Himpunan Mahasiswa Bangladesh Universitas Connecticut (UConn), Amerika, minggu ini menjadi tuan rumah program dengan tema "The Rohingya, A Forgotten People" dengan tujuan mengkaji krisis para pengungsi Rohingya di Bangladesh.
Menurut laporan IQNA dilansir dari dailycampus.com, program ini akan diselenggarakan pada tanggal 8 Februari dari pukul 06:30 sampai 21:30 malam, dengan partisipasi berbagai pembicara di markas konferensi universias Universitas Connecticut.
Sohan Aziz, Ketua Himpunan Mahasiswa Bangladesh universitas Connecticut mengatakan, masyarakat Bangladesh sangat ramah dan senang atas kehadiran orang-orang Rohingya yang tak berdaya ini, namun penjagaan populasi besar pengungsi ini tanpa bantuan dan dukungan masyarakat internasional untuk negara padat penduduk dan negara berkembang seperti Bangladesh sangatlah sukar.
“Kendati banyak negara telah berbicara menentang kekerasan yang dilakukan oleh Myanmar terhadap muslim Rohingya dan meminta pemerintah Myanmar untuk mengakhiri kekerasan tersebut, namun secara praktis mereka tidak berbuat banyak untuk warga Rohingya,” imbuhnya.
Aziz dengan mengkritik kinerja lemah PBB terhadap muslim Rohingya mengatakan, Perserikatan Bangsa-Bangsa tidak memberlakukan sanksi apapun terhadap Myanmar dan secara resmi menyebut kekerasan ini sebagai "genosida", sehingga negara-negara anggotanya mengambil tindakan terhadap Myanmar.
Dia menekankan, mengingat bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa mengklasifikasikan konflik Myanmar sebagai pembersihan etnis, masyarakat internasional harus melakukan tindakan serius untuk membantu pengungsi Rohingya dan menekan Myanmar untuk menyelesaikan krisis tersebut.
(Daily-Campus/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar