisipasi ancaman perang dagang AS dengan Kemenko bidang Perekonomian pada Minggu (8/7/2018).

"Ya jadi memang kami sekarang sedang melakukan banyak pertemuan termasuk besok, Minggu ada pertemuan di Kemenko Perekonomian dan nantinya setiap K/L membawa bahan antisipasinya sendiri, termasuk dari Kemenperin," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Ketahanan Industri dan Pengembangan Akses Industri Internasional Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawa, Sabtu (7/7/2018).

Putu menambahkan, ada dua industri yang mendapatkan perhatian lebih dan akan dibawa ke pertemuan dengan Kemenko Perekonomian esok. Kedua industri tersebut adalah baja dan keramik. "Sebenarnya yang mengkhawatirkan dari perang dagang itu kan luberan (dampak ke industri lainnya) ke sini.

Jadi kalau mereka saling tahan menahan barang itu biarkan saja, tapi yang dikhawatirkan luberan kemari dan kekhawatiran kami adalah akan berdampak pada industri baja dan keramik," jelas dia.

Sebelumnya, diberitakan bahwa Trump mengancam bakal mengenakan tarif ke-124 pada produk asal Indonesia menyusul defisit yang terjadi pada AS dalam hubungan dagang dengan Indonesia.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita menegaskan bakal mengambil tindakan jika Trump tetap bersikukuh dengan ancamannya itu. "Tetapi, kalau kita dapat tekanan, maka hal itu (perang dagang) bisa kita lakukan. Sama halnya dengan AS dan China. Imbasnya akan berdampak di seluruh dunia," ujar dia.

Adapun peringatan perang dagang dari Trump itu pertama kali diungkapkan oleh Ketua Dewan Pertimbangan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi saat acara halal bihalal di kantor Apindo, Kamis (5/7/2018) malam.

"Dia (Trump) sudah kasih kita warning bahwa ekspor kita lebih banyak pada dia dan kita harus bicara pada dia mengenai beberapa aturan-aturan di mana dia memiliki special tarif placement yang dia mau cabut. Itu terutama di bidang tekstil dan lain-lain," kata Sofjan di hadapan pengurus Apindo.

(Kompas/Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Korea Selatan Menolak Untuk Menghentikan Impor Minyak Iran


Korea Selatan pada hari Minggu menolak laporan bahwa mereka telah berhenti mengimpor minyak dan kondensat dari Iran.

Media Iran mengutip sebuah pengumuman oleh Kedutaan Korea Selatan di Teheran yang mengatakan bahwa impor dari Republik Islam masih berlanjut.

Pada hari Jumat, Reuters melaporkan bahwa Seoul tidak lagi mengangkat minyak dan kondensat Iran karena mencoba untuk memperoleh pengecualian dari pembatasan AS untuk membeli minyak Iran.

Reuters dalam sebuah laporan mengutip sumber yang tidak asing mengatakan bahwa Korea Selatan tidak akan mengangkat minyak mentah dan kondensat Iran pada Juli untuk pertama kalinya selama enam tahun terakhir.

Langkah itu terjadi ketika Seoul memulai negosiasi dengan Washington untuk mencari otorisasi atas pembelian minyak Iran, sejalan dengan pengesampingan yang diterimanya pada sanksi sebelumnya, tambah laporan itu. "Ada tekanan dari pemerintah Korea Selatan untuk menghentikan pembelian," Reuters mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya yang akrab dengan pengaturan pengiriman Iran. "Korea Selatan secara keseluruhan tidak mengambil minyak (dari Iran) untuk pemuatan Juli."

Dua sumber lain mengatakan Korea Selatan membatalkan pemuatan kargo minyak mentah dan kondensat pada Juli dari Iran karena tidak pasti apakah negara itu akan menerima pengecualian dari sanksi AS terhadap perdagangan Iran.

"Kedutaan Republik Korea menyangkal ada klaim bahwa pihaknya tidak akan mencabut minyak mentah dan kondensat Iran pada Juli," Kedutaan Korea Selatan menanggapi laporan tersebut.

"Pemerintah Korea sedang bernegosiasi dengan Amerika Serikat untuk mendapatkan pengecualian dari pembatasan pembelian minyak Iran," ungkapnya.

Korea Selatan telah membeli hampir 296.000 barel minyak dari Iran dalam lima bulan pertama dari tahun kalender Iran (dimulai pada 21 Maret), dan merupakan pembeli terbesar minyak Iran setelah Cina dan India, menurut laporan media.

(Reuters/Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Uni Eropa Mulai Berlakukan Langkah Balasan Terhadap Produk AS


Uni Eropa mulai Jumat (22/6) memberlakukan tarif impor tambahan terhadap berbagai produk AS sebagai langkah balasan. Tarif impor itu berlaku antara lain untuk Jeans, Whiskey dan motor Harley Davidson.

Komisi Eropa mengatakan, daftar produk AS yang dikenakan tarif impor di Uni Eropa mulai diberlakukan hari Jumat, 22 Juni 2018. Daftar itu sudah disetujui negara-negara anggota Uni Eropa 1 Juni lalu, sebagai langkah balasan terhadap tarif impor tambahan yang dikenakan pemerintahan Donald Trump terhadap produk baja dan aluminium dari Uni Eropa.

"Kami tidak ingin berada dalam posisi ini," kata Komisaris Perdagangan Uni Eropa Cecilia Malmstrom dalam sebuah pernyataan.

"Namun, keputusan unilateral dan tidak adil dari Amerika Serikat untuk memberlakukan tarif baja dan aluminium dari Uni Eropa membuat kami tidak punya pilihan lain," tambahnya.


'Berdiam diri bukan opsi'

Langkah balasan yang disepakati Uni Eropa pada tahap awal menargetkan barang-barang impor dari AS senilai 3,2 miliar dolar AS. Sebagian besar terkena tarif impor tambahan sebesar 25 persen.

Produk-produk yang terkena tarif impor tambahan itu mulai dari hasil pertanian, seperti beras dan jus jeruk, hingga jeans, minuman bourbon, sepeda motor dan berbagai produk baja. Uni Eropa juga mengajukan kasus tarif impor di AS ke Organisasi Perdagangan Dunia WTO sebagai aduan.

"Aturan perdagangan internasional yang telah kami kembangkan selama bertahun-tahun bersama Amerika Serikat tidak dapat dilanggar, tanpa adanya reaksi dari pihak kami," kata Cecilia Malmstrom.


Perang dagang terbuka

Selanjutnya Cecilia Malmstrom mengatakan, langkah balasan Uni Eropa "terukur, proporsional dan sepenuhnya sejalan dengan aturan WTO." Uni Eropa telah melaporkan langkah itu ke WTO.

Selain Uni Eropa, Kanada dan Meksiko sebelumnya sudah mengumumkan tindakan balasan mereka. Beberapa hari lalu, Cina juga mengumumkan penerapan tarif impor kepada AS, setelah AS memberlakukan tarif impor tambahan terhadap berbagai produk Cina. Pemerintah AS menyatakan, jika Uni Eropa menerapkan langkah balasan, AS juga akan bereaksi, antara lain dengan mengenakan tarif tambahan terhadap kendaraan impor dari Eropa. Langkah ini terutama akan menyulitkan perusahaan otomotif Jerman, seperti Mercedes dan BMW.

Sengketa dagang saat ini membangkitkan kekhawatiran akan terjadi perang dagang yang lebih besar lagi, jika tidak ada upaya serius untuk meredamnya. Presiden AS Donald Trump menuduh Uni Eropa, Cina, Kanada dan Meksiko menikmati surplus perdagangan yang terlalu besar dengan AS dan menuntut hubungan dagang "yang lebih adil".

(Detik/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Tingkat Pengangguran Diantara Warga Saudi Naik ke Rekor 12,9 Persen

Uang Arab Saudi.

Tingkat pengangguran di kalangan warga Saudi naik tipis ke rekor 12,9 persen pada kuartal pertama tahun ini, menurut data resmi, karena kerajaan terus menderita secara ekonomi dari perang berkepanjangan di Yaman dan kenaikan harga bahan bakar domestik.

Data yang diterbitkan oleh badan statistik pemerintah pada hari Kamis (5/7) menunjukkan tingkat pengangguran melebihi tingkat 12,8 persen yang telah berlaku untuk tiga kuartal sebelumnya.

Tingkat pengangguran kuartal pertama adalah yang tertinggi dicatat oleh lembaga statistik resmi sejak 1999.

Pengusaha swasta di Arab Saudi berjuang di bawah beban pajak baru dan kenaikan harga bahan bakar domestik.

Angka-angka itu menggarisbawahi kesulitan yang dihadapi rezim Riyadh karena mendorong melalui langkah-langkah penghematan untuk menutup defisit anggaran negara besar. Penghematan juga melukai banyak perusahaan swasta.

Pajak pertambahan nilai lima persen (PPN) sebelumnya dikenakan pada awal 2018.

Dalam beberapa bulan terakhir, warga Arab Saudi telah menggunakan layanan jejaring sosial, melampiaskan kemarahan mereka pada pemerintah karena menaikkan harga gas domestik dan memperkenalkan PPN.

(Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Para Hacker HAMAS Berhasil Menyusupi Informasi Israel


Melalui aplikasi piala dunia Rusia dan dua aplikasi yang lain, para hacker HAMAS berhasil menyusup dan mengais informasi dari telpon genggam para militer Israel.

Untuk sementara ini, paling tidak, hal inilah yang dituduhkan oleh pihak militer Israel terhadap gerakan Islam Palestina tersebut. Menutur penuturan pihak militer Israel, sudah puluhan telpon genggam milik anggota militer Israel berhasil dihack oleh HAMAS.

“Aksi para hacker ini dilakukan dengan cara menggunakan tiga aplikasi. Pertama, aplikasi khusus untuk menyaksikan perkembangan piala dunia Rusia, dan kedua, dua aplikasi lain yang biasa digunakan untuk menjalin pertemanan. Ketiga aplikasi ini bisa dijalankan dalam sistem Android,” tutur pengakuan para petinggi militer Israel.

Menurut penuturan para petinggi militer Israel, ketiga aplikasi tersebut sekarang sudah dihapus dari Google. Melalui ketiga aplikasi ini, para hacker mencuri informasi yang terdapat dalam telpon genggam pasukan militer Israel dan juga mengkatifkan kamera serta mikrofon yang terletak di telpon genggam dengan tujuan melakukan mata-mata.

Menurut laporan koran Haaretz, melalui aplikasi tersebut, HAMAS sudah berhasil mengetahui posisi pasukan Israel yang terletak di Ghilaf Gaza.

“Pasukan Israel mungkin masih terus akan memperoleh serangan elektronik ini,” tulis koran tersebut menukil pernyataan salah satu petinggi inteligen Israel.

Haaretz kembali melanjutkan pengakuan petinggi inteligen Israel tersebut, “Dengan kemampuan elektronik ini, HAMAS merupakan sebuah gerakan yang sudah sangat modern.”

(Al-Jazeera/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Mengenal 9 Hotel Yang Pas Untuk Muslim di Kuala Lumpur


Kuala Lumpur adalah salah satu kota tujuan wisata di dunia dengan banyak hotel, tetapi di antara banyak hotel di kota, hanya beberapa hotel di kota ini yang cocok untuk wisatawan muslim karena standar Islam.

Menurut laporan IQNA, Kuala Lumpur adalah ibu kota Malaysia dan kota terbesar di negara ini. Karena daya tarik tempat-tempat wisatanya, ada sejumlah besar wisatawan yang mengunjungi kota setiap tahun dari seantero dunia dan sebagian besar wisatawan ini juga muslim.

Terlepas dari banyaknya hotel di kota ini, hanya beberapa hotel yang memenuhi standar Islam dan cocok untuk wisatawan muslim. Menyediakan minuman non-alkohol dan makanan halal, menunjukkan arah kiblat di semua kamar, adanya rida atau pakaian panjang dan sarana khusus untuk salat dan televisi tanpa akses ke saluran tidak bermoral adalah karakteristik dari hotel-hotel ini.

Hotel-hotel tersebut adalah sebagai berikut:

1. Hotel Apartmen PNB Perdana

Hotel ini terletak di pusat kota Kuala Lumpur, dekat dengan taman KLCC dan menara kembar Petronas. Tempat eksklusif untuk pengusaha, makan siang gratis di lobi hotel, ruang konferensi dan ruang pertemuan, layanan mobil bagi penyandang cacat, termasuk fasilitas hotel.

Hotel Apartmen PNB Perdana


2- Hotel Sangrila Kuala Lumpur

Hotel Sangrila adalah salah satu hotel paling terkenal di Kuala Lumpur. Trotoar di sekitar hotel ini dikelilingi oleh pepohonan rimbun yang memberikan suasana menawan. Hotel ini juga memiliki arsitektur pedalaman dan dekorasi interior. Karpet, kerajinan, dan seni tradisional adalah alat yang digunakan dalam arsitektur interior dan dekorasi Hotel Shangri-La.

Hotel Sangrila


3- Hotel Mandarin Oriental

Hotel ini terletak di pusat kota Kuala Lumpur. Hotel ini sangat dekat dengan Menara kembar Petronas dan taman serta pusat perbelanjaan KLCC. Tempat eksklusif untuk pengusaha, layanan penyewaan mobil, pemesanan cepat, ruang rapat dan konferensi tersedia di hotel ini.

Hotel Mandarin Oriental


4- Hotal Cititel Mid Valley

Hotel Cititel Mid Valley terletak di jalan raja Merdeka, Petaling Street, Kuala Lumpur, dan merupakan salah satu dari beberapa hotel yang memenuhi standar Islam. Ruang tunggu bisnis, Layanan limousine, mobil mewah, dan 5 ruang rapat adalah fasilitas hotel ini.

Hotal Cititel Mid Valley


5- Hotel Sheraton Imperial Kuala Lumpur

Hotel ini terletak di Jalan Sultan Ismail, dekat dengan tempat-tempat wisata utama Kuala Lumpur seperti menara Felda dan Menara kembar Petornas, di satu sisi ke Asian Heritage Street dan pusat makan utama Kuala Lumpur.

Para pengurus di Sheraton Imperial Hotel berusaha memberikan layanan berkualitas tinggi kepada pengunjung mereka, terutama wisatawan muslim.

Hotel Sheraton Imperial


6- Hotel Depalma Ampang Kuala Lumpur

Hotel De Palma Ampang Kuala Lumpur adalah hotel bintang 3 yang terletak 15 menit dari pusat kota Ampang Point, pusat bisnis dengan restoran, makanan cepat saji dan klub bowling, dan tidak jauh dari kota komersial dan tempat wisata. Bagian penerima tamu 24 jam, layanan bahan makanan, binatu, juru kunci, dan parkir mobil tersedia di hotel ini.

Hotel Depalma Ampang


7- Hotel Sunway Putra

Hotel ini adalah hotel tradisional dengan 618 kamar dan suite. Suite terkecil berukuran 34 m², yang terdiri dari arsitektur klasik dan dicat dengan warna bumi. Setiap kamar memiliki berbagai layanan standar, seperti TV kabel dan kamar mandi dengan shower. Ada juga suite dengan luas total 90 meter dengan pemandangan menghadap pusat kota.

Hotel Sunway Putra


8- Dorsett Grand Subang

Dorsett Grand Subang di masa lalu, telah dikenal dengan "Hotel Subang Jaya". Hotel Dorsett adalah bintang empat dan berjarak 20 menit dari pusat kota dan dihiasi dengan cermin emas dan batu marmer. Ada juga aula untuk perayaan dan pesta dengan kapasitas 1050 orang dan merupakan salah satu auditorium terkenal dalam upacara pernikahan di Kuala Lumpur. Hotel ini juga memiliki 2 kolam renang untuk orang dewasa dan anak-anak dan pusat terapi air.

Dorsett Grand Subang


9- Hotel Vespa Ankasa

Hotel ini dekat dengan pasar dan Petaling Street. Layanan binatu, bagian penerima tamu 24 jam, perwalian, dan parkir (dengan biaya tambahan) adalah beberapa fasilitas yang disediakan oleh hotel ini.

Hotel Vespa Ankasa

(IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

ABNS Video You Tube

Terkait Berita: