Pesan Rahbar

Sekilas Doa Arafah Imam Husain as dan Doa Arafah Imam Husain as

Doa Arafah (Bahasa Arab: دعاء العرفة ) adalah diantara doa-doa Syiah yang menurut riwayat dibaca oleh Imam Husain as pada hari ke-9 Dzul...

Home » » Apakah Tujuan Imam Husein as Tercapai?

Apakah Tujuan Imam Husein as Tercapai?

Written By Unknown on Kamis, 21 Desember 2017 | Desember 21, 2017


Oleh: H. A. Shahab

Para Wali Allah menghabiskan waktu dan tenaganya di muka bumi untuk menghidayati dan mengajak manusia menghadap kepada Allah SWT dengan bersabar dari segala kesulitan maupun konfrontasi dari pihak lain untuk mendapatkan ridho’Nya.

Dalam Al-Qur’an Karim terdapat hikayat menarik dan nasihat dari perjalanan kehidupan Nabi Ibrahim as. Hikayat tersebut terdapat dalam surat Al-Anbiya’ mengenai ajakan Nabi Ibrahim as terhadap kaumnya yang tidak mengikutinya karena diketahui kaumnya tersesat. Dan untuk memerangi kemusyrikan kaumnya, ketika suatu hari mereka menghadiri hajatan di sebuah gurun ia menghampiri tempat ibadah mereka dimana berhala berada. Ia menghancurkan semua berhala dengan kapak kecuali berhala yang besar. Kemudian kapak tersebut diletakkan disisi tangan berhala yang besar itu.

Setelah masyarakat kembali dari gurun, mereka melihat semua berhala yang disembah hancur berantakan dan pergi mendatangi Nabi Ibrahim as lalu mengatakan; mengapa engkau melakukan hal ini? dan ia menjawab; bukan aku, tapi berhala yang besar itulah yang menghancurkannya, buktinya kapak masih terletak ditangannya dan apabila ingin bertanya, bertanyalah kepadanya. Mereka tahu bahwa berhala besar itu tidak akan menjawab. Kemudian Nabi Ibrahim as mengatakan kepada mereka kenapa kalian menyembah kepada sesuatu yang bahkan untuk membela diri tidak punya kemampuan. Setelah kejadian itu, raja jahat (Namrud) membuat keputusan perintah membunuh Nabi Ibrahim as. Mereka berkata: “Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak”[1].

Kemudian kaum Nabi Ibrahim melaksanakan perintah itu untuk membakar ia setelah mengumpulkan sejumlah kayu dan mengikatnya pada kayu besar. Pada saat itu malaikat turun untuk menolong Nabi Ibrahim as. Namun, ia mengatakan kepada mereka bahwa tidak akan meminta pertolongan kepada siapapun kecuali kepada Allah SWT, sejak itu api menjadi dingin. Allah berfirman “Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim”[2].

Salah satu tujuan dari wakil ilahi diambil dari beberapa kejadian yang berbeda namun terdapat kemiripan dalam kehidupan mereka. Dari kejadian-kejadian seperti yang terjadi pada mereka kita dapat melihat kemiripan tersebut pada kebangkitan Imam Husein as dengan kejadian serupa apa yang terjadi dalam kehidupan Nabi Ibrahim as.


Melawan Berhala Sampai Mati

Sebagaimana Nabi Ibrahim as menghabiskan waktu dan menghidayati kaumnya dengan segala upaya demi melawan kemusyrikan walau jiwanya terancam. Begitu pula dengan Imam Husein as melaksanakan segala upaya untuk menghidayati umat Islam walau dengan mengorbankan jiwa dan keluarganya. Hal ini terdapat dalam doa ziarah Arbain yang isinya bahwa Al-Husein as darah dan jiwanya dihadiahkan keatas altar ilahi sehingga hamba-hambaNya dengan pengorbanannya dibebaskan dari kegelapan jahil dan kedunguan serta dari salah arah yang tidak disangka.

Ketika Nabi Ibrahim as hendak dilempar ke tengah api yang membara ia dengan penuh tawakal kepada Allah SWT, dan tidak meminta bantuan kepada satupun malaikat pada kondisi seperti itu justru hanya sibuk bermunajat, dan pasrah diri kepada Penciptanya.

Perilaku yang sama dilakukan oleh Imam Ali as. Ia dalam keadaan bersujud di dalam mesjid ketika pedang menancap di kepalanya kalimat pertama yang diucapkan adalah “demi sang pemelihara Ka’bah, aku telah meraih kemenangan”. Begitu pula dengan Imam Husein as diakhir hayatnya ketika ditengah kondisi hendak dipenggal lehernya oleh Shimr la, ia bermunajad kepada Allah SWT sembari berkata “Yaa Allah.. aku bahagia atas keridho’anMu dan atas keadilanMu aku bersabar”.


Apakah Tujuan Imam Husein as Tercapai?

Firaun-nya zaman Nabi Ibrahim as (Raja Namrud) untuk mendorong kaum jahil mengakui kekultusannya memerintahkan mereka dengan membakar Nabi Ibrahim as. Dalam buku Tarikh Al-Tabari halaman 416, ditulis bahwa Yazid juga melakukan hal yang sama mengajak masyarakat awam melawan Imam Husein as dengan menggunakan kalimat “wahai para pejuang ilahi, naiki kuda kalian dan surga menantimu”[3].

Dalam riwayat Amaali Shoduq halaman 374 Imam Sajjad as terhadap kehajilan musuh-musuh Imam Husein as mengatakan, “30 ribu orang memerangi kakekku dan setiap orang dari mereka mempunyai tujuan membunuh kakekku untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT”[4].

Al-Qur’an Karim dalam hikayat Nabi Ibrahim as memberikan petunjuk bahwa kekuasaan ilahi adalah kekuasaan yang maha tinggi sehingga menjauhkan kekufuran dan menjaga agama-Nya. Allah berfirman “mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka itu orang-orang yang paling merugi“[5].

Yazid dengan membunuh Imam Husein as ingin menghapuskan cahaya ilahi dan menghancurkan agama Islam. Begitu pula dengan Muawiyyah Ayahnya ketika mendengar nama Muhammad SAW dalam setiap adzan bersedih hati dan ingin menghapus nama penuh berkah tersebut. Namun, kekuatan ilahi lebih tinggi dari pada kekuatan Muawiyyah dan Yazid. Justru nama para Nabi dan Imam semakin didengar dan diabadikan oleh Allah SWT[6].

Syahid Mutahhari juga mengatakan, perlawanan Imam Husein as dengan tentara Yazid ibn Muawiyyah kalau dilihat dari aspek kemiliteran kalah dan Yazid menang. Namun, apabila esensi kebangkitan Imam dipandang secara akal dan keyakinan pemerintahan Yazid sebagai simbol dari sebuah aliran yang mana ingin menghilangkan pemikiran Islami dalam jiwa muslimin. Dan dalam hal ini Imam Husein as berperang melawan simbol tersebut untuk menjaga dan menghidupkan pemikiran Islami yang hakiki. Kita harus jeli apakah Imam Husein as telah berhasil sampai ke tujuan tersebut atau tidak? Dan dapatkah sebuah pemikiran dihidupkan dalam dunia ini atau tidak?

Kita dapat melihat semua itu bisa terjadi. 1300 tahun kebangkitan Imam Husein setiap tahun membawa kemenangan baru. Artinya, setiap tahun Asyuro (10 Muharram), adalah Asyuro. Dan arti dari “setiap hari adalah hari Asyuro” adalah setiap hari menjadikan nama Imam Husein as yang memerangi kezaliman dan kebatilan serta menghidupkan yang hak dan keadilan. Ini adalah kemenangan sejati, dan apakah ada kemenangan yang lebih besar dari ini? Yazidsm dan sekutu Yazid beserta keturunannya musnah, namun Huseinsm, Abbasism dan Zainabism tetap tinggal dan hidup abadi. Tentu saja, bukan sebagai individu melainkan sebagai sebuah ideologi yang menjadi otoritas pemerintahan dalam komunitas mereka. Maka, betul mereka telah tiada namun ideologi mereka tetap hidup abadi[7].

Sebagaimana yang telah ditakdirkan manusia-manusia pilihan Ilahi dan para Imam dan kemenangan ada pada mereka. Kita harus tahu apabila menolong mereka maka Allah SWT akan menolong kita. Allah SWT berfirman “Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu“[8]. Namun, apabila kita tidak melindungi agama Allah SWT maka Allah SWT akan menjaganya sendiri sedangkan kita akan mengalami kerugian dan pada akhirnya, kebenaran akan menang.


Catatan Kaki:

[1] (http://tanzil.net/#21:68)
[2] (http://tanzil.net/#21:69)
[3] Tarikh Al-Tabari halaman 416
[4] riwayat Amaali Shoduq halaman 374
[5] (http://tanzil.net/#21:70)
[6] الصحیح من سیره النبی (صلی الله و علیه وآله)، ج اول، ص 24.
[7] کتاب حق و باطل، ص 38
[8] (http://tanzil.net/#47:7)

https://article.tebyan.net/338530/%D8%A2%DB%8C%D8%A7-%D8%A7%D9%85%D8%A7%D9%85-%D8%AD%D8%B3%DB%8C%D9%86-%D8%B9%D9%84%DB%8C%D9%87-%D8%A7%D9%84%D8%B3%D9%84%D8%A7%D9%85-%D8%A8%D9%87-%D9%85%D9%82%D8%B5%D9%88%D8%AF%D8%B4-%D8%B1%D8%B3%DB%8C%D8%AF-



(Ikmal-Online/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Posting Komentar

ABNS Video You Tube

Terkait Berita: