Komite Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menarik dan merevisi buku IPS kelas VI SD karangan Sutoyo dan Leo Agung yang mencantumkan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. SIKL menilai apa yang ditulis dalam buku tersebut mencederai perjuangan Indonesia dalam mendorong kemerdekaan Palestina.
“Dalam halaman 76 buku terbitan Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan halaman 76 tercetak nama negara Israel dengan ibu kota Yerusalem,” kata Ketua Komite SIKL Hardjito Warno di Kuala Lumpur, Selasa (12/12).
Hardjito Warno mengatakan bahwa kesalahan fatal pencantuman nama negara penjajah Palestina itu bertolak belakang dengan konstitusi Pembukaan UUD NRI 1945 bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. Selain itu, kata dia, mencederai upaya yang dilakukan pemerintah RI dalam memperjuangkan Yerusalem sebagai Ibu Kota Palestina dan mendorong perjuangan kemerdekaan negara tersebut.
Komite Sekolah Indonesia Kualalumpur meminta kepada Kemendikbud RI segera menarik dan merevisi buku itu. Hal ini penting agar tidak ada kerancuan berpikir dari pelajar sekolah dasar dalam menyikapi siapa sebenarnya yang menjajah Palestina.
Hardjito mengatakan bahwa buku IPS kelas VI tersebut saat ini bisa unggah gratis di Google Play Store. Saat ini, kata dia, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kuala Lumpur dan kepala sekolah.
(Antara/ICC-Jakarta/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar